Para karyawan penerbit media surat kabar tengah berkumpul di warung Nenek Anik, langganan setia Velda. Velda meletakkan sepeda seperti biasa di belakang pos satpam, kemudian dia menyeberang ikut bergabung dengan para kru karyawan ada di sana.
"Nek, seperti biasa, ya!" teriak Velda menarik kursi yang lain sedang menikmati nasi padang ala masakan Nenek Anik.
Nenek Anik adalah pemilik warung beraneka macam makanan, kalau mau cari makanan halal atau pun non halal ada di sini. Tentu Nenek Anik menyediakan segala makanan itu. Para gojek atau pun Go-Foods telah mengetahui dan terkenal malahan.
"Ke mana saja sih kamu. Lama banget, Keburu dingin burgernya!" ketus Nando, berikan kepada Velda makanan favoritnya.
"Kan, aku sudah kasih tahu ke kamu, kalau tadi terjadi kecelakaan kecil di jalan. Gara-gara kaca mata minusku bermasalah!" balasnya membuka bungkusan burger King dari MC Donald, kebetulan Nando beli ayam goreng selalu dapat gratis burgernya.
"Itu makanya, gak terbiasa pakai kaca mata jangan. Ngapain pula pakai acara nangis di tengah malam!" Dapat omelan dari Nando, si play boy cap gayung super. Jika diperhatikan, nando suka sama Velda. Hanya saja rasa suka itu tidak memungkinkan untuk bisa diterima.
"Jadi kamu gak kenapa-kenapa, kan?" tanya Andra, paling care banget sama Velda.
"Engghak!" Mulutnya penuh makanan belum sempat dikunyah dan telan.
"Makan dulu, nanti tersedak." Nando mengomel lagi.
Beginilah suasana di hari Sabtu, pekerjaan hanya setengah hari para karyawan pada bersiap untuk pulang ke rumah, ada juga singgah ke mal terlebih dahulu, menghilangkan mumet.
Lalu bagaimana dengan Velda, dia harus membawa sepeda buntutnya ke rumah sakit alias bengkel langganan, sebenarnya tidak terlalu parah untuk sepedanya, hanya sedikit bermasalah dengan setang, dan rem.
"Aku balik dulu, ya! Mau bawa sepeda kesayangan ke rumah sakit," katanya, bangkit dari duduknya setelah apa yang ada di meja makan ludes tanpa tersisa sedikit pun.
"Cepat banget! Besok, kan, bisa bawa ke rumah sakit!" sambung Johan.
Johan Anderson Watoto, 26 tahun. Baru saja menikah dengan seorang wanita cantik. Bisa dikatakan adalah cinta lokasi, jodohnya itu Sheren Anggraini Purnama, usianya setara dengan Johan. Pokoknya serasi banget setiap datang ke kantor selalu gandengan tangan.
Hanya saja latar belakang mereka berbeda, sejak menikah hubungan mereka semakin hari semakin jauh ketika mereka pacaran. Ada saja keributan pribadi di antara mereka berdua. Kadang Velda lebih memilih menghindar dari Johan, karena istrinya ini selalu prasangka buruk terhadapnya.
"Gak, besok rumah sakitnya gak buka, sepertinya dia juga bakalan setengah hari bukanya. Duluan, ya! Nando, thanks burgernya, sering-sering, Pak Andra, duluan ya. Sori, aku gak bisa lama-lama. Bye!"