PIGEON

Kaviiaaa
Chapter #7

Fighting, Lara!

Suasana kantin siang ini cukup ramai. Ada yang sudah memberi makan cacing-cangin di perutnya dan ada yang masih menunggu pesanan diantar mang Agus. Beberapa siswa lebih memilih berdiam di dalam kelas. Seraya menunggu pelajaran berikutnya dimulai.

Lara dan Tala duduk di meja biasa sembari menunggu pesanan. Matanya terus mengintari seluruh sudut kantin. Mencari sosok Wawan. Meski tak ada satu inci ruang kantin pun yang terlewati oleh kornea matanya, ia tetap tak menemukan Wawan. Ah, mungkin Wawan tidak ke kantin atau aku yang telat, ya? Tapi tadi di kelasnya udah nggak ada orang, bathinnya sambil menekukkan wajah ke meja.

“Kenapa muka lo ditekuk gitu?”

“Nggak apa-apa, gue cuma lagi nggak mood aja.” 

Selang beberapa waktu, akhirnya mata Lara berbinar bulat. Bibir ranumnya melengkungkan senyum sempurna. Ia seperti mendapatkan oksigen untuk kelangsungan kisah asmaranya. Tala yang menyaksikan kelakuan sahabatnya ini hanya bisa tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.

“Bentar ya, Tal.” Lara melangkah ke arah Wawan.

“Mau ke mana lo?” tanya Tala setengah berteriak.

Lara tak mempedulikan pertanyaan Tala dan fokus pada tujuannya. 

“Wawan!” sapanya dengan senyum paling indah seantero SMA Harapan Buana.

Wawan memejamkan mata, menghirup napas dalam-dalam kemudian menghela dengan berat. Takdir apa yang sedang dialaminya? Mengapa ia harus berhadapan lagi dengan gadis seaneh Lara? Padahal ia berharap di sekolah ini akan mendapatkan ketenangan lebih. Tapi ia justru tak dapat bernapas tenang.

“Wawan, nggak baik pura-pura budek. Ntar sama Allah dijadiin beneran lho.”

Wawan masih tak peduli. Ia terus menyeruput es cappucino buatan mang Agus.

“Wawan!! minta nomor teleponnya!!” ucap Lara masih melanjutkan misi. 

“Lo bisa, nggak, sih, nggak usah ganggu gue?!” 

“Nggak bisa. Denger ya, Wawan! Lara nggak pernah gangguin Wawan. Lara itu pengen PDKT sama Wawan. Kalau Lara nggak deketin Wawan, kapan bisa jadiannya dong,” papar Lara tak menghiraukan beberapa mata menatap mereka.

“Gue nggak suka sama lo, apalagi jatuh cinta. Jadi nggak ada kata jadian,” bantah Wawan berdecak malas.

“Ya udah kalau gitu, pacaran,”

“Nggak!”

“Iya!”

Wawan terdiam sejenak. Menghayati kejadian apa yang tengah menerpanya. Mencari jawaban mengapa Tuhan kirimkan gadis aneh seperti Lara ke dalam hidupnya.

Lihat selengkapnya