PINJAM DULU SERATUS

Euis Shakilaraya
Chapter #26

Klien Pertama

Bagas tidak bisa menghubungi Putri. Dia langsung bertanya kepada Tari dan Maya, namun mereka mengaku tidak mengetahui keberadaan istrinya. Laki-laki itu kalap hingga mencari Putri ke rumah mertuanya. Nihil. Putri tidak datang ke rumah papa untuk menjemput anak-anak. Bagas sempat ragu dan berniat untuk menelepon Aji, tetapi dia tersadar bahwa Putri tidak mungkin melakukan hal serendah itu.

Setelah memastikan anak-anak tidur nyenyak, Bagas mencoba pergi ke butik, berharap Putri berada di sana. Ada kelegaan yang terpancar kuat dari ekspresi wajahnya saat melihat mobil Putri terparkir di depan butik.

Saat memutuskan untuk menghentikan operasional butik Putri dan mengurus utang serta pemberhentian karyawan, Bagas sengaja membiarkan butiknya tetap ada sampai masa sewanya berakhir. Bagas tahu betapa berharganya impian Putri dan dia tidak bisa menghilangkannya begitu saja dari hidup istrinya.

Saat itu dia tak sengaja memergoki Putri yang mematung dengan wajah pucat pasi karena menghadapi debt collector yang bisa saja membahayakan Putri. Melihat hal itu, Bagas merasa sangat marah. Seolah ada yang meluap-luap di dadanya. Perasaan dibohongi dan dikhianati menguasai hatinya. Dia tak habis pikir Putri tega merahasiakan hal sebesar itu darinya dan memilih menghadapi situasi yang berbahaya sendirian. Perasaan yang campur aduk, membuat Bagas sampai pada satu keputusan, yaitu menutup butik. Menurutnya, hal itu adalah satu-satunya penyelesaian tercepat yang bisa dia lakukan untuk melindungi keluarganya saat itu.

Bagas tersenyum lega saat melihat lampu ruangan menyala. Dia hampir saja berlari untuk menghampiri istrinya, namun langkahnya tiba-tiba terhenti. Bagas takut kehadirannya justru semakin membuat Putri menderita. Dia menahan diri sekuat tenaga dan akhirnya memilih membiarkan Putri menghabiskan waktu sendirian untuk menenangkan diri.

Setelah menghubungi Tari, Putri kembali mematikan ponselnya. Dia langsung membersihkan butik semalam suntuk untuk menetralkan rasa sakit yang mencekik dan tertidur kelelahan di sofa ruang tunggu.

Putri terbangun dengan perasaan hampa yang menekan dadanya kuat. Perceraian dengan Bagas, memikirkannya saja sudah membuat hatinya hancur berkeping-keping. Tak ada lagi impian yang tersisa. Dia menguatkan tubuhnya untuk bangkit dan membersihkan diri.

Putri sudah berada di depan kantor Aryan. Dia turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam. Seseorang menyambutnya dan mengarahkan untuk duduk.

“Ditunggu sebentar ya, Bu. Pak Aryan masih ada tamu di ruangannya.”

Putri mengangguk dan kembali menatap ke luar jendela menikmati lalu lalang. Seperti terhipnotis, pikirannya kosong. Putri menautkan jemarinya kemudian memejamkan mata.

“Putri?” sapa Aryan. Putri tersenyum dan berdiri.

“Hai! Pagi!” balas Putri. Aryan menengok ke arah karyawannya.

“Bisa tolong buatkan teh hangat?”

Aryan langsung mengajak Putri masuk ke ruangan. Karyawannya meletakkan dua cangkir teh di meja kemudian kembali ke tempatnya. Hening sejenak. Aryan hanya menatap Putri dan menunggu.

Putri menggamit teh hangat dan meminumnya demi meredakan mual di perutnya.

“Aku mau mengkonsultasikan sesuatu," ucap Putri memecah keheningan. Aryan mengangguk dan menyimak.

“Aku berniat menceraikan Bagas, Yan.”

Sesuai ekspektasi. Ekspresi Aryan tampak tenang. Layaknya pengacara profesional yang terbiasa menangani klien, kini dia menatap Putri tanpa emosi seolah perempuan itu bukanlah seorang teman.

“Saya harus tahu alasannya, Put.”

Putri menguatkan hati dan mulai menceritakan semuanya kepada Aryan. Berawal dari masalah utang pinjol dan semua tragedi setelahnya. Batu yang mengganjal di hatinya seolah perlahan bergeser. Ini pertama kalinya Putri menceritakan masalahnya kepada seseorang selain Tari dan Maya. Rasanya aneh. Putri khawatir Aryan akan menghakimi semua tindakannya. Namun, Putri telah memutuskan untuk menceraikan Bagas dan setidaknya kini Aryan akan menjadi pengacaranya. Aryan berhak mengetahui semuanya.

Tak terasa secangkir teh hangat tandas. Putri menarik napas lega.

“Masalah pinjaman online, akan ada restrukturisasi setelah 90 hari keterlambatan pembayaran. Kamu harus menyerahkan semua data dan rincian dari aplikasi tempat kamu melakukan penarikan agar saya bisa meninjau kasusnya," ucap Aryan.

“Besok aku kirimkan ke sini ya.”

Aryan mengangguk.

“Masalah perceraian, kamu harus pastikan dulu kalau kamu tidak serumah dengan Bagas. Karena untuk mengajukan gugatan cerai, majelis akan lebih dulu menanyakan terkait hal itu. Kalau kamu masih serumah dalam prosesnya, pengajuan gugatan cerai kamu akan ditolak," jelas Aryan.

Lihat selengkapnya