Setelah mengidentifikasi ciri-ciri universal dari masa anak-anak, Maria Montessori mencurahkan perhatiannya untuk menerapkan temuan tersebut pada pendidikan dan pengasuhan anak. Untuk itu, ia merumuskan apa yang sekarang disebut “Metode Montessori”. Tujuan utamanya ialah
- memfasilitasi berkembangnya kepribadian unik anak;
- membantu anak agar mudah menyesuaikan diri secara sosial, emosional, serta tumbuh bahagia dan kuat secara fisik;
- mewujudkan potensi intelektualnya secara penuh.
MENGEMBANGKAN KEPRIBADIAN
Montessori memandang tiap individu sebagai kesatuan utuh dan percaya bahwa setiap anak membentuk kepribadiannya sendiri melalui keterlibatan aktif dalam lingkungan. Ia juga percaya bahwa kualitas individu ketika dewasa bergantung pada keberhasilan dalam tiap tahap perkembangan.
- Pada tahap pertama (masa bayi), anak Anda perlu dibuat merasa aman, serta membentuk hubungan yang memuaskan dengan ibu atau pengganti ibu (nenek, baby sitter). Pada tahap ini anak harus terpenuhi segala kebutuhan fisiknya.
- Pada tahap berikutnya, anak perlu mengembangkan kemandirian. Dia masih memerlukan Anda sebagai orang tua, terutama ketika berusaha melakukan berbagai hal sendiri karena dia akan kerap gagal dan hal itu bisa membuatnya ragu akan kemampuannya. Montessori yakin bahwa dasar-dasar kepribadian seseorang sudah terbentuk pada usia 3 tahun, sebagaimana diyakini juga oleh banyak orang tua berdasarkan pengamatan pada pertumbuhan anak mereka sendiri.
- Pada tahap terakhir yang berlangsung dari usia 3 sampai 6 tahun (yang bertepatan dengan fase “sadar” dari pikiran yang mudah menyerap), kepribadian anak Anda masih bisa diubah agar menjadi “normal”, dalam istilah Montessori. Artinya, dengan penanganan yang cermat dan simpatik, anak masih dapat menjadi dirinya sendiri, bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta merasa terpenuhi dan bahagia.
Montessori percaya bahwa
tiap anak terlahir dengan
karakter yang berbeda-beda.
Ada anak-anak yang kuat, ada pula yang lemah. Namun, deskripsi semacam ini hendaknya tidak dianggap sebagai penilaian karena tiap anak memiliki perannya masing-masing.
Bagan di halaman berikut menggambarkan tipe-tipe karakteristik yang muncul dalam enam tahun pertama kehidupan seorang anak.
Peran Orang Tua
Agar bisa membantu pertumbuhan kepribadian anak dalam periode enam tahun pertama kehidupannya, Anda perlu menyadari pentingnya peran orang tua dalam proses tersebut, serta pentingnya sikap Anda terhadap cara menangani berbagai situasi sehari-hari. Prinsipnya adalah sebagai berikut:
- memberi kebebasan dalam batas-batas tertentu;
- menghargai individualitas anak;
- jangan memaksakan kehendak dan kepribadian Anda kepada anak.
MEMBANTU PENYESUAIAN SOSIAL
DAN EMOSIONAL
Pada usia 6 tahun, anak Anda seharusnya sudah memiliki adaptasi sosial yang baik, bisa berperilaku sesuai dengan norma masyarakat. Dia seharusnya sudah bisa bekerja sama dengan anak-anak seusianya dan mengembangkan sikap peduli serta menghargai orang lain. Selain itu, seharusnya dia telah menunjukkan kestabilan emosi dan memiliki kelekatan yang normal pada orang tuanya.
Pada usia 6 tahun semestinya mereka sudah tidak selalu menempel pada Anda dan tidak harus didorong untuk melakukan sesuatu. Jika mereka masih menunjukkan sikap demikian, berarti pada titik tertentu dalam proses pertumbuhannya, mereka kehilangan kepercayaan diri sehingga perlu dibantu. Pada usia ini, jika sudah diberi kata-kata yang menenteramkan, anak seharusnya sudah bisa bermain dengan riang tanpa kehadiran Anda. Ketika sekolah, anak seharusnya sudah siap menghadapi berbagai situasi baru.
Cara Anda menerapkan kedisiplinan menjadi sesuatu yang penting dalam perkembangan sosial emosional.
Montessori banyak menulis tentang pentingnya menumbuhkan disiplin diri pada anak-anak, serta cara untuk melakukannya. Menurut Montessori, ada tiga tahap kepatuhan yang akan berujung pada disiplin diri anak.
Tahap Pertama: Baru Lahir Sampai dengan 18 Bulan
Pada tahap ini hampir tidak ada kepatuhan karena anak belum mengerti konsep tersebut. Meskipun demikian, perlakuan konsisten dan penuh kepekaan akan menjadi dasar bagi tumbuhnya hubungan kooperatif. Hal terpenting pada tahap ini ialah memenuhi kebutuhan anak dengan tenang dan penuh cinta.
Tahap Kedua: Sekitar 18 Bulan Sampai dengan
4 Tahun
Ini adalah periode peralihan. Anak kadang menunjukkan kepatuhan, tetapi hal ini bergantung pada pemahaman anak. Kunci pada tahap ini adalah menciptakan lingkungan yang aman agar anak bisa bereksplorasi secara bebas tanpa harus selalu diawasi dan dilarang. Luangkan waktu sesering mungkin untuk menjelaskan berbagai hal agar pemahamannya ikut tumbuh karena hal ini akan meminimalkan tantrum. Pada tahap ini anak juga sedang peka terhadap keteraturan sehingga perlu diberi rutinitas agar merasa aman.