Ini hari kedua setelah mereka keluar dari istana, mereka tidak membawa apapun selain diri mereka sendiri. Dari kemarin mereka bahkan tidak berhenti untuk berlari dan tidak makan sedikitpun. Hanya sedikit minum, itupun telah menggunakan sekuatan Suro untuk mendapatkan air yang bersih dan kekuatan Xemen untuk memurnikannya. Mereka tengah berada sudah sangat jauh dari istana, sudah bermil-mil. Sendirian ditengah hutan yang besar. Untunglah mereka berdua belas, mereka tak akan mampu membayangkannya jika mereka terpisah sendiri-sendiri.
Prioritas mereka sangat jelas, mereka harus menuju gua yang menjadi portal tempat Taw seperti yang telah dijelaskan guru mereka, yang sangat jauh bila ditempuh untuk berjalan kaki. Kei sudah dua-tiga kali kesana dalam waktu sekejap untuk memastikannya saja. Di pinggiran jurang Ghost Valley. Namun sayang Kei masih hanya mampu berteleportasi sendirian kesana, dia tidak bisa melakukan teleportasi beramai-ramai, bahkan berduapun tidak bisa. Andaikan saja Kei bisa membawa objek hidup dalam teleportasi bersamanya, sudah tentu mereka akan kesana dalam waktu yang sangat cepat. Bahkan dalam hitungan detik, sayang sekali tetapi Kei tidak bisa melakukannya.
Sekarang mereka hanya terus berlari dengan cepat, tanpa makanan yang mereka bawa tentunya. Diantara kekuatan mereka, hanya kekuatan Kei, Keris dan Sehrun yang nyata untuk menghemat waktu berpergian. Mereka mau tidak mau harus mengatur sebuah rencana untuk mempersingkat perjalan mereka dan segera menuju bumi. Ya segera menuju Bumi. Hanya itu prioritas mereka yang paling penting sekarang berdasarkan instruksi guru mereka. Leman dari kemarin hanya diam dalam pelarian, dialah yang menjadi satu-satunya ahli pikir disana. Maka dialah yang harus memberikan solusi dan merencanakan apapun selanjutnya, apa yang harus mereka lakukan. Dan sepertinya Leman sangat tahu sekarang.
“Berhenti sebentar, kita harus berhenti sebentar dan mengambil nafas dahulu. Ada sesuatu yang ingin aku pastikan kepada Taw dan aku ada sebuah ide.” Leman menghentikan mereka semua dan mengatakan sesuatu, namun lebih tepatnya dia langsung berbicara kepada Keris yang merupakan pemimpin sekaligus penanggung jawab mereka.
Keris menyahut dan menyuruh mereka berhenti seketika. Mereka semua berhenti dan sedikit demi sedikit mulai mencari tempat istirahat yang enak didalam hutan itu. Lalu Leman dengan lantang lagi bertanya kepada Keris
“Keris, tempat yang kita tuju ini apakah sudah benar arahnya?” tanya Leman cepat.
“Ya, aku sangat yakin kita benar.” Keris menjawabnya, namun dia tidak mau disalahkan dan bertanya kepada Kei untuk memastikan bahwa mereka memang benar, karena Kei yang sudah kesana memastikan sendirian. “Kei, aku yakin aku sudah benar bukan?”
Kei hanya mendengarkan dan mengangguk kecil, dia terlalu capek untuk berbicara. Kenapa capek padahal dia mampu berteleportasi? Benar, Kei tidak menggunakkan kekuatannya dan ikut berlari bersama mereka. Kei takut dia akan salah berteleportasi dan terpisah dari mereka semua saat ingin kembali. Itulah sebabnya Kei tidak memilih untuk menggunakan kekuatannya sekarang.
“Iya, aku juga yakin.” Taw menambahi jawaban Keris dan anggukan Kei.
“Taw, aku ingin mendengar sekali lagi mimpimu tempo hari. Itu adalah inti penting perjalanan kita ini. Kata guru mimpimu adalah petunjuk bagi kita.” Leman meminta Taw untuk menceritakan apa yang telah Taw mimpikan tempo hari, dipagi Taw yang kerasukan.
Yang lain semuanya sudah terduduk diam, mereka hanya mendengarkan percakapan teman mereka, saudara jauh mereka dan mengikuti apa saja yang akan mereka lakukan. Cen yang kelihatan sekali sangat capek, Becky yang hampir sama dengan Canyol, mereka untuk saat ini bahkan tidak menjadi usil. Mereka jadi sangat serius.
“Baiklah, mimpiku itu begini urutannya.” Taw mulai menjelaskan setelah beberapa saat tadi dia diam cukup lama. “Intinya, pertama aku melihat Sang Pohon terbakar. Apinya sangat besar sehingga membuat mataku menjadi sakit.”
Semuanya dan Leman mendengarkan dengan sangat teliti, takut-takut mereka melewatkan sesuatu.
“Kedua, aku melihat banyak bangunan pencakar langit disebuah tempat yang tidak pernah aku lihat di Planet Bluetaria ini. Bangunan itu sangat besar dan tinggi sekali.” Taw mulaimelanjutkan lagi, “lalu aku melihat pria yang sebelumnya menyerang kita diistana, terbang dan tersenyum dalam mimpiku. Kemudian aku terbang tinggi dan semakin tinggi, aku malah berada diatas gudung paling tinggi disana, tapi aku merasa seperti tidak sadar. Ketiga, aku berada disebuah tempat yang banyak sekali pasirnya dan sangat panas. Aku melihat beberapa bangunan yang besar berbentuk Limas. Lalu didalam bangunan itu aku lihat sebuah makam dan penyihir itu membaca sebuah buku, lalu dari kuburan itu bangkit sesosok mayat. Aku berlari keluar dan kulihat gerhana matahari diatas kepalaku. Terakhir aku melayang cepat dan melihat sebuah gua yang aku sudah tahu tempatnya. Keris dan Kei juga tahu.”
Leman mendengarkan dan kembali diam dalam pikirannya. Dia sangat paham dan mencoba untuk mengingatnya dengan cepat. “Lu, apa yang kau bawa ditas itu?” Sambung Taw.
“Ini adalah bola kristal, ini adalah penanda dari masing-masing kalian. Guru memberikanku ini untuk menjaga kelompok kita agar tetap bersama. Baiklah sepertinya aku paham apa yang harus kita lakukan sekarang dan nanti di Bumi.” Leman menjelaskan dengan cepat, semua temannya sekarang melihatnya. Keris seolah tak sabar untuk mendengarkan apa yang akan Leman selanjutnya. “Pertama kita harus sampai gua yang menjadi portal kita menuju Bumi, apakah seseorang dari kalian ingin menyampaikan sesuatu atau memberikan sebuah ide bagaimana kita akan kesana? Sebelum aku menyampaikan ideku.”
Semuanya hanya diam dan saling pandang satu sama lain.
“Bagaimana kalau kita gunakan kekuatan Kei dan Keris? Maksudku, Kei membawa satu persatu dari kita menuju kesana atau Keris membawa kita terbang satu-persatu?” Sehrun angkat bicara menyampaikan idenya, terlihat beberapa dari mereka setuju dengan apa yang baru saja disampaikannya.
"Tidak bisa, aku hanya mampu berteleportasi sendirian. Aku tidak pernah mencobanya, lagian itu sangat berbahaya. Salah-salah seseorang yang kuajak teleportasi akan hilang kesebuah dimensi lain dan tak akan pernah kembali.” Kei menolak dengan tegas. Beberapa dari mereka terlihat kecewa dan sekarang memandangi Keris dengan tajam.
“Aku tidak bisa membawa kalian semua bersamaan. Aku hanya mampu membawa satu orang, dan itu saja sudah sangat berbahaya.” Keris juga menolak ide Sehrun dengan tegas.
Mereka semua kecewa dan sekarang hanya memandangi Leman. “Lem, apa idemu?” Tanya Cen cepat.
“Apa tidak ada ide lain?” Tanya Leman dahulu. Semuanya tidak menjawab dan menunggu setiap kata yang keluar dari mulut Leman. “Baiklah jika tidak ada, dengarkan aku. Ideku sedikit tidak masuk akal. Jika kita berlari dan berjalan, mungkin akan butuh waktu berhari-hari didalam hutan ini, dan tidak ada yang bisa menjamin hutan ini aman. “
“Lalu apa idemu?” Tanya Xemen.
“Begini, kita harus gunakan kerjasama kita. Pertama Dio, kau mampu mengendalikan tanah dan pasir. Kau bisa mengangkut kami terbang dengan pengendalian pasirmu. Berapa banyak yang mungkin bisa kau bawa?”
“Hmm, entahlah aku belum pernah mencobanya. Kau tahu, mengeraskan pasir dan mengangkatnya terbang itu sangat membutuhkan energi. Mungkin aku bisa bawa empat sampai lima.” Jawab Dio dengan ragu-ragu. “Itu tidak cukup membawa kita berdua belas.”
“Tidak, itu cukup.” Leman menyela. “Pertama Kei yang paling mudah untuk pergi kesana harus lebih dahulu menunggu kita disana. Keris bisa membawa Canyol terbang dengan cepat seperti sebelumnya. Dan Sehrun bisa mengiringi terbang bersama kita. Dan mungkin Sehrun akan sedikit bisa berguna untuk menerbangkan kita.”
“Aku lebih suka pergi dengan Keris, “Taw menyela pembicaraan Leman.
“Tidak bisa, hanya Keris, Kei dan kau yang tahu tempatnya. Jika kau ikut Keris, kami akan tersesat.” Leman menjelaskan.
“Aku dan Keris bisa terbang rendah.”
“Tidak bisa, Keris dan Canyol harus tiba disana dengan cepat. Kei tidak boleh menunggu sendirian terlalu lama.”
“Baiklah, jika kau memaksaku.” Taw mengalah pada Leman.
“Tapi kita akan masih kurang, aku paling banyak menahan terbang dengan pasirku sampai empat atau lima orang.” Dio mengkritik Leman tajam.
Leman menatap Dio dan tersenyum, “ Tidak, kau mampu membawa kita berdelapan sekaligus malahan.”
“Tidak bisa, aku akan sangat kehilangan kendali jika menerbangkan terlalu besar sejumlah pasir dan tanah.” Dio menyela lagi.
“Kau lupa kita punya Lay disini yang akan mendongkrak staminamu dengan kekuatan penyembuhannya. Dan Sehrun yang akan memebantumu menerbangkan pasir dan tanah dengan kekuatan angin miliknya.”
Dio diam dan berpikir. Lay dan Sehrun saling pandang.