Kilatan listrik ungu tak henti-hentinya mendesis di seluruh Medan Perang, dan ia semua disertai asap hitam yang membumbung tinggi menutupinya.
Seluruh Medan Perang dihiasi dengan jeritan kesakitan para Prajurit, yang selamat dari ledakan Meteor di dalam asap hitam tersebut; jeritan para Prajurit itu hanya sekejap dan langsung lenyap; dan suara jeritan 'mereka' menggema ke seluruh Medan Perang.
Listrik ungu itu akhirnya berhenti, setelah gema ribuan jeritan Prajurit satu per satu telah hilang. Lalu asap hitam itu perlahan mengilang, terhempas angin.
Kawah besar tebentuk disertai kobaran api ungu mengelilinginya perlahan terlihat, dengan Pintu Besar yang terhimpit oleh tebing, yang terbuat dari [NxU-O418]; merupakan gabungan bahan terkuat inti Bumi, telah hancur.
Pintu itu setengah menghilang menjadi abu, menyisakan lubang besar akibat hantaman Meteor Besar.
Tebing tinggi juga setengah hancur dan hanya menyisakan lubang besar, dengan lorong penghubung Pintu dalam dan Pintu luar telah tertutup oleh pecahan bebatuan yang jatuh dari sisi-sisi tebing lorong itu.
Camp-camp Prajurit serta jebakan di sepanjang lorong telah lenyap, terhempas Gelombang Ledakan Meteor Besar itu.
Ledakan Besar di seluruh penjuru Pintu Area telah lenyap, menjadi hening mencekam. Asap hitam yang akhirnya menghilang terhempas angin secara bertahap.
“Manusia-manusia itu masih hidup?!” kata Komandan muda.
“Itu ... tidak mungkin!!!” tukas Komandan Pria paruh baya, melebarkan matanya, terkejut.
Seseorang membelokkan seranganku?!
Mereka ber-dua melihat Energy-shield sangat tebal yang berbentuk kubah besar, disertai kobaran api biru pekat bercahaya terang, dan perlahan ia memancarkan sinarnya, menerangi seluruh penjuru Medan Perang.
Sirius yang telah perlahan pulih dari serangan telak sebelumnya. Ia berada cukup jauh dari Medan Perang, berada di atas Batu Besar bersama Elk disampingnya.
Elk mengerutkan keningnya, merasa cemas, dan saat debu hitam terhempas angin sepenuhnya menghilang, Jenderal Sez. melayang terlentang tidak sadarkan diri di dalam kubah-Energy biru, dengan seluruh tubuhnya terbakar kobaran api berwarna biru pekat.
Jenderal Sez. berada di tengah-tengah para Prajuritnya yang mendongakkan kepala mereka, melihat Jenderal mereka, sambil terkejut melebarkan mata mereka. Dia melindungi seluruh Prajuritnya, tanpa satu darah Prajurit pun menetes.
“Apa itu shaolin juga? Atau disebut ... Mmm ... kung ... fu?!” tanya Sirius, menengok melihat Elk yang sedang menatap Jenderal Sez. dengan tatapan cemas.
“Bukan.“ jawab Elk, memejamkan mata dan menggelengkan kepalanya, merenung sejenak. “Itu disebut ‘Pencak’ ... Merupakan salah satu gerakan ‘bela diri’ dengan pertahanan terkuat di Bumi kami saat ini.”
“Tapi gerakan ‘Pencak’ Benua [4] kami sangat tidak lengkap!” Elk mengerutkan keningnya. “Dimana Energy jiwa yang di butuhkan sangat besar, dan sangat merusak tubuh serta wadah Energy si pengguna.”
“Gerakan ‘Pencak’ ini telah tersebar di seluruh penjuru Benua.”
Elk merenung mengingat sesuatu, dan lanjut berkata, “Legenda mengatakan bahwa ... asal gerakan ‘Pencak’ ini berasal dari ‘bela diri’ sudah setengah punah saat ini ... bernama ... ‘Silat’ ...!?”
“Apa itu bagian dari kung fu yang pernah kamu sebut?” tanya Sirius.
“Bukan!" bantah Elk. "Itu berbeda ...”
Elk mengeluarkan belatinya, kemudian dia duduk menghadap Sirius, dan menggambar sesuatu.
“Meskipun mereka sama-sama berasal dari Benua [4] yang telah menyatu saat ini ...” jelas Elk, sambil menggambarkan peta legenda Benua Bumi di permukaan batu pijakannya, dengan belatinya, secara kasar.
“Dulu ... menurut legenda. Benua [4] ini di sebut ... Benua Asia.” Elk menujuk suatu gambar, dengan belatinya. “Yah. Di sinilah dimana Kung fu berasal dari daratan yang disebut ‘Cina’.”
“Sedangkan ‘Silat’ itu berasal dari sini ....” kata Elk menujukan suatu wilayah kepulauan yang telah dia gambar secara kasar.
“Indonesia ....”
Sirius mendengarkan penjelasan Elk dan memperhatikan peta yang digambarnya dengan seksama. Ia langsung mengingat seluruh informasi yang didapatnya dalam sekejap mata.
“Gerakan ‘Silat’ itu hanya berfokus pada pertahan?!” tanya Sirius dengan ragu.
Elk menjawab sambil perlahan berdiri, “Meskipun itu disebut pertahanan terkuat saat ini, dikatakan bahwa ‘bela diri’ itu memliki beragam gerakan pertahanan, dan serangan fleksibel terkuat yang pernah dimiliki umat manusia pada saat itu.”
“Hanya infromasi gerakan pertahanannya saja, yang bisa bertahan melawan Zaman dan Waktu ...” jelas Elk menutup mata sambil menggelengkan kepalanya, dan menghela nafas. “Saat ini, ‘bela diri’ itu telah terpecah-belah di seluruh penjuru Benua ... dan hanya beberapa gerakan darinya yang kami temukan hingga saat ini.”
Sirius mendengarkan penjelasan Elk dengan seksama, lalu ia merenung sejenak. Kemudian ia menatap Jenderal Sez. yang masih melayang dengan kobaran api biru pada tubuhnya, yang belum menghilang.
Jika aku mempelajari gerakan itu ... aku bisa menjadi sangat kuat!