PIGEON

Kaviiaaa
Chapter #8

Nomor Baru

Mobil HRV itu dikemudikan dengan kecepatan standar. Bersiap mengantarkan pengendara dan penumpangnya ke tujuan. Meninggalkan SMA Harapan Buana yang sudah sepi. Lara menatap mamanya yang fokus menyetir. Kemudian dia alaihkan pandangannya ke depan.

“Kamu harusnya bilang sama Mama kalau dirundung di sekolah. Atau aduin aja sama pihak sekolah,” ujar mamanya yang masih geram dengan perlakukan Kesya kepada putri kesayangannya.

“Nggak apa-apa, Ma. Lara bisa jaga diri kok.”

“Tapi kalau kejadian kayak tadi terulang lagi gimana? Untung aja tadi Mama lihat, kalau nggak, kamu bisa berantakan karena ulah anak itu,” cemas mamanya.

“Mama nggak usah khawatir. Lara pastikan kejadian serupa tidak akan terulang lagi.”

Mamanya menghela panjang. Berusaha percaya dengan ucapan Lara. Berusaha menata hati, agar tak terlalu negatif thinking dengan kejadian yang sewaktu-waktu dapat mempersulit putrinya. Dia tidak ingin Lara kesulitan apalagi sampai dirundung teman di sekolahnya. Ia menjaga Lara dengan sangat hati-hati, bagaimana mungkin ia biarkan orang lain yang akan menyiksa putrinya.

Perjalanan menuju rumah masih sekitar sepuluh menit lagi. Lara merogoh ponsel dari saku seragamnya. Dia seperti sedang menunggu notifikasi pesan dari seseorang. Membuka aplikasi chat, sesaat kemudian menutupnya lagi kala tak melihat ada pesan dari orang yang tengah ditunggunya.

Lara menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi mobil. Sejenak ia mencoba menutup mata, menikmati semilir angin yang menusuk pori-pori wajahnya lewat kaca mobil yang dibiarkan terbuka. 

Kling...

Nada poselnya membuyarkan Lara. Ia kembali menatap ponsel itu dengan Wajah berbinar. Senyum kemenangan mengembang dari wajah cantiknya. 

Yess!” ucap Lara spontan saat melihat isi pesan yang baru saja didapatkannya.

Devi menoleh ke arah Lara, menyadari Lara yang sedang sibuk dengan dunianya. Dia menatap Lara dengan sedikit bingung, masih berusaha mencerna apa yang tengah terjadi pada putrinya itu. 

“Kamu kenapa, Sayang? Kayak senang banget,” ucap Devi memutuskan bertanya karena analisanya tak mendapatkan jawaban apapun.

“Lara cuma lagi chat sama kak Riu, Ma.”

“Tumben senang gitu pas lagi berhubungan dengan kak Riu. Biasanya naik pitam terus,” goda mamanya.

“Hahaha, iya. kak Riu bantuin Lara ngerjain proyek besar. Dan kak Riu berhasil,” jelas Lara tak bisa menyembunyikan ekspresi bahagianya.

“Bagus, deh, kalau gitu. Mama bahagia lihat kalian akur begini.”

Lihat selengkapnya