Pink Envelope

Sriasih (Asih Rehey)
Chapter #5

Bagian 5

Geng Ratu Lebih sedang berkumpul di rumah mewah milik Melinda. Gadis-gadis yang selalu mengutamakan penampilan itu sedang melakukan perawatan wajah berjamaah di kamar Melinda.

“Mel, gue pikir wajah si Fiza nggak begitu cakep deh, terus kenapa ya si Diyas selalu mepet si doi,” ucap gadis berambut pendek yang sering dipanggil Vina.

“Tau! Gue kurang apa coba! Gue rela ngelakuin apa saja, tapi Diyas tuh… ” jawab Melinda sambil meremas-remas selimut di dadanya.

“Lo sekali-sekali agak agresif dikit kali, Mel!” seloroh Milka yang membuat Melinda bangun sambil melepas masker yang menempel di wajahnya.

“Maksud lo, gue harus nyosor si Diyas duluan! Gila lo Mil!” balas Melinda beranjak dari tempat tidurnya.

“Ya… mau gimana lagi, berbagai cara sudah lo lakuin buat Diyas. Tapi si doi tetap saja diam-diam saja sama lo!”

“Nggak! Gue masih punya harga diri! Hilangin deh ide mesum lo itu!” timpal Melinda sambil melempar bantal burung hantu pada Milka. Kedua sahabat Melinda tertawa membayangkan imajinasi liar mereka.

“Sudah deh! Hapus imajinasi liar kalian! Gue jadi males buat ntlaktir kalian!” ancam Melinda.

“Eh! Mel, lo mau kita kelaparan di rumah lo!” Vina bangun sambil membuka maskernya.

“Lagian kalian nggak asik banget sih!” gerutu Melinda sambil melepas bando lucu di kepalanya.

Sorry, Mel.” Vina dan Milka memohon pada Melinda. Gadis yang sudah dua tahun mengejar Diyas itu akhirnya tersenyum. Dia tak bisa menahan tawa saat melihat Milka dan Vina benar-benar seperti anak anjing yang merajuk pada tuannya.

“Kamu kenapa sih Mas terus saja mencari dia!” teriak ibu Melinda di lantai bawah.

“Bagaimana pun dia anakku, Ma!” jelas sang suami setengah berteriak.

“Aku nggak suka kamu terus-terusan mencari anak badung itu!”

“Mama! Selalu saja begitu, sudah berapa kali Papa minta sama Mama agar bisa menerima anak itu!”

  Tawa ketiga gadis itu terhenti ketika mereka mendengar pertengkaran kedua orang tua Melinda. Wajah Melinda berubah jadi sendu.

“Sudahlah, jangan dengerin bokap nyokap gue yang lagi kumat!” sela Melinda sambil mencari makanan di aplikasi online.

“Keluarga lo ternyata ngeri ya, Mel. Gue nggak habis pikir rumah sebesar ini penuh dengan teriakan bokap sama nyokap lo,” ujar Vina merinding.

“Sudah biasa keles, kuping gue sudah kebal sama teriakan mereka. Kalian jangan keluar kamar ya. Gue jadi nggak enak, ntar biar gue yang ambil pesanan makanan kita ke bawah.”

Kedua sahabat Melinda hanya mengangguk. Baru kali ini mereka melihat sisi lain keluarga Melinda yang sangat terhormat.

Lihat selengkapnya