Senin, rasanya baru kemarin aku menghadapi upacara bendera. Nenek tidak di rawat inap hari sabtu kemarin. Beliau sudah membaik dan dibolehkan pulang hari itu juga. Teringat kembali pada Alvan, hari ini dia juga tidak terlihat di sekolah.
"Alvin, kakak kamu belum pulang dari rumah sakit? " tanyaku penasaran
"Kamu tahu dia di rumah sakit dari mana Ailin?se perhatian itu ya?" jawabnya ketus seperti biasanya
"Waktu hari sabtu kemarin yang aku izin pulang cepet karena harus ke rumah sakit nganter nenek, aku liat mamah kamu terus alvan sedang berbaring di kasur rumah sakit" jawabku membuat teman temanku kepo.
"Emang alvan sakit apa sih? Kok bisa sampai 1 minggu dia belum sekolah juga" Tanya wiguna juga penasaran
"Udahlah, Alvan cuma sakit biasa kok, udah pulang juga dari rumah sakit sekarang juga sekolah kayaknya" kata Alvin sembari berjalan menuju lapang sekolah.
Melihat tingkah laku Alvin, aku gak tau kenapa dia sangat se dingin itu kalau berbicara tentang kakak nya. Bel tanda upacara akan segera dimulai, aku seperti biasa baris paling belakang. Saat upacara dimulai, ku melirik ke jalan raya. Alvan! Dia beneran sekolah? entah kenapa hatiku sangat gembira. Dia langsung ke kelas dan mamah Alvan mendampingi. Upacara selesai. Aku buru-buru ke kelas karena ingin bertemu Alvan.
"Alvan, kamu udah sehat?" tanyaku sumringah
"Udah, alhamdulillah ailin" Jawabnya dengan senyum manis
"Uh, Ailin tanya tanya terus galau ya Alvan gak sekolah hampir seminggu? " Ledek Haidar membuatku sangat malu
"Apa sih Haidar, wajar dong nanya temen yang udah lama gak sekolah karena sakit" jawabku membela diri
Alvan malah tertawa liat aku tersipu malu. Ku lihat mamah Alvan sedang berbincang dengan Wali kelas kami. Entah apa yang dibicarakan seperti sangat penting. Mungkin karena Alvan kemarin tidak sekolah hampir satu minggu.
Bel berbunyi tanda pulang. Aku, Haidar, Lina, wiguna, Alvan Dan Alvin kami pulang bersama jalan kaki. Namun ada yang berbeda dari biasanya. Alvan! Setiap berapa menit berjalan, dia jongkok dan terlihat menghela nafas.
"Alvan, kamu baik baik aja? " Tanya Haidar
"Mungkin kemarin Alvan habis sakit, jadi jangan terlalu cepet yah jalannya apa mau aku gendong Van?"kata Wiguna sambil berjongkok menghampiri Alvan
" Enggak usah, aku bakal sering cape jadi kalian duluan aja" lirih Alvan
"Kami setia nungguin kamu Alvan, kita pelan-pelan aja ya jalan nya, yang penting sampai tujuan" ucapku menenangkan
"Cieelah setia, kamu apa kita? Ailin?" Ledek Lina.
Lagi lagi Alvan tertawa karena hari ini banyak sekali yang meledek ku. Benar saja, sebentar kami berjalan Alvan kembali berjongkok seperti menahan sakit. Rumah ku lebih dulu sampai ku ajak teman-teman mampir untuk sekedar minum.
"Ayo, kita minum dulu. Ada jambu kalian ngambil buat rujak di rumah" Ucapku
Alvan diam di teras papan rumahku dia memang terlihat pucat dan letih. Dia tidak ikut naik pohon jambu. Dia hanya minum lalu melamun. Entah kenapa Aku melihat nya sedih. Kenapa sebenarnya Alvan?