Pria muda itu menatap matahari yang akan terbenam dengan sedih, sambil merepalkan tangannya. Mata emas jernih yang memancarkan tekad, dan keinginan teguh untuk menjadi lebih kuat, agar ia bisa menyelamatkan Gadis yang ada di dalam pikirannya.
Kedua Jenderal pun mengintruksikan Sirius untuk melancarkan serangan, saat kedua Komandan musuh sibuk bertarung dengan mereka ber-dua.
Melihat pasukan musuh hampir siap, kedua Jenderal itu kembali melesat ke posnya masing-masing.
Sirius melihat dengan jelas kedua belah pihak telah bersiap untuk bertempur. Satu Batalion Prajurit Jenderal Bors di barisan paling depan, untuk serangan penghabisan, dan membuka jalur dengan menghancurkan semua jebakan yang ada.
Terlihat dengan jelas olehnya, mata semua Prajurit Jenderal bors berwana putih pasi yang memancarkan tekad kuat, tidak takut mati.
Dan empat Batalion Prajurit pertahanan [A327] dengan masing-masing dua Batalion dipimpin oleh Jenderal Moran dan Jenderal Sez yang melayang di udara.
“Hahaha....”
Suara tawa nyaring menggema di udara, dan mendistorsi ‘ruang’ di seluruh area Medan Perang sejauh mata memandang.
Seorang Pria paruh baya memakai jubah hitam corak biru terang, maju ke depan dengan berani. “Kalian para ternak masih berani untuk melawan kita!?”
“Menyerahlah! Serahkan diri kalian dengan baik, dengan begitu, tidak akan ada yang menderita! Seperti Area-area sebelumya telah kuhancurkan,” saran Pria paruh baya itu sambil melebarkan lengannya. Ia menatap seluruh musuhnya dengan tatapan tajam.
“Kau pikir kami bodoh? Menyerah atau bertarung, kita akan sama-sama mati!!”
“Kami .... ‘Manusia’ akan bertarung atau mati! Apa pun yang terjadi, kami yang akan menang!!”
“Ukir kata-kata ini di dalam pikiranmu!”
“Kami ‘Manusia’ tidak akan pernah menyerah!” teriak Jenderal Sez dengan tegas.
Dia mengangkat kepalan tanganya tinggi mengarah ke langit. Kemudian teriakan seluruh Prajurit Batalion terdengar menggema di udara mengiringinya: Oooo ... ooo....!!
“Kami tidak akan menyerah!!”
“Kami yang akan menang!!!”
Keributan Prajurit Batalion Jenderal Sez terpecah.
Pria paruh baya berjubah hitam itu berwajah gelap, dan ia melirik rekan Komandan di sampingnya.
“Sepertinya kita tidak mendapatkan Energy berkualitas bagus lagi kali ini,” kata Pria berjubah hitam itu.
“Yah ... apa pun itu, kita harus menyelesaikan ini dengan cepat dan membersihkan Area yang lainya,” kata seorang Komandan muda di samping dengan tenang, menatap Sirius dengan tajam. “Dan jangan lupa untuk membawa Pria muda itu hidup-hidup, itu adalah misi utama kita saat ini."
“Kuperingatkan lagi! Jangan terlalu berlebihan sampai merusak xious-M4221 di kirinya dadanya!” tegas Pria muda itu.
“Baiklah! Baiklah!! Aku mengerti,” gerutu Pria paruh baya.
“Kita akan mulai .... Kalian semua! Buka jalur!!” perintah Pria paruh baya itu.