Kriiiiiiiiiiinggggggg....
Franda dengan nafsu tingkat tinggi memencet lama sekali bel pintu rumahnya sedang Renata memilih duduk di kursi teras sambil membuka sepatunya. Tak lama pintu rumah terbuka, terlihat wajah Brian bersungut-sungut siap-siap mengomel.
"Apaan si dek, mencet bel nafsu banget!" protesnya. Franda cuek dan malah duduk disamping Renata membuka sepatunya juga.
"Siapa suruh gak jemput gue!" giliran Franda yang protes pada Kakaknya.
"Ya elah... kan gue udah chat, si buluk lagi mogok... nohh, bentaran mo di derek ke bengkel" Brian membela diri. Franda mendumel.
"Eh, ada Renata, apa kabar? makin cantik aja!" sapa Brian, begitu melihat Renata.
"Baik, kak!" jawab Renata tersenyum, dengan agak canggung Brian mengusap kepalanya berupaya memperbaiki tatanan rambutnya yang entah habis diterjang tsunami mana bisa berantakan seperti itu. Franda memperhatikannya dengan prihatin.
"Gak usah sok dibenerin deh, nggak ngaruh!" ucap Franda sambil lalu. Brian menoyor kepala adiknya gemas.
"Sory yahh... jadi ngerepotin gini, kamu jadi mesti nganterin ini Panda." Brian berkata lagi, seolah mengabaikan perkataan Franda dan hanya berfokus pada Renata. Franda mendelik, mengabaikan niatnya untuk masuk.
"hehe... woles kak, udah biasa nganterin ini!" jawab Renata. Tak lama, Brandon adik bungsu Franda dan Brian turun dari bus antar jemput sekolah yang berhenti di depan pagar rumah mereka.
"jie jie baru pulang?" sapa Brandon kepada Franda seraya mencium tangannya dan mencium tangan Renata. Franda masih manyun.
"Jie jie Franda kenapa bang?" tanya Brandon tak lupa mencium tangan Brian, lalu dengan sigap membuka sepatunya.
"Mmm... Giliran Panda aja dipanggil Jie..jie... nah gue dipanggil abang!" protes Brian pada adiknya. "Panggil koko dong Ndon... koko gitu!" sambungnya lagi.
"Ahh, gak cocok klo koko mah, abang ajaa." Brandon menjawab kalem.
"Ya elahhh, gue kan juga anak nyokap, masa lu pilih kasih siih dek!" protes Brian lagi. Renata menahan tawa mendengar perkataannya.
"Jangan mau dek! " kompor Franda, menjinjing sepatunya hendak masuk kedalam, Renata mengikuti.
"Panggil abang aja, mukanya udah miripp kayak abang-abang tukang siomay." Franda terkekeh. Brian mendelik, sementara Brandon hanya nyengir dan dengan cepat masuk kedalam rumah.
..........
"Buahahaha... gue udah tiga taun temenan sama lu, masih aja kagak percaya kalo Brian itu abang kandung lu!" Renata menggeleng-gelengkan kepalanya begitu masuk ke dalam kamar. Franda terkekeh, ia lalu meletakkan tasnya sembarangan di atas tempat tidur.