"Penghargaan yang kau dapatkan terlalu besar. Merayakannya dengan makanan saja ku rasa tidak cukup, kau juga harus mentraktirku berbelanja, yah!" celoteh Angelica di sela-sela makannya di sebuah restoran, membuat Kansa berdecak beberapa kali.
"Kau itu sahabatku atau penjahat yang tengah memerasku, sih?" gerutu Kansa.
"What..e...ver," timpal Angelica tidak peduli dengan nada yang di buat-buat.
"Siapa sih sebenarnya yang konglomerat di sini?" lanjut Kansa bergumam.
"Hei... dengar yah, bukan berarti konglomerat itu hanya bisa memberi. Adakalanya dia juga ingin diberi apalagi dari orang-orang spesialnya. Dan kau termasuk dalam list itu. Pokoknya aku akan selalu mengganggumu jika keinginanku belum kau penuhi." Rajuknya layaknya anak kecil padahal mereka seumuran.
Kansa tersenyum melihat tingkah konyol sahabatnya itu.
Angelica memang terlahir dari keluarga berada. Bahkan sangat berada. Mungkin karena itulah sebabnya dia mempunyai sedikit sifat manja. Namun, di samping kemanjaannya Angelica adalah sosok yang baik dan lucu.
Persahabatan mereka sudah terjalin sejak mereka kuliah di universitas yang sama.
Kehadiran Angelica dalam kehidupnya seperti kehangatan yang menelusup di ruang yang dingin. Mengusir kesepian dan kenangan menyakitkan yang sesekali singgah di benaknya. Membuat kehidupannya menjadi lebih ceria.
Akhirnya Kansa mengabulkan permintaannya dan membuat Angelica benar-benar layaknya anak kecil. Dia seolah melupakan umurnya dan kembali ke masa kanak-kanaknya.
Seperti gansing dia berputar kesana kemari mengambil pakaian demi pakaian yang dia sukai, mencoba lalu menunjukannya dengan berpose di depan Kansa layaknya seorang model.
Tidak hanya pakaian, ia juga mencoba beberapa sepatu. Kemudian dilanjutkan dengan memilih dan mencoba berbagai aksesoris untuk melengkapi penampilannya.
Angelica benar-benar menjadikan Kansa layaknya cermin. Tiap kali dia mencoba maka dia akan menunjukannya pada Kansa.
Mereka kini berjalan keluar. Pergelangan tangan Angelica di penuhi dengan paper bag yang berisikan belanjaannya. Bahkan karena saking banyaknya Kansa pun ikut membawakan belanjaannya.
"Malam ini aku menginap di rumahmu, yah! Kedua orang tuaku sedang berada di luar kota. Aku tidak ingin sendirian," ucap Angelica setelah menaruh belanjaannya di dalam mobil.
"Kalau begitu pulanglah duluan! Ini kuncinya," timpal Kansa seraya memberikan kunci rumahnya pada Angelica.
"Kenapa? Kenapa kita tidak pulang bersama saja?"
"Aku ada acara talk show di salah satu stasiun televisi setelah magrib nanti. Jika aku pulang sekarang, itu hanya akan membuang waktu karena sekarang sudah pukul setengah enam."