PINJAM DULU SERATUS

Euis Shakilaraya
Chapter #1

BAGIAN 1 KONDAR - Sebuah Kejutan

[ Putri : Tari, bisa pinjem dulu seratus, nggak? ]

Sebuah pesan singkat yang sukses membuat hari indah Tari menjadi tidak menyenangkan. Pesan tersebut dikirim oleh sahabatnya, Putri. Tari sengaja tidak membalas pesan Putri dan langsung menelponnya.

Seorang Putri Anaya Dahayu tidak mungkin mengirimkan pesan seperti itu. Tari mencium adanya ketidakberesan.

Teleponnya tidak diangkat oleh Putri. Tari semakin khawatir. Akhirnya dia memutuskan untuk membalas pesan Putri.

[ Tari : Put, everything’s ok? ]

[ Putri : I’m not ok, Tar. Boleh mampir? ]

[ Tari : Boleh, silakan ke sini kapanpun kamu bisa ]

***

HARI YANG INDAH__untuk sebuah tragedi yang berada tepat di ambang pintu rumah Tari. Mendengar bel rumahnya berbunyi, Tari buru-buru memakai jilbab dan membukakan pintu. Dia melihat Putri terisak dengan wajah sembab dan basah oleh air mata. Buru-buru perempuan itu meraih tubuh Putri, menuntun dan membantunya duduk di sofa ruang tamu. Tari bergegas ke dapur untuk membawakannya air mineral.

“Minum dulu, Put.”

Putri menerima gelas dari tangan Tari dan meneguknya perlahan.

“Ada apa?” tanya Tari pelan.

Putri kembali menangis tersedu-sedu membuat Tari kebingungan. Bertahun-tahun mengenalnya sebagai rekan kerja dan masih berhubungan baik bahkan setelah tidak bekerja di perusahaan yang sama membuat Tari sangat memahami perempuan yang ada di hadapannya itu. Dia bukan orang yang seberantakan ini. Putri selalu terlihat cantik dan stylish. Dia selalu mengenakan pakaian yang rapi dan mix and match yang pas. Tapi sosok di depan Tari kini hanya terlihat memakai kaos pendek yang ditutupi sweater, jilbab bergo dan celana olahraga.

Tari mulai menduga-duga hal yang bisa saja terjadi kepada Putri. Kemungkinannya adalah, Bagas selingkuh atau Putri yang ketahuan selingkuh. Bisa juga dengan skenario yang buruk yaitu Bagas melakukan KDRT terhadapnya atau kemungkinan terburuk terakhir yang terlintas di kepala Tari, yaitu Bagas meninggal. Tari menggelengkan kepala dan menghentikan semua pikiran liarnya. Dia mengambil gelas dari tangan Putri, memeluknya erat berusaha menenangkan sahabatnya itu.

It’s oke, Put. Kamu bisa nangis sepuasnya.”

Putri melepaskan pelukan Tari, menyeka air matanya dengan lembut.

“Maaf aku datang tiba-tiba, tapi aku udah nggak tahu lagi harus gimana.” Suara Putri patah-patah. Seperti ada yang tersangkut di tenggorokannya. Putri terlihat sedang bersusah payah untuk bercerita. Tari menyodorkan beberapa lembar tisu.

“Nggak apa-apa. Kamu bisa cerita ke aku. Ada apa?” bujuk Tari.

“Aku habis, Tari. Bener-bener habis!”

“Bagas selingkuh?” Tebakan Tari disambut gelengan kepala Putri.

“Dia pukul kamu?” Putri kembali menggeleng.

Tari kehabisan ide. Tidak mungkin dia bertanya soal kematian Bagas.

“Kamu bisa cerita apapun ke aku, Put. Aku janji rahasia kamu aman sama aku. Aku nggak bisa kalau kamu nangis kayak gini. Demi Tuhan kamu terlihat sangat kacau sekarang!”

“Aku terlilit hutang pinjaman online, Tar. Aku benar-benar habis!” ucap Putri sembari mengusap wajahnya kasar.

Tari sangat terkejut saat mendengarnya. Putri tidak kekurangan apapun secara materi karena selain Bagas bekerja, dia pun memiliki bisnis yang lumayan besar.

“Berapa?” tanya Tari.

“Sekitar 15 juta,” jawab Putri.

Lihat selengkapnya