「. . . 」
「. . . 」
「Failed」
Sudah pasti!
Sirius dengan muram menggelengkan kepalanya, ia memijat pelipisnya dengan bingung memikirkan sesuatu.
Jika bahkan "data" buatanku tidak bisa. Apa yang bisa aku ‘install’ ke dalam tubuhku ini?!
Ia memikirkanya cukup lama. Sirius naik ke lift tabung, kemudian melesat ke atas dengan sangat cepat ke atas. Lalu, ia keluar gedung, memperhatikan prajurit sedang berbaris rapih dengan instruksi Jenderal Moran yang tegas.
Sesaat kemudian, Sirius melihat Elk keluar gedung dengan membawa ransel besar dan perlengkapan lainya.
Itu ...
Sirius melebarkan matanya memikirkan sesuatu, dan kemudian tersenyum aneh melihat Elk.
“Ada apa dengan tatapanmu itu!?” tanya Elk, menggigil ketakutan.
“Maaf!!! Oke?! Aku tidak akan jatuh cinta padamu! Kau bukan tipeku!” kata Elk, menjulurkan lidahnya. Kemudian dia berlari menjauh sambil membawa ransel tersebut, menuju ke Jenderal Moran untuk rapat strategi.
¤¤¤
Para Prajurit memakai pakaian, celana hitam, dengan syal abu-abu tebal di lehernya, sedang berbaris dengan rapih, menunggu instruksi selanjutnya.. Dan beberapa Prajurit yang memakai gogglescope di kepalanya, walau mereka terhitung dengan jari.
Mereka kemudian diberi instruksi untuk mempersiapkan alat-alat perang canggih, dengan sangat gesit mereka melaksnakannya dan kembali ke tempat semula, sekejap mata.
Setelah semua selesai, para Prajurit masing-masing mengambil satu batu seukuran kepalan tangan manusia dewasa; mereka semua menggenggam satu batu itu dengan cahaya lebih redup dari [StA.++T112].
Cahaya warna-warni bersinar terang ke seluruh halaman selter. Sirius melangkah mendekati kumpulan cahaya itu dengan takjub, tetapi salah satu Prajurit menghetikanya.
“Apakah yang kamu pikirkan berada di sini?” tanya seorang Prajurit.
Para Prajurit dalam barisan selesai menyerap Energy yang ada dalam batu. Batu itu kemudian menghilang di udara, menjadi abu.
Mereka menatap tajam Pria muda bermata emas mengkilap, seperti giok. Berambut putih, seputih salju dengan kulit mulus tanpa cacat sedikitpun di hadapan mereka.
Prajurit dalam barisan berseru, “Bayi sepertimu tidak di terima di sini!”
“Ya. Apa yang dikatannya itu benar! Lebih baik kita memisahkan diri saja ok?!” tuntut Prajurit lainnya.
“Kita semua dari awal tidak berniat untuk berteman, benar?” desak seorang Prajurit yang menghentikan Sirius, dengan pandangan sinis, tersenyum lebar.
. . .
Hening cukup lama, sampai saat Pria muda itu terpaku pandanganya pada Elk. Wanita muda yang datang berdampingan dengan Jenderal Moran setelah rapat strategi selesai.
“Aku ingin menantang seseorang untuk bertarung ....” kata Sirius dengan tenang.
“Bertarung? Kamu??” tanya seorang Prajurit.
Para Prajurit saling memandang kemudian tertawa lepas, terbahak-bahak.
“Hahaha.... Bertarung? Bayi sepertimu? Dengan siapa???”
“Wanita itu!” Sirius dengan tenang menujuk Elk yang tidak jauh darinya.