Please

IguanaTertawa_
Chapter #3

2.

Tiga bulan kemudian...

Song Jin Ri berlari sepanjang jalan dari halte bus, mengabaikan orang-orang yang menatapnya dengan bingung. Ia berhenti, berbalik dan berteriak, "Soo Mi-ya, cepatlah! Kita sudah terlambat!"

"Perutku sakit," keluh seorang gadis dengan rambut dikepang dua. "Bagaimana bisa larimu secepat itu?"

"Itu tidak penting. Yeon Ni bilang semua sudah masuk kelas!"

Jin Ri menarik Soo Mi berlari menaiki tangga. Seiring tiap langkah, ponselnya berdering dengan sederetan panggilan dari Yeon Ni. Mereka berdua berhasil masuk kedalam kelas tepat sebelum pintu ditutup. Jin Ri menyikut Soo Mi, membungkuk bersama. 

"Selamat pagi pak."

"Terlambat." Dosen itu mengibaskan tangannya. "Kembali ke tempat duduk. Kalian akan dianggap tidak hadir. Saya akan mulai mengabsen."

Jin Ri dan Soo Mi saling melirik, sebelum kembali ke tempat duduk yang sudah disiapkan Yeon Ni dan Song Kyu. Jin Ri memposisikan tasnya di atas meja, menutupi ponselnya. Segera saja chatroom nya ramai oleh sumpah serapah Soo Mi.

"Dasar gila! Ia belum memulai kelas dan kita sudah dianggap terlambat!" Jin Ri melirik Soo Mi terkikik ketika melihat ekspresinya yang sangat jelek.

"Ia bahkan tetap menyuruh kita duduk." Jin Ri mengetik. "Bukankah itu sia-sia? Untuk apa kita ada di sini jika kehadiran kita tidak dianggap?"

"Aku sudah menyuruh kalian untuk cepat," kali ini Yeon Ni yang mengetik. "Kalian lama sekali. Apa Soo Mi mulai lagi?"

"Hehe maaf, kami tadi ketinggalan bus."

"Han Soo Mi."

Soo Mi mengangkat tangan. "Ya."

"Terlambat."

Jin Ri menutup bibirnya dengan punggung tangan, tertawa tanpa suara. Ketika mendongak, pandangannya bertemu dengan pandangan dosen menyebalkan itu. 

"Song Jin Ri. Terlambat."

Kali ini, Soo Mi yang tertawa tanpa suara.

Dua jam berikutnya langsung dalam suasana tegang yang membuat Jin Ri sangat mengantuk. Dosen itu sepertinya adalah seorang ahli bahasa, kalau tidak bagaimana mungkin dia bisa mengajar selama 2 jam penuh menggunakan bahasa Inggris dengan dialek yang sangat kebarat-baratan dengan kecepatan seperti pembawa berita CNN. Jin Ri merasa kalau nyawanya hampir meninggalkan raganya ketika kelas berakhir. 

"Mahasiswa bimbingan saya, silahkan temui saya di ruangan setelah ini."

Jin Ri menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Ya Tuhan, apa dia akan dihukum?

"Kalau aku jadi kalian, aku segera berlari menemuinya," Song Kyu berbalik dengan pipi yang tampak menggembung. Ia pasti makan lolipop jika dilihat dari stik yang keluar dari bibirnya. "Dia tampan loh."

Jin Ri mencibir, menahan diri untuk tidak memukul Song Kyu dengan tasnya. "Aku lebih memilih dosen tua tapi menyenangkan daripada dosen tampan tapi menyebalkan." 

"Untung saja dosen waliku bukan dia." Soo Mi berdiri, merenggangkan tubuh. "Song Kyu-ya, ayo kita tunggu mereka di kantin saja. Aku sudah lapar."

"Kami akan menunggu di kantin. Bye~ Salam untuk si tampan."

Jin Ri hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakukan Song Kyu. Siapa sangka gadis yang tampak tomboy itu sebenarnya tidak bisa berkelahi dan amat mengidolakan pria tampan?

"Sudah hampir sepuluh menit," Yeon Ni melirik jam di ponselnya. "Ayo, kita bisa dimarahi."

Jin Ri melirik ponsel Yeon Ni, ponsel terbaru dengan kamera belakang lebih dari dua. "Apa kau mendapatkan hadiah ponsel lagi?"

Yeon Ni mengangguk. "Aku sebenarnya ingin hadiah yang lebih bermanfaat seperti rumah atau mobil. Tapi ayahku bilang aku masih terlalu kecil untuk tinggal sendiri."

Lihat selengkapnya