Sirius berada di dalam lift tabung yang melesat ke bawah, memperlihatkan ruang bawah tanah seluas 5000m². Ia melihat berbagai ukuran lemari yang berderet rapih, seperti perpustakaan.
Lemari-lemari yang berisikan: alat-alat, mesin, dan senjata canggih mengeluarkan cahaya berbagai warna, dan terhalang oleh kaca tebal transparan.
Namun, Sirius hanya terpaku pada satu rongsokan kosong bebentuk tabung-silinder, yang tergeletak di antara rongsokan lainnya.
“Ya!” Sirius menjawab pertanyaan Jenderal Moran dengan semangat. Ia gembira melihat tabung-silinder tidak asing baginya, tidak lain adalah tabung-silinder yang ada di sampingnya, saat pertama kali Pria itu membuka mata di Planet ini.
Sirius maju, menyentuh tabung tersebut. Lalu ia menutup mata merasakan kehangatan dalam hatinya, tanpa mempedulikan dua orang di sampingnya.
Hening cukup lama ....
Sampai Elk berteriak, “Berapa lama kamu akan terpejam di situ? Kami membawamu ke sini untuk membuat alat untuk menghancurkan [RbX-M2314], robot yang kau maksud itu!”
“Oke-oke, tunggu sebentar!” jawab Sirius dengan tenang. Ia langsung membongkar tabung-silinder tersebut, kemudian terdapat sirquit yang sangat rumit berwarna: hijau, biru dan putih terang seperti kabel pada tabung-silinder di depan Sirius.
Pria itu mondar mandir cukup lama. Mengobrak ngabrik rongsokan di sekitarnya mencari sesuatu, kemudian ia menyambungkanya dengan berbagai sirquit lainnya.
. . .
Sampai saat tabung0silinder tersebut berubah menjadi mesin bulat berbentuk seperti bola basket, dan Sirius pun memandangi bola mesin cukup lama, ia tampak seperti kebingungan.
“Jadi, apa ini?! Untuk apa bola itu?” tanya Elk.
“Ini akan bisa memancarkan Energy ledakan yang cukup untuk menghancurkan satu selter yang kalian miliki,” jawab Sirius dengan tenang sambil menyentuh dagunya, kemudian ia melirik ke arah rongsokan lainnya seperti mencari sesuatu.
“Tapi di sini aku tidak menemukan alat yang memliki Energy cocok untuk ini,” tambah Sirius mengerutkan kening.
“Berapa yang kamu butuhkan untuk menghidupkan mesin ini?” tanya Jenderal Moran.
“Sekitar 2,3 xj mungkin?” jawab Sirius dengan ambigu.
“Entahlah, kalau ada yang lebih dari itu!?” pinta Sirius setelah merenung, dan memikirkanya.
“Oke, aku akan membawanya,” kata Elk.
Wanita itu pergi cukup lama untuk membawa alat yang memiliki Energy cukup banyak. Tidak lama kemudian, dia kembali membawa sebuah batu sebesar telapak tangan yang memancarkan cahaya oranye terang—Sirius melebarkan matanya terkejut ketika melihat batu di genggaman Elk.
Mereka benar benar memilikinya!?
Elk meletakkan batu tersebut di atas meja di samping Sirius, kemudian dia menatap tajam Pria muda di hadapannya dengan tatapan sangat serius.
“Hati-hati menggunakanya, StA.++T112 ini sangat berharga. Sampai kamu gagal sekali saja, kepalamu melayang!” ancam Elk dengan tegas.
“Baik!” jawab Sirius dengan gugup.
Sirius membuat alat untuk mentranfer Energy dari batu itu dengan cepat dari rongsokan dan alat dengan berbagai warna di sekitarnya.
Apa ini?
Tetapi kemudian Pria itu melihat ada sesuatu yang aneh pada sirquit setengah menyala dalam proses transfer Energy tersebut.
[BvJx-Tsh341]
Kode berwarna merah memancarkan cahaya redup berkelap kelip dengan warna lebih mencolok dari yang lainya terlihat oleh Sirius, tersembunyi dengan baik di antara berbagai warna sirquit.
" ...?!" Sirius menyadari sesuatu kemudian ia tegesa-gesa mengambil salah satu proyektor di dalam rak lemari, dan ia langsung memodifikasinya, lalu Pria muda itu pun menyambungkan proyektor tersebut pada bola mesin.
sh . . !!!
Ia menyentuh kata 'sh' dalam kode itu, kemudian dengungan keras menggema di seluruh penjuru ruang bawah tanah.