Mereka ber-tiga menatap kosong ke panel window yang berkelap-kelip.
Sirius yang sedari awal pertama kali menginjakkan kakinya di Planet bernama Bumi ini, berpikir bahwa memang ada yang aneh dengan matahari. Matahari itu terlihat kesakitan, seperti terkekang oleh suatu Energy jahat yang menyelimutinya.
“Apa yang aneh dengan matahari itu?" tanya Elk, kebingungan. "Dari aku lahir, ia tak berubah sedikitpun."
Jenderal Moran mengambil buku tua berwarna coklat compang-camping termakan oleh waktu—di dalam lemari di dekatnya. Lalu, dia meletakanya di atas meja dan membuka suatu halaman yang berisi informasi tentang matahari.
“Menurut catatan sejarah Bumi kita ini. Matahari itu berwarna oranye saat senja, dengan kehangatan ultraviolet saat menerangi kulit kita para manusia. Tapi empat ribu tahun ini berubah warna menjadi kuning dan sangat menusuk kulit yang sedikit menyakitkan.” Jenderal Moran mengerutkan kening saat membaca buku itu.
“Jadi dia dalam masalah?” tanya Sirius.
“Dia?!“ tanya Elk dan Jenderal Moran serempak, menatap Sirius dengan tatapan heran.
“Hahaha.... mungkin hanya kamu yang bisa memanggil ia sebagai makhluk hidup.” Elk tertawa kemudian menatap tajam Sirius.
Kedua orang itu menatap Sirius dengan wajah aneh. Jenderal Moran kemudian mengembalikan buku ke tempat semula.
“Matahari itu Energy, sekaligus bencana untuk—” Elk yang akan menjelaskan sesuatu terpotong oleh sanggahan Jenderal Moran.
“Sudah cukup!!! Abaikan dulu itu, kita sedang terburu buru. Apa yang kamu maksud dengan ‘Data’ tadi? Itu adalah informasi cukup penting yang harusku laporkan pada atasan dan Jenderal lainnya,” tuntut Jenderal Moran kepada Sirius dengan tegas.
Elk ingin menjelaskan sesuatu, tetapi terpotong oleh Jenderal Moran.
Kemudian Sirius menatap Elk dengan ekspresi penasaran. Namun, Sirius pun tetap langsung memberi penjelasan, “'Data' itu adalah kekuatan yang sama seperti ‘sk’ kalian. Hanya saja kami menggunakan inti Energy ada dalam diri kita, bukan Energy eksternal yang kalian sebut matahari itu.”
“Jika kugambarkan akan menjadi seperti ini ....” Sirius mendekati alat proyektor terdekat, menuliskan dan menggambar sesuatu di panelnya dengan cepat.
[MBG-Sr211] : Memebentuk meteor sebesar bola basket di telapak tangan. Jangkauan ‘Data’ 50*1000, daya ledak panas 1000 derajat Celsius. dengan konsumsi Energy sebesar 3 xj.
“Aku yang membuat ini. tertera pada ‘sr’ di sana tidak lain adalah nama kode ku. Dengan percobaan selama 211 kali untuk berhasil meminimalisir penggunaan Energy dan menaikan kapasitas ledakanya,” jelas Sirius. “Tapi berbeda dengan para bangsawan!!”
“Dimana setelah kode pembuat itu bukan banyaknya percobaan, tapi tahun di mana pembuatan "data". Entah itu robot, 'Data’, senjata atau pun yang lainya.” Sirius kemudian melanjutkan menulis di panel.
[sbk-sr342] : Membentuk laser dalam energi panas, dengan jari yang dipilih. Jangkauan ‘Data’ 5*500, konsumsi Energy sebesar 15 xs.
[eFS-T2221] : Membentuk bola bola komet es di sekitarnya, daya ledak beku -540 derajat Celsius. Satu bola komet es mengkonsumsi Energy 4,2 xj, Dengan jangkauan dibagi dari penggunaan Energy yang tersisa per *100.
“Wow!? Itu dua kali dinginya luar angkasa terjauh! Kenapa wanita itu tidak ada di sini!?” kata Elk, menjilat bibirnya. “Jika dia ada di sini, itu akan jadi sangat menyenangkan!”
Mengabaikan Elk, Jenderal Moran mengetik laporan dengan cepat dan langsung mengirimkanya kepada atasan serta Jenderal lainnya. Saat [StA.++T112] hampir kehabisan Energy-nya; ia telah tertranfer kepada bola mesin.
Sesaat kemudian, bola mesin itu sudah mengisi Energy sepenuhnya. Dengan [StA.++T112] masih setengah redup.
Ini masih ada setengah? Berapa banyak Energy yang ada di dalamnya!?
Saat Sirius ingin mencoba menyentuh batu sebesar telapak tangan itu, bayangan hijau melesat di hadapannya.
“Cukup ... sampai disitu!!!” teriak Elk langsung menyambar batu itu.
Sirius berdecak kesal. “Cih!!”