Pilu si bungsu

Nurajizah
Chapter #2

Bapak dengan segala kasih sayangnya

3 tahun sudah berlalu, pekerjaan bapak lancar tanpa hambatan. Aku sudah sangat terbiasa tinggal berdua dengan mamah. Mamah menghitung kalender setiap bulan sekali bapak pasti pulang. Aku bermain dengan temanku, namanya Mili. Dia temanku yang paling baik, pengertian dan sangat aku kagumi dia pintar sekali mengaji dia lebih tua 2 tahun dariku.

"Ngomong-ngomong bapak mu belum pulang, Ailin?" tanya Mili sembari memainkan mainan Bongkar Pasang

"Belum Mil, kata mamah sih hari ini nanti kalau bapak aku pulang pasti bawa makanan yang banyak nanti aku kasih ke kamu ya" Sahutku pada Mili.

Aku dan Mili akhirnya pergi ke pinggir jalan, menunggu bapak ku datang. Tapi menjelang siang bapak masih saja belum datang. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang kerumah masing masing karena sebentar lagi kami harus Ke madrasah untuk mengaji.

Di madrasah saat mengaji, pikiran ku hanya tentang bapak. Bapak hari ini pulang, aku sangat rindu dengan bapak. Pulang mengaji teman-temanku mengajak main di lapangan seketika lupa tentang apa yang ku pikirkan dari tadi.

"Ailin, itu bapak kamu kan?" Teriak mili mengalihkan pandanganku. Kulihat bapak naik mobil pick up bersama domba-domba diatas sana. Kacamata hitam, rambut gondrong, kemeja pendek, dengan celana cutbry, padu padan dengan sepatu flat.

Segera ku ambil kresek tempat Alquran dan aku berlari Sekencang-kencangnya. "BAPAKKKKK" aku berteriak sambil ngos-ngosan. Mengejar mobil pick up domba yang bapak tumpangi. Bapak tidak mendengarku, aku berjalan kaki karena lelah mengejar mobil itu. Sampai lah dirumah, ku lihat bapak sedang menurunkan barang-barang yang sangat banyak. "Bapak" Teriakku mengagetkan. "Ailin" Sahut bapak sumringah. Aku langsung memeluk bapak. "Ailin tadi di lapang bola, liat bapak. Ailin kejar tapi bapak gak nengok" jelas ku pada bapak. Bapak terlihat khawatir dan belutut mengusap pipi ku. "Iyakah nak? Bapak gak denger Ailin panggil bapak, maafin bapak ya" jawab bapak terlihat cemas. Terlihat mamah membantu bapak membawa barang-barang yang bapak bawa dari Jakarta.

Tanganku tidak lepas dari genggaman bapak. Bapak terlihat sangat modis pada masanya. Kulitnya putih bersih, bahkan sangat jauh dari tanganku yang hitam yang kusam. Akhirnya Aku dan mamah membuka koper bapak yang besar, dan beberapa dus. Wah bapak membawa macam-macam kue, susu, dan minuman marjan. Dan ya, bapak membawakan ku kaos kaki cantik sekali ada 1lusin pasang kaos kaki.

"Bapak bawa banyak banget makanan dan bawain aku kaos kaki cantik banget, boleh gak aku kasih 1pasang buat Mili, pak" Ucapku bahagia.

"Kasih 2pasang aja buat mili, sayang. Bapak juga bawain sepatu high heel dan dress buat mamah, pasti sangat cocok dipakai mamah" ucap bapak sembari mengeluarkan hadiah buat mamah. Mamah ku tersipu malu, dan segera mencoba pakaian yang bapak beri sebagai kejutan. Dress bawah lutut dan sepatu heel 4cm, terlihat cocok dengan rambut urai sebahu, tak lupa dengan bando polos semakin membuat mamah sangat cantik.

"Cantik sekali mamah..Oh ya mah, kayak nya uang bulan ini, kita beli kursi baru ya. Mamah pilihin ya mana pun mamah suka bapak belikan" ucap bapak mengejutkan kami.

Lihat selengkapnya