Leman telah mengitruksikan mereka bertujuh untuk bertemu dan berkumpul kembali, itu adalah hal yang paling mutlak untuk dilakukan saat ini karena mereka sama seperti satu batang lidi yang akan mudah dipatahkan jika terpisah. Namun jika mereka bersama, maka mereka akan jauh lebih kuat dari apapun. Tapi Leman tahu dia bahkan sampai sekarang tak mampu menghubungi keempat temannya yaitu Taw, Xemen, Cen dan Canyol. Bahkan sudah berulang kali Leman mencoba mengerahkan semua kekuatan otaknya untuk menghubungi mereka berempat namun apa yang bisa dia lakukan. Bahkan bola Keristal pikiran mereka tetap setia pada warna Birunya. Namun prioritas mereka sangat jelas, dan bersatu.
Leman telah berjalan menuju kearah Timur, kadang dia melihat kawanan hewan-hewan melewatinya dengan cepat, atau kawanan singa kuning betina yang menyerang seekor kerbau atau seekor binatang lain. Ular bergerak kemana kemari sehingga membuat Leman agak sedikit pikir panjang. Leman paham untuk melindungi dirinya dari serangan hewan-hewan saat malam hari dia istirahat, dan dengan kemampuan otaknya dia mampu menciptakan sebuah setengah bola selaput pelindung bening. Dia bahkan tidak sadar dia mampu melakukan hal itu, dia baru mengetahuinya kemarin malam saat menghubungi temannya lagi.
Saat ini Leman sudah tahu posisi lokasi masing masing dari mereka. Dirinya sedang berada di kawasan Utara Afrika, daerah padang savana. Kelompok Sehrun dan Kei berada di Gurun Sahara masih juga dibenua Afrika, namun saat ini Kei sudah baikan. Sehrun telah menemukan air. Sedangkan kelompok Keris, Ley dan Becky ada di Perbatasan Cina dan India. Mereka bercerita mereka melihat sebuah tembok yang sangat panjang disana. Kelompok Suro dan DIO semalam baru saja tiba didaratan yang bernama Srilanka dari penduduk setempat. Awalnya mereka dianggap penduduk asing, namun mereka menjelaskan mereka terdampar dan mereka saat ini berada dalam kelompok Pribumi disana. Dan terakhir Taw, Xemen, Cen dan Canyol masih tidak dapat ditemukan Leman.
Leman semakin lama semakin mampu mengontrol kemampuan berbicaranya didalam kepala orang lain, dan bahkan sekarang dia mampu mengetahui arah-arah dimana saja temannya. Hanya saja dia tak mampu memperkirakan seberapa jauh jarak dia dengan yang lain. Itulah alasannya dia melakukan perjalanan ke arah Timur. Karena dia tahu Sehrun dan Kei ada dibagian timurnya sekarang. Bagaimana Leman tahu letak timur dan Barat? Tentu dia tahu dari arah terbit dan tenggelamnya matahari. Dari sana dia mampu memeperhitungkan arah. Dan menariknya di Bumi ini Leman belum bertemu satupun manusia dalam perjalanannya ini. Tidak satupun. Tidak seperti Suro dan DIO yang sudah menemukan kelompok manusia, hanya saja disana memang agak sepi dan hampir tidak ada sama sekali manusia. Begitu pula Kei dan Sehrun, mereka juga tak menemukan satupun manusia ditengah gurun, tapi mereka tahu alasannya. Disana sangat panas, suhunya saat siang hari sangat panas, dan malam hari berubah menjadi sangat dingin. Namun untunglah Sehrun mampu mengendalikan angin, sehingga dia bisa membuat awan mengikuti perjalanan mereka dan terlindung dari panasnya terik sinar matahari.
Siang ini seperti biasa Leman akan berkomunikasi lagi seperti hari-hari kemarin. Dia harus setidaknya satu kali melakukan komunikasi dengan mereka. Seminimal mungkin mereka harus melaporkan posisi mereka dan keadaan masing-masing namun agak terasa aneh, sepertinya Leman merasa beberapa kali ini Taw masuk dalam jangkauannya dan secara tiba-tiba dia juga menghilang dari pikirannya. Leman tidak mngerti apa yang terjadi, tapi dengan begitu dia yakin Taw sangat baik-baik saja. Leman mulai duduk dan berkonsentrasi. Bola-bola Keristal yang dibawanya terbang mengelilinginya lagi. Dan mereka terhubung, lagi.
“Aku merasa sepertinya Taw masuk dalam pikiranku, aku merasakannya. Namun sebegitu juga aku merasa kehilangan dia setelahnya, entahlah kenapa.” Leman membuka pembicaraan pada yang lainnya, sementara mereka mendengarkan.
“Mungkin sekarang dia mendengarkan, namun tidak mau ikut bicara?” Becky menyambungkan perkataan Leman dengan cepat. “Atau mungkin hanya perasaanmu saja.”
“Kei, Sehrun. Lebih baik kalian menetap untuk besok dan tidak bergerak kemanapun.” Pinta Leman, “aku sedang menuju kearah kalian berdua.”
“Ditengah gurun pasir begini? Air disini sangat berharga. Kami hampir tak bisa meminumnya sama sekali. Tapi untung saja aku mampu mengendalikan angin dan sedikit demi sedikit mampu memurnikan air dari udara.” Sehrun bicara panjang menjelaskan.
“Ya, aku hampir mati kehausan kalau saja Sehrun ah tidak bisa melakukannya. Kami berada disebuah tempat bernama Mesir, kami melihat bangunan batu besar berbentuk Limas disini. Manusia disini menyebutnya Piramida.” Tambah Kei.
“Piramida?” Mungkin ini bisa jadi patokanku untuk menemukan mereka. “Kei, kau mampu berteleportasi membawa dua orang?” Tanya Leman pada Kei dalam pikirannya.
“Entahlah, sekalipun bisa aku takut aku tak tahu tempat diBumi.” Kei menjelaskan.
“Lem, kami melihat banyak bangunan megah disini. Di tempat yang bernama India. Kami sudah bertemu banyak manusia disini. Dan ada juga sebuah kuil dari emas disini.” Keris bercerita dramatis apa yang dilihatnya.
“Lebih baik hindari kontak terlalu sering dengan mereka.” Leman mengingatkan.
“Tapi mereka sepertinya sangat baik dan bahkan salah satu dari mereka memberikan kami makan.” Keris melanjutkan, “ada seorang gadis hitam langsat yang kami ajak kenalan, dialah yang memberi kami makanan.”
“Aku pikir kau menyuKeinya Keris.” Becky menyela cepat. Sementara Ley tertawa terkikik.
“Kami disini bersama suku pribumi disini, aku bahkan tidak bisa menggunakan pengendalian airku dengan bebas. Oh dan sepertinya DIO senang sekali melihat tanah disini.” Suro berbicara dengan nada yang agak sedikit bersemangat. “Suku ini sangat aneh, semua orang hampir tidak memaKei baju, hanya ditutupi dengan lembaran daunnya saja.”
“Suro, kau dan DIO sepertinya sangat dekat dengan rombongan Keris. Kalian harus bertemu terlebih dahulu, usahakan secepatnya.” Leman meminta kepada Suro, “Menurutku posisi rombongan Keris sekarang sudah pasti, didekat kuil emas. Jadi kalian berdua harus menemukan mereka.”
“Aku akan menemui kalian, Sehrun.” Leman melanjutkan cepat. “ Kalian berdua jangan bergerak dahulu. Aku yakin posisi kita sudah sangat dekat, karena jauh didepanku sekarang aku melihat banyak pasir. Sepertinya aku sudah hampir masuk gurun.”
“Lem, sebenarnya sampai kapan batas waktu kita?” Pertanyaan Keris membuat semua yang lainnya terdiam.
“Seperti kata guru, gerhana disini adalah batas terakhir kita.” Leman menjawabnya untuk membuat pertanyaan Keris jelas didengar mereka bertujuh.
“Kapan gerhana matahari terjadi?” Tanya DIO dan Sehrun bersamaan.
“Aku tidak tahu pasti, namun aku sangat yakin dalam waktu dekat ini.” Leman menyakinkan mereka. “ Aku hanya merasa waktunya sebentar lagi. Andai Taw dapat aku hubungi, mungkin kita bisa lebih tahu waktu pastinya gerhana. Karena hanya Taw yang melihat ramalan mimpinya.”
“Apa kita bisa melawan pria itu?” Tanya Ley, suaranya agak sedikit getar dan melengking.
“Bukan masalah kita bisa atau tidak Ley, tapi kita harus melakukannya apapun yang terjadi bahkan dengan taruhan nyawa kita.”
Semuanya terdiam sejenak dan Leman mengambil nafas.
“Jadi, prioritaskan masing-masing dari kita bertemu satu sama lain dulu.” Kali ini Keris yang mengambil inisisatif untuk menenangkan mereka.
“Ya, kau benar Keris.” Leman menjawab pasrah, walau pasti dalam pikirannya sangat kacau.