Seorang gadis berjalan mengendap-endap dilorong kelas XII I.S 1 SMA Persada Bangsa. Dengan gerakan sangat berhati-hati, ia berusaha mendekat ke pintu sambil sesekali memperhatikan sekitar takut kalau-kalau ada orang lain yang menyadari gerak-geriknya yang mencurigakan.
Setelah dianggapnya aman, dengan gerakan cepat ia masuk kedalam kelas lalu meletakkan sebuah kotak bekal makanan berwarna biru laut di atas salah satu meja dan setelahnya melesat kabur meninggalkan ruang kelas yang masih terlihat sangat sepi itu. Yaa... hari memang masih sangat pagi, tapi bagi Franda tidak ada yang terlalu pagi untuk pujaannya Mika Pratama, bintang basket yang sudah 2 tahun ini dia kagumi diam-diam.
....
"Yess... akhirnya gue berhasil!" seru Franda kegirangan begitu duduk di bangku kantin 15 menit kemudian. Disebelahnya terlihat Renata cuek sedang menyantap bubur sarapannya.
"Good..good.. tapi lo nggak salah bangku lagi kan?" ucapnya tanpa menoleh.
"Tidak dong! kali ini aman dan terkendali!" Franda mantap mencomot satu gorengan yang ada di depannya, menjepitnya diantara bibir, sementara kedua tangannya bergerak cepat menguncir rambutnya ke belakang.
"Ini neng buburnya." Seseorang datang membawakan pesanan Franda.
"Tengkyu bang.."
"Ya, kali aja lo salah lagi saking gugupnya, kayak kemaren itu." Renata berkomentar sambil sibuk mengunyah sarapannya. Franda menggeleng semangat.
"Pantang keledai masuk ke lubang yang sama!" ucapnya berapi-api.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan-teriakan berisik dari arah koridor sekolah yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantin.
"Kyaaaa... ARTHUR!!"
"Kaakkkk ARTHURR!!"
Siswi-siswi yang lagi di kantin, sontak menghambur menuju koridor meninggalkan sarapan mereka mengikuti para siswi yang sudah terlebih dahulu berlari kearah keramaian mendadak itu.
"Ada apaan si? ada artis?" tanya Franda menoleh kearah temannya yang baru disadarinya terdiam dari tadi.
"Ren... hei!! Lo kenapa?" dengan kalap Franda mengguncang bahu Renata yang mendadak jadi patung. Sahabatnya itu menoleh kearahnya dengan tatapan setengah linglung.
"Arthur Ndaaa.... Arthurr... ARTHURRR KYAA.." Renata tiba-tiba histeris, lalu berdiri hendak menuju kerumunan.
"Eeh... tunggu dulu mau kemana? " Tergesa-gesa Franda mengikuti Renata yang sudah meluncur duluan lari-lari gaje menuju koridor.
.......