Cih ... aku tidak bisa mengabaikan perintah Jenderal bodoh itu! Jika aku tidak mematuhinya ... saat aku pulang nanti, aku akan jadi gumpalan daging.
Mark melihat Robot merah sebesar gedung dua puluh lantai, yang memegang senapan besar di bahunya. Robot itu menghancurkan batu besar hanya dengan sekali tendang.
Bayangan hitam melompat-lompat gesit dengan pijakan antar batu, pasir, batu, serta tebing yang berada di sekitarnya.
Mark mulai merasa kelelahan. Robot itu pun tidak henti-hentinya menembakan roket yang keluar di punggungnya.
Huh ... matahari sudah akan terbenam.
Mark melihat matahari akan tenggelam dengan wajah gelap. Dimana para pengguna 'sk' hanya kuat pada siang hari, saat matahari memancarkan sinarnya.
[sk-T013]
Kekuatan diperoleh Mark, dimana ia dapat merubah Energy .Yang matahari menjadi Energy yang dapat mengendalikan permukaan tanah sesuka hatinya. Ia dapat merubah pijakan tanahnya menjadi super elastis dan melompot ke sana sini, seperti trampolin.
'sk' yang sangat ia benci karena sangat tidak cocok dengan image Mark yang menggunakan gogglescope dan sniper-nya.
Robot itu berusaha untuk menginjak Mark sambil terus menembakan roket kecil, yang selalu dihindari dengan mudah oleh Pria itu.
Robot itu pun kebingungan dan mengabaikanya, maju ke arah selter.
"Hahaha.... Mesin bodoh itu akhirnya menyerah!!" Mark berdiri tegap, membusungkan dadanya dengan bangga.
Mark munguap bodoh. "Hoaamm ...!! Ternyata menyenangkan juga, menggoda Mesin bodoh itu ...."
Duduk di atas batu besar, Mark mengeluarkan sniper-nya dan mengganti pelurunya dengan [S0-23]. Dan posisi ia pun setengah berjongkok, dalam posisi menembak.
Ia meletakan sniper pada siku kirinya, dan mengarahkan moncong sniper-nya ke bawah, sambil menempelkan mata kanannya ke scope sniper-nya. Lalu Mark pum mulai memindai, untuk mencari kelemahan Robot di hadapannya.
"Sial." umpat Mark dengan frustasi, melihat ke bawah.
Mesin itu tidak memiliki satupun kelemahan?
¤Dor!!¤
¤Dor!!¤
. . .
Suara tembakan frustasi Mark menggema ke seluruh penjuru gurun. Ia terus menembaki sendi-sendi, kepala, bahkan punggung Robot tersebut. Namun, Robot itu tidak bergeming sama sekali.
Robot itu hanya sesekali menembakan roket kecil padanya.
“Benda itu benar-benar mengabaikanku, huh ...” gumam Mark.
Mark kemudian mengambil kembali tas, sambil menyandangkan sniper dan tasnya, lalu ia turun ke tengah celah sisi batu, bersiap untuk menggunakan [sk-013]; dengan pijakan sisi batu besar itu, Mark melompat ke depan menuju ke arah pintu dengan super-cepat, dan ia meninggalkan bayangan hitam saat melewati samping kanan Robot itu.
"!!?!??!!"
Robot itu mendeteksi keberadaan Mark, dan ia langsung menembakan roket kecil, tetapi Pria itu terlalu cepat sampai di depan Pintu.
¤Pfiuufftt. . .!¤
Roket itu pun meledak tertembak cannon biru [scg-T321].
¤bom. . .!!!¤
“Mark!!! Itu Mark?! Ia berhasil mahan RbX-M2314!!” seru seorang Prajurit.
“Oke, oke, oke. Kita harus bersiap-siap dulu ... bodoh!!” desak Mark.
Mark sampai di hadapan Pintu kecil dengan tulisan [S3341] di tengahnya. Ia mengeluarkan tablet dan memindaikannya ke Pintu itu.