Milka dan Vina menjauhi Melinda semenjak Melinda tersangkut kasus kecelakaan. Bagi mereka Melinda adalah seorang pembunuh. Melinda pun tak punya teman lagi. Dia menjadi sosok yang dikucilkan sekarang. Keangkuhan dan kesombongannya pun meleleh satu per satu setelah kejadian tersebut. Ada trauma yang membelenggunya.
Sisa liburan digunakan Fiza untuk membuka kembali galeri Twinza Collection. Kania pun senang ketika Fiza sudah beraktivitas di galeri. Dia segera datang untuk membantu dan juga mendengar cerita Fiza saat liburan. Fiza pun juga penasaran bagaimana Kania bisa kenal dengan Fuad, kakak tiri Melinda. Mereka berdua berbagi cerita satu sama lain. Hingga obrolan mereka menyangkut pada Diyas.
“Hm, gue kemarin ketemu Kak Diyas lagi di panti,” kata Kania menggoda sahabatnya.
“Lalu?” Fiza melirik sahabatnya. Kania pun tersenyum-senyum melihat raut wajah penasaran sahabatnya.
“Nih.” Kania mengambil sesuatu dari tasnya dan menyerahkan pada Fiza.
“Dari Kak Diyas?”
“Ya iyalah, siapa lagi sih pangeran kodoknya Nafiza,” ledek Kania sambil tertawa.
Fiza manyun mendengar ledekan sahabatnya. Dia segera membuka amplop surat itu. Dia membuka setiap lipatan dengan sedikit ragu. Kania masih terus menggodanya.
Fiza melipat surat itu perlahan. Kania sudah menyerah membujuk sahabatnya untuk saling terbuka satu sama lain. Kania benar-benar tidak tahu jalan pikiran sahabatnya itu. Untuk mengobati rasa stresnya Kania membuka aplikasi karaoke dan menyanyi tak karuan di depan Fiza. Fiza hanya tertawa melihat kelakuan sahabatnya.
Setelah libur semester berakhir, Fiza dan teman-temannya sudah mulai bersekolah kembali. Fiza telah mempersiapkan segalanya dengan sempurna. Seperti biasa dia diantar ayahnya. Menyusuri lorong menuju tempat pertama kali yang harus dia datangi di sekolah itu. Beberapa hari yang lalu Melinda nampak menghindari Fiza setiap kali bertemu. Tapi pagi ini dia melihat sosok Melinda sedang duduk di kursi di depan perpustakaan. Fiza pun tak gentar menghadapi hal buruk yang akan terjadi. Melinda berdiri dihadapan Fiza dan memohonnya agar duduk sebentar. Sorot mata Melinda sangat sayu. Dari gosip yang dia dengar saat di ruangan OSIS, Melinda benar-benar sedang dikucilkan oleh teman-temannya. Fiza pun menuruti permintaan Melinda.
“Gue, gue mau minta maaf atas sikap buruk gue mu, Za. Gue benar-benar menyesali kelakuan gue,” kata Melinda tertunduk.
“Sudah lupakan yang telah lalu, yang penting kita berusaha memperbaiki kesalahan agar tidak jadi orang yang merugi,” jawab Fiza.
Melinda tersenyum kepada Fiza. Tapi, Fiza hanya terdiam.