Leanne Winston Easter adalah seorang putri dari keluarga Viscount of Druift. Sebuah wilayah bagian timur dari kerajaan Carolidia.
Ayahnya, Fiester Winston Easter adalah seorang bangsawan yang di hormati hingga menjadikan sosok tua itu sangat angkuh. Dan tidak segan-segan melakukan hal kejam untuk mendapatkan apa yang di inginkannya, termasuk memastikan pernikahan Leanne.
Leanne yang berusia delapan belas tahun adalah gadis manja dan keras kepala. Di manjakan dari kecil karena merupakan putri satu-satunya sang Viscount dengan Lady Marrylin, Viscountess of Druift, menjadikan ia sama angkuhnya dengan Sang Ayah.
Semua bermula saat Leanne mendengar kabar tentang perjodohannya dengan anak seorang Duke of Newford, Bryan Londerce. Seorang pemuda tampan dengan seribu pesona yang mampu membuat para gadis lajang berebut untuk menjadikannya calon suami. Leanne memang tidak menampik segala kesempurnaan yang dimiliki oleh Bryan, terlebih dengan gelar Viscount of Lynnfield yang di sandang pemuda itu sebelum akhirnya akan menggantikan tahta sang Ayah menjadi seorang Duke di wilayah barat kerajaan Carolidia.
Leanne jelas menolak perjodohan itu. Tapi, Fiester tidak menerima penolakan dari putrinya itu dan tetap bersikukuh untuk menikahkannya dengan Bryan. Bahkan Ayahnya telah merencanakan sebuah pesta besar untuk pernikahannya. Leanne tetap tidak ingin menikah, ia pernah bertemu sang Viscount sekali sewaktu menghadiri salah satu pesta dan langsung terpesoana padanya. Tapi rasa tertarik itu hilang begitu dia tidak sengaja memergoki pemuda itu tengah bercumbu dengan seorang gadis, dan sialnya gadis itu adalah sahabatnya sendiri, Sierra.
Akhirnya di tengah kekalutan dan tidak ingin menciptakan masalah dalam pertemanannya dengan Sierra, Leanne mumutuskan untuk kabur sehari sebelum hari pernikahannya. Itu berhasil, dan sialnya, ia malah mendapat masalah yang lebih buruk dari pernikahan. Ia hampir saja di lecehkan oleh seorang lelaki tua saat melarikan diri dari rumah dan berakhir dengan sebuah kecelakaan yang membuatnya yakin tidak akan pernah hidup lagi. Semua tubuhnya sakit saat sebuah kereta kuda menerjangnya dan ia jatuh tepat di bawahnya, terinjak kaki-kaki kuda yang seakan mengoyak seluruh tubuhnya. Dadanya, perutnya, bahunya dan keningnya terasa luar biasa sakit. Membawa jiwanya jauh melayang hingga berakhir menjadi sekarang.
Saat matanya terbuka, Leanne sama sekali tidak merasakan sakit sedikitpun, bahkan dia merasa jauh lebih sehat dari yang dapat di perkirakannya. Namun, saat itu juga dia sadar jika ia memang tidak terluka sama sekali, dan tidak ada kereta kuda atau seorang kusir yang berteriak-teriak yang tadi sempat di dengarnya sebelum pingsan.