List perjalanan hari ini akan dicoret Lara. Dia lebih suka mendengarkan cerita Wawan sembari duduk nyaman dengan hidangan beberapa jenis makanan dan cemilan. Toh juga tadinya dibuat daftar begitu supaya bisa seharian dengan Wawan. Namun, hari ini Wawan menunjukkan ekpresi yang berbeda. Dia terlihat aktif dan lebih akrab dari biasanya.
“Wawan masih ingat nggak waktu Lara ngajak Wawan ke show comeback pianis kesukaan Lara.”
“Iya.”
“Tanpa sengaja hari ini Lara bisa ketemu orangnya langsung.”
“Selamat.”
“Tahu nggak orangnya?”
“Siapa?”
“Bundanya Wawan. Tante Asti. Makanya Lara jengkel karena Wawan nggak cerita kalau bundanya Wawan itu seorang pianis terbaik, favorit Lara lagi.”
“Sekarang kan udah tahu.”
“Iya, dunia emang penuh kejutan,” balas Lara tersenyum. “Sekarang Lara yang ngejar Wawan, beberapa waktu lagi Wawan yang bakalan jadi bucin ke Lara.”
Wawan hanya diam.
Usai menyantap makan siangnya, Lara dan Wawan mulai meninggalkan mall tersebut. Namun, ketika melewati toko perhiasan, kaki Lara berhenti otomatis. Matanya lekat melihat sebuah gelang terpajang di barisan paling depan.
“Wawan,” panggilnya dengan nada paling manja.
“Kenapa?” tanya Wawan tak mengerti.
“Beliin Lara gelang itu!” pintanya dengan nada rayu.
“Kok minta ke gue?”
“Lara kan ke sini sama Wawan.”
Wawan mengela napas berat.
“Gue ke sini dipaksa sama lo!”
“Tetap aja Lara ke sini sama Wawan. Lagian kan Wawan bentar lagi jadi pacar Lara,” sambungnya lebih percaya diri.
“Beli sendiri!”
“Uang tabungan Lara nggak cukup.”
“Lo mau pulang atau gue tinggal di sini?” bentak Wawan berjalan meninggalkan Lara.
“Kok Wawan jadi dingin lagi? Tadi udah agak anget,” gerutunya kesal.
Lara hanya bisa menatap gelang itu dengan tatapan iba. Harusnya, gelang itu sudah berada di lengannya saat ini. Tapi Wawan memang pria yang susah ditebak bin menjengkelkan. Harusnya Lara bawa Ironman saja, biar bisa dibelikan gelang begitu sepuluh dus.
“Wawan,” panggil Lara di dalam mobil saat menuju rumah.
“Hm?”
“Hati Wawan perisainya berapa lapis? Kenapa susah ditembus?”
“Gue pakai baju bukan perisai.”