PIGEON

Kaviiaaa
Chapter #20

Kasus

Masih pagi sekali, tangan kecil Lara sudah semangat meletakkan roti selai cokelat di kolong meja Wawan. Kejadian memalukan yang paling menyakitkan kemarin ditenggelamkanya di laut merah, membenam bersama Fir’aun. 

Bagi Lara, Wawan tak sepenuhnya salah. Dia yang sudah mendesak Wawan berkata demikian. Jadi, tak seharusnya Lara berlama-lama marah pada Wawan. Nanti juga pasti dia sendiri yang sesak menahan gejolak kerinduan.

Masih belum sempat Lara ke luar dari kelas itu. Sepasang mata berhasil menangkap Lara dan kegiatan yang dilakukannya di kelas tersebut.

“Lo nggak usah repot-repot naro bekal di kolong gue lagi.”

Lara tersentak. Matanya mengatup sempurna saat menyadari dia tertangkap basah. Sontak dia mengutuki diri yang tak hati-hati.

Lara membalikkan badan, terlihat Wawan berdiri sempurna menyandarkan tubuhnya pada pintu dan tangan sebelah kirinya masih berada di saku.

“Hai, Wa-Wan,” ucap Lara melambaikan tangan dengan ragu-ragu. “Selamat pagi,” tambanya masih sedikit ketakutan, tapi Lara menyembunyikan kondisi hatinya di balik senyum yang kini mengembang sempurna.

 Wawan hanya diam. Menatap Lara masih dengan tatapan dingin seperti biasa.

“Wawan masih marah, ya sama Lara?”

Wawan masih diam.

“Wawan nggak mau ngomong lagi sama Lara?”

Wawan tetap fokus pada tatapannya.

“Maafin Lara, ya. Lara nggak maksud sarkas gitu kemarin ke Maureen,” jelasnya.

“Tapi, meskipun Wawan masih marah, bekalnya tetap harus dimakan, ya,” pinta Lara.

“Oh iya, sekedar info, Lara udah nggak marah kok sama Wawan. Jadi Wawan juga jangan lama-lama marah ke Lara,” ucapnya masih mengoceh tak memberi celah untuk Wawan bicara.

“Ya udah, kalau Wawan nggak mau ngomong, Lara balik ke kelas dulu,” sambungnya mulai berjalan ke arah pintu, tempat Wawan berdiri.

“Gimana gue mau ngomong kalau lo nyerocos terus?” 

Lara mengulum senyum, meski tetap dingin, akhirnya Wawan mengeluarkan suara yang katanya berbayar, harga paket platinum paling mahal.

Lara menoleh, memutar badannya ke kiri, menatap Wawan yang kini tepat di hadapanya.

“Wawan udah nggak marah sama Lara? Wawan udah mau ngomong sama Lara?” tanya Lara sangat antusias.

“Gue mau minta maaf karena kemarin udah maki dan nuduh lo. Pasti malu banget, ya?”

Lara tersenyum, “Lara udah maafin Wawan kok. Wawan mau ngomong aja, Lara udah bahagia banget.”

Wawan tersenyum tipis.

Thanks bekalnya. Gue suka, tapi alangkah lebih bagus lagi kalau lo bawain nasi goreng. Biar lama kenyangnya.”

Lara terkekeh. Wawan kembali tersenyum.

***

Lara mengageti Tala yang tengah sibuk membaca di ruang baca perustakaan. Pasalnya, Tala tengah mencari bahan untuk makalah kelompok mata pelajaran sosiologi, tentang kriminalitas dan kesejangan sosial di indonesia.

Selain membaca buku di perpustakaan, Tala dan kelompok yang termasuk Wawan di dalamnya juga menambahkan bahan dari internet dan surat kabar .

“Gue bantuin, ya?!”

“Pasti karena Wawan di kelompok gue kan?”

Lihat selengkapnya