Pilihan.

LSAYWONG
Chapter #2

#2. Acara perjodohan.

"Huh! sampai juga, terasa membakar jiwa! Panas banget," celoteh Velda.

Dia membuka kulkas, lalu ambil botol minuman, dan meneguh hingga setengah tanpa ada rasa panas pada tenggorokannya. Setelah itu dia menghampiri meja makan penutup sayur, ada kangkung tumis, terong sambal, ikan goreng, sama beberapa gorengan di meja berbaris.

Di singkirkan penutup sayuran itu ke atas kulkas, dia ambil piring dan sendok. Kemudian duduk makan tanpa mencuci tangan lagi. Perutnya lebih diutamakan daripada kebersihkan.

Makan dalam diam memang prinsipnya. Setelah selesai makan, dia pun mengangkat piring diletakkan begitu saja. Karena yang akan mencuci itu si bibi Zaina. Pembantu rumah tangga yang sudah lama tinggal di rumah tanpa bertingkat itu.

"Baru pulang, Non?" tegur Bibi Zaina habis angkat jemuran baju di belakang halaman rumah.

"Iya, nih, Bi. Panas, terus baru siap makan," sahutnya memukul perut tak berlemak itu.

"Syukurlah, oh iya, Non. Ibu Raiya sama bapak Jonathan berpesan, kalau Nona Velda sudah pulang. Di minta bersiap-siap. Katanya mereka mau ajak makan malam di luar." Bibi Zaina memberitahukan kepada Velda.

Velda mengerut. "Ajak makan malam? Untuk apa? Terus di dapur banyak sayur. Kok, ajak makan malam lagi. Ini pasti ulah mama!" Merepet Velda

"Kurang tau, Non. Cuma diminta sampaiin sama Nona Velda saja," katanya, lalu pergi membawa baju yang sudah kering tadi.

Sementara Velda masuk ke kamarnya mengempaskan tubuh atas kasur sangat empuk, cuma dia itu lebih suka tidur di bawah lapis kasur tipis lipat.

Merogoh ponsel dari celana biru jins-nya. Ponselnya suka banget pakai kata kunci biar nggak ada yang sembarangan membajak sosial medianya. Banyak pesan masuk entah apa saja isinya. Rata-rata operator dari Telkomsel, terus pinjaman uang, terus kouta internet waktu akan berakhir.

Dia mengabaikan pesan semua tidak bermutu itu, yang harus dia lihat adalah sosial media seperti Facebook, instagram, whatsapp, BBM. Aplikasi BBM- nya sudah sepi, pengen banget dihapus aplikasi itu. Cuma terlalu disayangi bisa lihat group beberapa online di sana.

Setelah puas dengan aplikasi chatting-nya. Dia mulai mengalihkan ke sosial media, Facebook sama hal dengan aplikasi lainnya serba online shop. Instagram pada enak jalan-jalan keluar negeri. Yang paling dibencinya itu satu status amarah pelakor merebut suami, sesama wanita pun bisa berantem. Lagi asyik sama sosial medianya, panggilan telepon masuk membuat dirinya mendecak kesal.

Lihat selengkapnya