Wawan sudah stanbye dengan sepeda kesayangannya di pintu masuk ke area Loka Zoo. Tak lama kemudian Lara tampak ke luar dari taksi yang menumpanginya.
“Hai, Wawan,” sapa Lara dengan keceriaan seperti biasa.
“Oh, hai,” balas Wawan singkat.
“Wawan udah nunggu lama, ya?”
“Iya.”
“Maaf Lara telat.”
“It's okey.”
Keduanya kemudian memasuki area Loka Zoo. Wawan menukarkan tiket online tersebut dengan tiket cetak. Kemudian diserahkannya dua tiket itu ke tempat registrasi.
“Wawan suka ke tempat kayak gini nggak?” tanya Lara membuka pembicaraan.
“Biasa aja.”
“Oh gitu. Tapi kalau Lara suka banget ke tempat kayak gini. Cuma di sini Lara bisa ketemu sama hewan kesukaan Lara.”
“Hewan apa?”
“Nanti Wawan bisa lihat sendiri. Kandangnya udah nggak jauh kok dari sini.”
Wawan mengikuti langkah Lara.
“Nah ini yang Lara maksud,” ucap Lara saat telah menemukan hewan kesukaannya itu.
“Kenapa Koala? Padahal dia hewan yang dianggap bodoh.”
“Hehe. Walaupun dia hewan yang dianggap bodoh. Tapi koala itu lucu dan menggemaskan. Dia adalah hewan yang punya jam tidur lama. Bahkan dalam sehari koala bisa tidur 18-20 jam. Empat jamnya lagi biasanya digunain buat nyari makan dan nyari pasangan. Terus katanya, kalau koala nggak nemuin pasangannya, dia tidur lagi. Lucu ‘kan?” papar Lara menjelaskan dengan sangat antusias.
Wawan mengangguk. Entah benar mendengarkan penjelasan Lara hanya Wawan dan Tuhan yang tahu.
“Kalau Wawan suka hewan apa?”
“Merpati, mungkin.”
“Kenapa?”
“Nggak ada alasan.”
“Kok nggak ada alasan?”
“Gue bukan pengamat hewan, jadi gue nggak tahu faktor penyebabnya. Kalau suka, ya udah, suka aja.”
“Hm, Lara rasanya pengen jadi merpati sekarang juga.”
Wawan menoleh. “Lo aneh lagi.”
“Merpati itu beruntung, bisa disukai Wawan tanpa alasan. Bikin iri aja.”
Wawan hanya diam.
“Wawan ngajak Lara ke sini karena udah suka sama lara, ya?”
“Jangan mulai lagi!”
“Berarti bukan. Terus Wawan udah ada rencana mau suka sama Lara nggak?”
“Nggak.”
“Kalau besok gimana?”