Placebo

Noura Publishing
Chapter #1

Prolog

Mei, tujuh tahun lalu.

BAGI SEMUA ORANG YANG melihat dunia Maha­rani Dewanti sekarang, segalanya tampak sempurna. Ara—se­per­ti itulah dia biasa di­panggil—tersenyum kepada orang-orang yang memenuhi grand hall Greenflower, salah satu hotel bintang lima di Jakarta Pusat. Para undangan berdecak kagum, menyampaikan betapa memukau­nya pe­nam­pilan Ara pada hari bahagianya itu. Di samping wanita itu, ber­diri Danu Adyatama yang juga terlihat gagah dalam balutan jas perni­kahannya.

Serasi!

Cantik dan ganteng, pas!

Mereka lulusan luar negeri, punya karier bagus. Kurang apa, coba? Kloplah, pokoknya!

Pasti mereka saling jatuh cinta ….

Semua komentar bernada serupa terus bergulir di antara ob­rolan para undangan. Banyak tamu yang tak se­gan menyampaikan komentar itu saat bersalaman dengan Ara dan Danu di pelaminan. Ara tersipu. Tak jarang jantungnya berdegup keras selama resepsi. Hidupnya kini telah berubah. Dia bukan lagi wanita la­jang. Danu telah menjadi suaminya—pria yang Ara yakini akan me­ne­ma­ninya se­umur hidup.

Greenflower malam itu didesain dengan tema musim dingin. Ketika memasuki hall, tamu disuguhi pemandang­an ruangan yang dipenuhi bunga mawar putih, dilengkapi bunga kertas berwarna biru hingga broken white. Pita-pita biru laut melilit cantik di antaranya. Taplak putih bermotif burung perak keemasan menghiasi ruangan untuk memberi sentuhan hangat. Di beberapa spot, ada ice car­ving berukir huruf M & D sebagai inisial pasangan pengantin. Lagu Say You Won’t Let Go James Arthur mengalun syahdu ke se­an­­tero ruangan. Suasana resepsi tersebut membuat para tamu ikut terbawa romantisme malam itu.

Lihat selengkapnya