Pett..! lampu menyala.
Rafi terduduk dengan tatapan kosongnya,nafasnya tak beraturan.
"Fi..lo kenapa..?"Rafi menoleh menatap Alak yang sedang berdiri di ambang pintu sedang tangan kirinya memegang saklar lampu.Rafi menggeleng.
"Gak gak papa.."ucapnya yang masih setengah tak sadar.
"serius lo..lo gak mimpi buruk lagi kan..?"pertanyaan Alak benar benar membuat Rafi terdiam.Alak benar, sudah kesekian kalinya Rafi mimpi buruk,bisa jadi ini yang keempat kalinya.Hening tak ada jawaban.Alak menghampiri Rafi yang tengah terdiam.
"hei..Fi..lo gak mau konsultan apa ke dokter..siapa tau ini ada hubungannya sama ingatan lo 12 tahun yang lalu..hei..fi.."Rafi tak menjawab,ia hanya sekadar menggelengkan kepalanya.
"hmm..yaudah deh serah lu..udah jam 5 ni,lo belom subuhan kan.."Sontak Rafi menoleh menatap Alak dalam "kok lu baru bilang sih"
geram Rafi pada Alak,dia terkekeh
"ya maap lagian sih elunya pake acara ndomblong segala..kan guenya khawatir.."jawab Alak yang sok khawatir,tapi memang benar dia khawatir pada teman satunya ini.
"heleh..sok lu.."Ucap Rafi yang kemudian beranjak dari kasurnya.
***
Pagi ini tidak sempurna dalam wujudnya.Mega diatas sana benar benar bersekongkol agar mentari tak menampakkan sinarnya meski secuil.Kicauan burung tak terdengar seperti hari biasanya,burung burung sepertinya malas hendak keluar dari tempat singgahnya.
Sekarang lihatlah ke bawah tempat para insan melakukan segala aktivitasnya.Jalanan Jakarta kini penuh sesak dengan para mobil yang berjajar berdempetan tak menyisakan ruang bagi para manusia 'ber-helm'.
'Tiiinn..tiinn...!'Suara klakson benar benar gaduh di bawah sana,sampai sampai mengalahkan suara pemilik kendaraan itu sendiri,angkot yang ditumpangi Rafi salah satunya.Tepat tiga puluh menit yang lalu sebelum semua ini terjadi.
***
Suasana pagi di kos Bu Milah tetap tak ada bedanya,walaupun ia masih tergolong anak SMA,Rafi dan Alak memutuskan untuk hidup mandiri yaitu nge-kos.Alak yang setiap pagi mampir ke kamar Rafi hanya untuk numpang makan,entah kenapa katanya ia lebih nyaman di kamar Rafi,usut punya usut dia hanya sekadar numpang nonton film favoritnya di laptop Rafi,maklum Rafi punya simpanan banyak kalau masalah film,kesempatan emas ini lah yang tidak akan di sia siakan Alak.Daripada mengeluarkan dompet lebih baik numpang punya temen lah.Gratis pula.
Rafi hanya bisa geleng geleng kepala ketika Alak menggedor gedor pintu kos Rafi seperti orang kesurupan."haduh..ada ada saja ini anak.."begitu batin Rafi.
"Eh Fi..lo masuk kan..?"Tanya Alak sembari matanya fokus pada layar laptop,
"he em walaupu ini MOS sih..tpi kan ya..masuk aja dah,napa lu gak masuk? mo bolos??"
Tanya Rafi balik.Tak ada jawaban Alak terlalu fokus pada film 'action' yang tengah mengambil kesadaran Alak sampai-sampai ia ikut ber akting seolah olah ia pemeran utama dalam film itu.Rafi menghembuskan nafasnya pelan.
"Kebiasaan lu Al...udah deh gua mau mandi dulu..entar kalo udah selesai beresin ya,habis mandi gua berangkat..jangan lo berantakin kamar gua..woyy..Al.."Alak hanya mengacungkan jempol entah dia dengar atau tidak perintah dari Rafi.
"hmm..yasudahlah yang penting dia udah nge respon.."Batin Rafi sebelum ia keluar dari kamar dan menuju kamar mandi umum kos ini.
20 menit kemudian..