Angin sepoi sepoi meniup Kei dan membuatnya melambai-lambai diudara, rerumputan disana terasa diam dan tak bergerak atau bahkan bernyawa. Pria berkulit gelap itu memperhatikan sekitarnya dengan seksama namun sepertinya tidak menemukan seseuatu yang menjadi perhatiannya. Lalu dia memegang kedua tangannya dan menghilang dengan cepat, lebih cepat dari sebuah kilat. Atau lebih cepat dari sinar cahaya sekalipun. Pria itu menghilang dalam keadaan sangat genting dan hatinya merasa tidak menentu. Saat dia menghilang,hanya bekas pijakan di rumput yang terlihat. Tidak ada yang lain.
Dengan seksama lagi dia berpindah tempat seperti seseorang yang diselimuti perasaan gundah dan gelisah. Tentu saja, seorang temannya dari kecil atau bahkan seseorang saudara jauhnya sedang dalam keadaan koma dan dia seharusnya lebih mengetahui hal itu sebelumnya. Perasaan bersalah karena telah membiarkan bertarung sendirian adalah hal yang salah. Dia tahu itu dan tetap membiarkannya terjadi. Dia bahkan sempat punya perasaan yang melintas cepat dalam hatinya. Namun kekuatan dalam dirinya tidak mampu bertindak sesuai apa yang dirasakanya. Sungguh naif, sungguh sekarang dia benar-benar tahu dia memiliki mental yang sangat lemah. Dan dia tidak terima hal itu dengan hati yang besar.
Sekarang dia mendarat lagi disebuah rerumputan yang rumputnya seperti mengalami perputaran hebat. Dalam radius beberapa meter saja, sedangkan rumput yang lain masih berdiri dengan tegak dan biasa. Apa yang dia pikirkan setelah melihat itu? Lalu dia terkejut melihat banyak darah menempel direrumputan itu dan sebuah tanda genggaman disana. Dia terkejut dan memperhatikan sekelilingnya dengan cermat. Berputar pelan mencari seseorang, seseorang yang sangat berharga baginya. Namun dia tidak menemukannya lagi, apa yang sebenarnya terjadi? Dimana Sehrun? Pikirnya dalam kepalanya.
Dia menghilang disekitar area itu dan menghilang lagi tetap disekitar area itu. Lagi. Dan lagi.
***
Kei’s Part
Aku sangat menyesal telah membiarkan Sehrun sendirian menghadapi Taw. Aku harusnya tahu hal itu tidak akan seimbang, walaupun itu instruksi dari Leman sendiri, Ahli pikir kami. Dan sekarang membuktikan bahwa Leman pun bahkan salah perhitungan, dan ini adalah yang keberapa kalinya. Dimana Sehrun? Aku sudah berputar-putar dan menghilang dari area sini berulang kali dan tak menemukan Sehrun, bahkan tidak juga Taw. Aku tidak paham apa yang terjadi. Sepertinya Taw membawa Sehrun. Itulah yang bisa terpikirkan olehku untuk saat ini. Tapi kemana mereka? Aku tidak tahu.
Aku sudah capek menghilang berkali-kali dari area ini dan tidak menemukan apa yang aku cari. Aku hanya mengantongi bola yang diberikan oleh Leman dan sesekali memegangnya, ini bola milik Taw. Leman menyuruhku menyadarkan Taw, tapi aku tak menemukannya. Disini sangat sepi dan hanya burung-burung yang berputar terbang mengeliling langit dengan santai. Mereka berputar diatasku. Burung yang sungguh aneh. Ada sekitar sepuluh burung yang berputar-putar diatasku. Ah burung yang sungguh cantik dengan warna yang mencolok seperti itu. Aku hanya berdiri sekarang, sesekali memandangi langit dan hutan dan gunung. Aku terduduk.
Apa yang bisa aku lakukan? Seandainya tadi aku bertanya detil kepada Leman, mungkin saja aku bisa menemukan Sehrun dengan cepat dan segera membawanya ke Ley untuk minta diobati. Tapi Keris disana terluka, dan Leman juga ada disana. Apa yang sedang terjadi pada mereka bertiga? Apakah mereka sekarang menghadapi Sang Penyihir? Apa yang terjadi pada mereka? Apa mungkin mereka? Ah, aku terlalu berpikiran negatif. Disana ada Lueman dan dia pasti bisa mengatasi semuanya. Yang harus aku lakukan sekarang menemukan Sehrun.
Aku berjalan sekitar dua puluh meter kearah barat, ah burung-burung itu mengikutiku terbang. Apa yang terjadi? Apa yang coba mereka sampaikan kepadaku? Aku tak menghiraukan mereka dan berjalan lagi. Namun mereka masih saja terbang berputar mengikuti. Sepertinya mereka seolah memberitahuku sesuatu. Apakah mereka mencoba memberitahukanku dimana Taw membawa Sehrun? Aku memandangi mereka, dan mereka terbang berputar merendah kearahku. Semakin rendah hingga tanganku hampir bisa menyentuh mereka. Aku mencoba menangkap salah satu dari mereka tapi mereka terbang cepat menuju kesuatu arah. Hutan? Apa mereka mencoba memberitahukanku bahwa Sehrun dibawa kehutan? Aku berlari cepat mengikuti mereka dan mereka terbang rendah semakin cepat.
Aku tetap mengikuti alur yang dibimbing oleh para burung dan berlari dan terus berlari. Rerumputan dipadang itu tidak membuatku berjalan berkelok-kelok, aku tetap berlari lurus kedepan apapun yang menghalangi. Hingga sekian lama aku sampai di tepi Hutan, para burung terbang menjauh dan salah satunya menghinggapi bahuku. Aku berjalan pelan dan memasuki hutan. Burung yang hinggap dibahuku memberitahukanku arah dengan cara menolehkan kepalanya. Aku mengikuti setiap gerak tolehan burung, dan memasuki hutan semakin kedalam. Aku hampir tak melihat apapun didalam seandainya secercah cahaya tak masuk kedalam hutan. Hingga kulihat sebuah pohon besar yang bercabang banyak namun tak berdaun. Burung yang hinggap dibahuku terbang secara tiba-tiba dan hilang entah kemana. Aku bingung mau melakukan apa dan hanya berjalan maju.
Aku mendengar derak langkah kaki yang pelan dan suara seretan yang sangat kasar. Aku berlari mendekati sumber suara dan melihat seseorang menarik ketiga orang dengan tangannya, satu ditangan kiri dan dua ditangan kanan. Aku berlari mendekatinya namun dia menyadari gerakanku dan langsung menoleh kebelakang. Itu Taw! Sehrun, Becky dan Cen juga. Aku menghilang dan berdiri didepannya dan Taw langsung kupegang lalu kami menghilang.