Hai....
Kenalkan, nama aku Calista Putri. Kalian bisa memanggil aku Calista. Umur ku 15 tahun dan hari ini adalah hari dimana aku akan mengikuti MOS disalah satu SMA terfavorit yaitu SMA Bima Sakti. Orang tua ku juga penyumbang lebih tepatnya donatur terbesar di sana.
Aku punya kakak, namanya Reno Putra. Dia beda satu tahun dari ku. Sekarang dia kelas 11 di SMA Bima Sakti. Dia disana menjabat sebagai Ketua OSIS dan aku dengar dia juga salah satu most wanted disana. Jadi, tidak salah jika banyak cewek yang mengejar dia.
Selain ganteng dan menjabat sebagai Ketua OSIS, dia juga menjabat sebagai Ketua Basket. Pastinya dia tinggi karena kami keturunan Indonesia - Inggris, makanya banyak yang suka dengan wajahnya yang kebule-bulean.
"Non bangun, sudah pagi nih. Hari ini kan, hari pertama Non masuk sekolah. Jangan sampai telat loh Non." Oh itu Bibi. Dia sudah lama bekerja di rumah ini semenjak aku kecil. Bisa dibilang, dia pengganti Mama di rumah atau mungkin bisa dibilang pengganti keluargaku.
"Iya Bi, ini Calista sudah siap-siap," balas aku agar Bibi tidak menunggu lama diluar.
Setelah selesai, Aku langsung turun untuk sarapan pagi bersama. Yang aku lihat, disana sudah ada Mama, Papa, dan Kak Reno. Tapi sepertinya ada yang kurang.
"Mana si Rira," pikir ku.
Rira Amanda, dia adalah sepupu aku. Anak dari kakaknya Mama. Kami seumuran dan dia juga satu sekolah dengan aku dan Kak Reno. Dia tinggal dirumah ku karena orang tuanya kerja di luar negeri dan dia tidak mau ikut dengan alasan dia sudah betah di Indonesia.
Dia itu tergolong cewe yang manja dan dia juga most wanted girl. Aku tidak dekat sama dia karena dia tidak mau berteman dengan ku, karena alasannya aku ini nerd. Aku tidak merasa nerd sama sekali. Hanya karena aku memakai kacamata, aku dibilang nerd? it's so funny right?
"Pagi Ma, Pa, Kak Ren," sapa ku kepada mereka. Tapi mereka sama sekali tidak membalas sapaan ku. Entahlah, aku bingung. Mereka benar-benar tidak dengar atau pura-pura tidak dengar. Baru saja mau duduk, tiba-tiba terdengar suara hentakan kaki yang berjalan ke bawah. Sepertinya aku tau itu siapa.
"Pagi Tan, Om, Kak Ren, dan Lista," sapa seseorang sambil duduk dikursi dekat Kak Reno, siapa lagi kalau bukan Rira.
"Pagi," sapa mereka balik, termasuk aku. Aku hanya bisa menghela nafas dan tersenyum tipis. Aku merasa seperti diabaikan disini.
"Oh ya Rira, kamu sudah menyiapkan semua perlengkapan untuk MOS nya kan?" tanya mamaku kepada Rira.
"Aku nggak ditanya Ma?" Batin ku miris.
"Sudah Tan. Oh ya Tan, nanti Rira sama siapa ya perginya?" tanya nya dengan nada yang bisa kupastikan di imut-imutkan.
"Kamu berangkatnya sama Kak Reno aja. Ren kamu naik apa?" Tanya Mama melirik Kak Reno. Kak Reno yang sedari tadi menunduk langsung mengangkat kepalanya menatap Mama.