Sebagian penulis mengeluh tak memiliki ide. Sebagian penulis mengeluh tak mampu mengolah ide. Sebagian penulis mengeluh naskahnya tak kunjung tayang. Sebagian penulis mengeluh sulitnya mendapatkan dokumentasi naskahnya yang terbit di media cetak. Sebagian penulis mengeluh naskahnya tidak diberikan honor. Sebagian penulis mengeluh media banyak yang tumbang. Sebagian penulis mengeluh bukunya tak kunjung terbit. Sebagian penulis mengeluh bukunya tidak laku. Sebagian penulis mengeluh tentang biaya cetak buku yang mahal. Sebagian penulis mengeluh ilustrasi bukunya tidak mendukung penjualan buku. Sebagian penulis mengeluh bukunya tidak menang kejuaraan. Sebagian penulis mengeluh masih ada beberapa kesalahan di dalam bukunya yang telah terbit. Sebagian penulis mengeluh bukunya dimintai gratis. Sebagian penulis mengeluh karena ia menulis, ia jadi kurang teman. Sebagian penulis mengeluh karena dengan menulis ternyata ia tak bisa kaya. Sebagian penulis mengeluh akan harga-harga buku yang sangat mahal untuk risetnya. Sebagian penulis mengeluh minat baca masyarakat masih kurang. Sebagian penulis mengeluh tidak ada pustaka yang enak di daerahnya. Sebagian penulis mengeluh tidak ada perhatian pemerintah akan nasibnya. Sebagian penulis mengeluh karyanya/bukunya dibajak orang. Sebagian penulis mengeluh sulit menulis puisi. Sebagian penulis mengeluh sulit menulis cerita pendek. Sebagian penulis mengeluh sulit mengolah novel yang baik bagi pembacanya. Sebagian penulis mengeluh dan kemudian memikirkan kejadian di masa lampau, karena ia baru sadar, ternyata tidak enak jadi penulis. Sebagian penulis mengeluh karena gagal menjadi penulis. Sebagian penulis mengeluh, dan belajar lagi. Sebagian penulis mengeluh dan memikirkan ulang apa kegunaan kata, apa kegunaan kalimat, di mana harusnya tanda baca, dan apa saja yang harus ada di sebuah kalimat. Sebagian penulis mengeluh, dan pusing, dan ngantuk, dan berusaha tidur. Sebagian penulis mengeluh karena sebenarnya apa sebenarnya yang ia keluhkan? Apa yang ia cari? Apa yang ia dapatkan? Dan apa sebenarnya hebatnya mengeluh?
Rasyidin ngantuk dengan semua bacaannya, dan ia kangen Hani, kangen kakak Hani, juga, Hana. Rasyidin yakin kalau Hani akan kangen juga dengannya. Perasaan itu ia telan sendiri dan mulai beranjak ke kasurnya. Di kasur, Rasyidin mengingat-ingat lagi apa saja yang ia lakukan hari ini, dan bersyukur, hari ini ia tidak menambah dosa.