Hari sudah gelap, malam ini begitu sunyi ditemani musik mengalun rendah. Dina lagi tiduran santai sambil mendengar lagu, menghayati setiap kata-kata lirik lagu yang terdengar. Baru kali ini ia bisa menikmati waktu yang biasanya sangat jarang ia dapatkan. Di tengah mendengar lagu, tiba-tiba ia teringat kejadian waktu di kampus beberapa hari yang lalu, di saat ia terjatuh dan laki-laki itu.
‘Siapa dia? Aku belum pernah melihat dia sebelumnya. Raut wajah yang khawatir dan sangat terkejut melihat wajahku yang menangis.’ Dina menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghilangkan ingatan itu, yang membuatnya menangis parah dan laki-laki bernama Reno itu. Laki-laki itu sudah seperti penyayi profesional saja, membawa gitar yang disampirkan di pundaknya.
Suara dering telpon membuat Dina langsung terduduk dari tidur-tidur santainya, dan lamunannya terhenti seketika. Ia langsung melihat handphonenya, ternyata mama lah yang menelpon. Dina menggeser tombol hijau dan mematikan musik di handphonenya.
“Halo ma, assalamualaikum.” Sapa Dina
“Waalaikumussalam, lagi ngapain, Din?”
“Gak ada ma, Cuma duduk-duduk aja.”
“Bagus la, biasanya kalau kamu ditelpon pasti lagi sibuk terus.”
Dina hanya tersenyum mendengar ucapan mamanya itu, yang memang akhir-akhir ini semenjak ia mulai KKN, sangat jarang bisa nelpon dalam keadaan santai seperti ini.
“Gimana kuliahnya Din, udah selesai skripsinya?”
“Belum ma, masih ada yang harus direvisi”
“Berarti udah tiga kali dong Din, kamu merevisi”
“Iya.” Jawab Dina singkat.
Setelah itu pembicaraan terus berlanjut dengan berbagai macam topic dibahas, mamanya yang sering bercerita dan Dina yang menanggapi. Setengah jam berlalu dan mamanya pun selalu berpesan jika sudah mau diakhir, yang pesannya selalu sama setiap kali menelpon. Tapi sekarang bertambah satu pesan diberikan Mama Dina, yaitu, ‘cepat selesaikan skripsinya, jangan tergesa-gesa ngerjainnya, itu yang membuat salah. Kalau udah capek hentikan, lanjutkan besok.’
Dina yang baru mematikan sambungan telpon pun langsung menghela napas, begitulah mungkin selama ini ia selalu melihat orang lain yang sudah selesai, sedangkan setiap orang memiliki porsinya masing-masing. Itu yang membuatnya selalu memburu dan ujungnya pasti ada kesalahan karna tergesa-gesa tanpa melihat situasi badan dan pikiran yang sudah capek.
Dina kembali berbaring dan memikirkan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan kepada dirinya sendiri. Tanpa sadar Dina menguap karna rasa ngantuk kembali datang menyerangnya. Dina mematikan lampu kamar, lebih baik ia tidur karna tubuhnya memang sedang membutuhkan istirahat yang cukup. Tak butuh waktu lama Dina langsung tertidur pulas.
***
Hari minggu yang begitu cerah sampai panasnya sangat terasa ke kulit. Membuat orang-orang sangat malas untuk keluar rumah. Hari minggu adalah hari yang ditunggu-tunggu kedatangannya, setelah enam hari melakukan aktivitas yang sama di setiap harinya, yang tak jarang membuat sebagian manusia capek dan muak. Hari minggu hanya satu hari tapi sangat berharga. Bisa bersantai, berkumpul, menepi sejenak dari hiruk pikuk bisingnya kota, dan menikmati setiap detik waktu yang terlewat.
Dina sedang berjalan ke sebuah warung di tengah teriknya panas matahari siang. Dina ingin membeli telor dan mie instan untuk ia makan siang ini. Tadi pagi ia hanya makan roti dan susu, ia malas sekali pergi keluar untuk membeli sambal karna panasnya matahari yang menusuk. Lebih baik pergi ke warung yang berada tepat di depan kosnya.