"Jadi, kamu mau kalau aku juga ikut?"
"Iya, Lasker. Kan udah aku bilang kalau kamu itu satu satunya teman aku. Iya, kan?"
Kami berdua, aku dan Lasker duduk di tempat biasa kita yaitu di kursi mobil tidak bisa berjalan milik Bapak. Arah pandang Lasker sama denganku, melihat empat tas besar yang adalah milik aku dan Lasker. Berisi baju aku dan Lasker untuk dibawa ke sekolah milik Bos Mab.
"Tapi aku kan punya teman di sekolahku yang dulu..."
"Aduh aduh..." aku mengelus agak kasar rambut Lasker yang rapi tersisir, "senang ya yang punya banyak TEMAN."
"Justru aku yang masih tidak percaya kalau kau tidak punya teman selain aku," setelah aku menghentikan aksi kejam pada rambutnya, kini Lasker mencubit pipi kiriku, "tapi tenang saja, aku akan ajarkan bagaimana berkenalan pada anak baru agar mau menjadi teman," dengan bangga Lasker melipat dua tangan di depan dada. Huh, sudah seperti Bos Mab saja.
"Tapi kan aku dan kau, Lasker yang anak baru di sekolah itu," aku mengingatkan Lasker.
Bbrrrmmm.
Seperti hari kemarin, ada satu mobil yang berhenti lagi di depan rumahku.
"Itu bukan mobilnya Bos Mab," perhatian Lasker penuh ke benda bergerak yang baru datang itu.
"Percayalah, Lasker. Bos Mab itu punya banyak sekali mobil."
Kemarin mobil yang terparkir di tempat yang sama dengan mobil yang baru datang itu lebih besar ukurannya, baik dari mobil yang hadir hari ini maupun mobil yang dinaiki Bos Mab dan sopirnya pada hari pertama aku dan mereka bertemu. Warnanya hitam, sedangkan mobil di depan itu yang sekarang mesinnya sudah dimatikan berwarna merah cerah. Mobil ini juga lebih keren bentuknya, walaupun aku tidak tahu apa merk dari mobil itu.
Aku dan Lasker keluar dari mobil yang sudah tidak ada pintu aksesnya ini, "Siapa mas-mas itu?" Aku melontarkan tanda tanya yang sama di otak.
Bukan supir Bos Mab, dan bukan Bos Mab sendiri yang keluar dari mobil merah keren itu.
"Ternyata orang yang ingin berteman denganmu pada punya mobil semua," Lasker berbisik ke telingaku.
Aku menghiraukan Lasker. Langkah kakiku ku lanjutkan untuk mendekat ke mobil atau ke anak muda berjaket kulit hitam dan bercelana jeans itu, serta tentu saja si Lasker mengikuti di belakang.