Hal paling sering kualami beberapa tahun belakangan adalah ketika menemukan aplikasi yang ada kaitannya dengan manusia dan interaksi, lalu lupa password di percobaan berikutnya. Keinginan untuk menyimpan username dan password ke tempat penyimpanan macam handphone dan laptop selalu ada ketika bikin akun tersebut, namun "perasaan sudah menyimpannya" selalu ada, hingga aku selalu dikagetkan dengan itu, beberapa saat selanjutnya.
Di dalam aplikasi menulis novel, misalnya, aku sampai gagal mengingat alamat email untuk mendaftar, hingga berjam-jam lamanya sampai aku lupa pada novel apa yang akan kutulis. Hal ini terjadi karena sebab saya pernah mencari jam tangan yang hilang ketika jam tersebut masih di tangan, handphone yang hilang ketika di tas dan saku celana, serta kehilangan-kehilangan lainnya yang saya rasa akan membikin semua orang mual membacanya.
Kehilangan terbesarku sejauh ini masih sebatas soal sepele, aku masih belum merasa penting kenapa aku masih menulis, apa yang aku kejar, dan apa yang akan aku dapatkan. Pikiran ini muncul seenaknya saja, bahkan dalam sujud dan tertawa. Bayangkan, Tuhan seperti apa yang boleh diselingkuhi? Dinikmati beserta hal-hal lain yang barangkali bukan bersumber darinya.