Pisang Tidak Berbuah Dua Kali

Maulidan Rahman S
Chapter #3

Ibu Sakit #3

           Ayah menelponku pagi-pagi, dan karena ngantuk, aku lanjutkan untuk tidur, meski sebenarnya aku masih ada jam kerja. Aku terbangun pukul 16.00 dan tidak ada siapa pun di rumah selain aku. Ayah menelpon lagi, dan kata ayah, di rumah, ibu sedang sakit. Ibu memang memiliki riwayat penyakit yang luar biasa. Penyakit yang diderita ibu suka seenaknya saja datang. Dan itu membuat kami semua, sekeluarga, seisi rumah, mau tidak mau harus menuruti apa yang diinginkan oleh ibu.

           Kali ini giliranku, ayah menyuruhku untuk segera pulang untuk menjenguk ibu. Tidak bisa tidak, kutinggalkan pekerjaan. Maksudku, aku sebenarnya juga tidak meninggalkan pekerjaan, malah meninggalkan keduanya, ibu dan pekerjaan. Harusnya, sebelum tidur, aku sudah ada di tempat aku bekerja, tapi, karena ayah menelpon pagi-pagi, aku memutuskan untuk tidur saja. Nanti, ketika bos bertanya, aku akan bilang bahwasanya aku ada keperluan keluarga.

           Meskipun demikian, hal yang kulakukan sebenarnya adalah tidur.

           Menunggu adalah sesuatu yang sangat membosankan, aku alami itu beberapa saat sebelum aku memutuskan untuk tidur. Bayangkan saja, aku sudah menulis hingga dua bab, dan entah kesalahan kurator atau tidak, atau penulisanku yang masih kacau atau tidak, kurator menolak novelku untuk diterbitkan. Padahal, aku menulisnya dengan sangat-sangat hati-hati. Dan asal kau tahu, ini adalah percobaanku yang pertama. Bayangkan, kalau sekiranya nanti aku tidak lagi menulis, kau tentu akan kehilangan calon penulis terbaik di muka bumi ini.

           Maka dari itu, jika memang kau adalah seorang kurator yang baik, seorang yang bertanggung jawab atas baik dan tidak baiknya sebuah novel, maka, hal yang pertama yang kau lakukan adalah melihat namaku di dalam setiap hal yang ada kaitannya dengan novel. Hal itu akan jarang sekali kau temui. Percayalah. Ya, palingan cuma 3-4 halaman, bahkan, setelah kulihat di Ms. Word, bab 1 dan bab 2 hanya sekitar segitu saja, tidak akan terlalu banyak untuk mengganggu waktumu, wahai kaum kurator, kamu memiliki 24 jam dalam sehari, aku hanya mengambil 5-7 menit saja. Tidak begitu celaka, kukira.

Lihat selengkapnya