Lagi-lagi Canyol menyerang mereka dengan menggunakan api. Kali ini tidak menyerupai hewan, melainkan kobaran api yang sangat besar. Rumput ilalang yang menderu tertiup angin ditanah lapang itu semuanya hangus terbakar dan menyisakan kepulan asap hitam kecil dan sedikit abu. Api ciptaan Canyol kali ini sungguh besar dan juga terlihat sangat padat. Api yang berwarna merah keoranyean. Mereka bertujuh sedikit gentar melihat api yang sangat banyak seperti itu, namun Suro maju lagi kali ini. Dia mendekatkan dirinya pada sungai yang tidak berada jauh dengan mereka. Lalu Suro mengangkat air dalam jumlah yang banyak dan membuat air itu mengeliling mereka bertujuh. Api Canyol menghantam air yang dikendalikan Suro. Namun tiba-tiba sesuatu masuk menembus air yang dikendalikan Suro. Sangat cepat dan bersinar terang. Cen menembakkan petir dari tangannya kearah mereka.
Mereka semua berlari berhamburan, bahkan Suro kehilangan kendalinya atas air tadi. Airnya jatuh dengan cepat ketanah dan membasahi rumput yang terbakar tadi. Canyol menyerang mereka lagi. Kali ini Suro tak cukup waktu untuk mengendalikan air. Mereka bertujuh terpisah sangat jauh, Leman, Becky dan Kei dalam posisi yang bersamaan. Sehrun dan Ley berdua. Sedangkan Suro dan Dio sendirian.
Taw, Cen, Xemen dan Canyol berlari terpisah. Canyol mendatangi Sehrun dan Ley, dia lalu menciptakan lingkaran api yang sangat besar mengelilingi mereka berdua. Xemen mendatangi Suro yang berlari sendirian kedekat sungai, dia mengangkat kedua tangannya menunjuk kearah Suro, menantangnya bertarung. Cen mendatangi Leman, Kei dan Becky. Sedangkan Taw mendatangi Dio.
Leman menyadari gerakan pola mereka berempat dan memperhatikan mereka, terutama pada Cen yang berada didepan mereka. Leman mendapati mata mereka yang hitam kelam tanpa cahaya.
“Kei, Becky, sepertinya mereka berempat dikendalikan. Atau mereka disihir sedemikian rupa. Lihat mata mereka!” Suruh Leman pada mereka.
Kei dan Becky melihat langsung ke mata Cen yang memang hitam, seperti tidak ada yang dipikirkannya.
“Kita terpojok seperti ini, mereka berempat memanfaatkan kelengahan kita. Mereka memilih lawan yang menguntungkan mereka. Becky, bisa berikan aku waktu? Aku akan berkomunikasi dengan yang lainnya.” Pinta Leman, “Kei, lindungi aku. Jangan jauh dariku, saat kau melihat Cen sudah menyerangku. Pindahkan aku dengan teleportasimu.”
Leman lalu duduk dan berkonsentrasi, lalu masuk kedalam pikiran temannya yang lain.
“Kalian semua, jangan terpengaruh dengan mereka berempat. Mereka kena sihir. Walau bagaimanapun jangan lukai mereka, mungkin mereka menyerang kita. Tapi mereka masih teman dan saudara kita, jadi hindari untuk melukai mereka!” Leman berbicara dalam pikiran mereka, terhubung dan terbagi. “Suro, kau harus hadapi Canyol. Karena jika Sehrun yang menghadapinya, kekuatan Sehrun hanya akan menguntungkan apinya. Kekuatan airmu juga tidak berguna jika menghadapi Xemen.”
“Baiklah Lem,” Jawab Suro tanpa protes.
“Dio, kau jangan terpancing melawan Taw, kau yang hadapi Xemen. Kekuatannya tidak memiliki keuntungan melawan tanah.”
“Baiklah.” Jawab Dio juga tanpa banyak pertanyaan. Karena dia yakin Leman adalah ahli pikir mereka yang hampir selalu benar.
“Sehrun, tukar posisi dengan Suro.” Suruh Leman, “Pikiran mereka semua disihir sang penyihir, aku akan menerbangkan kalian bola kristal milik mereka masing-masing. Saat mereka tidak bisa bergerak lagi atau ada kesempatan, tempelkan kekepala mereka. Ingatan mereka akan kembali lagi dan pengaruh sihirnya akan lepas.”
Mereka semua bergerak cepat, Suro menyerang Xemen untuk membuatnya kehilangan penglihatan. Suro mengendalikan air, namun Xemen membekukannya dengan cepat. Dan Suro akhirnya mengerti maksud perkataan Leman, tak mungkin dia mengendalikan air jika melawan seseorang yang mampu membekukan airnya. Suro berlari dan mendekati lingkaran api yang diciptakan Canyol tadi. Suro membuat jalan kecil dan masuk ketengah api tadi dan melihat Sehrun dan Ley yang terdiam ditengahnya.
“Bawalah Ley bersamamu terbang menjauh dari sini Sehrun ah. Temuilah Leman, biarkan aku yang menghadapi Canyol.” Suruh Suro pada Sehrun, mereka berdua hanya mengiyakan dan terbang. Sesaat Canyrol menyerang Sehrun yang terbang membawa Ley, namun langsung Suro hentikan.
Sementara Xemen yang terkecoh karena ulah Suro, segera mengejar Suro kembali. Tapi kali ini Dio menghadang Xemen yang tiba-tiba keluar dari tanah dan berdiri didepan Xemen. Sepertinya Dio berhasil mengecoh Taw dan berhasil kabur.
“Aku lawanmu Xemen!” Tantang Dio kepada Xemen yang hanya memandanginya dengan tatapan yang kosong.
Sementara itu Becky menghadapi Cen yang daritadi meluncurkan petir kepadanya. Namun Becky cukup beruntung karena dia mampu mengendalikan Cahaya, dan membuat Cen sedikit tak berdaya karena kekuatannya. Leman yang telah memutuskan hubungan itu berdiri dan melihat Sehrun yang membawa Ley terbang bersamanya. Namun dibelakang mereka sepertinya Taw berlari cepat mengejar mereka, sambil menenteng pedang ditangan kanannya. Sehrun mendarat dan membiarkan Ley berjalan terlebih dahulu, mereka mendekati Leman dan Kei bersamaan.
“Kita yang akan menghadapi Taw berempat.” Teriak Kei pada Leman, Ley dan Sehrun.