Seperti biasa untuk perjalanan mencari sunrise, Plengeh family bergegas sejak malam buta.
Hari itu kita berkumpul di rumah Gilang. Si ganteng-ganteng ada Gilang, Tito, Kunto, dan Dani. Dan para princess of brokenheart ada Indri, Dinda, dan Asti. Aku termasuk dalam rombongan itu. Tapi tidak termasuk yang brokenheart.
"Eh Gilang , gue bonceng lo boleh nggak?", pintaku ke Gilang
"Ya nggakpapa kalo mau.", jawabnya.
Dani melirikku sambil memekarkan senyumnya.
"Terus Dani sama siapa ?", tanya Indri yang setelah itu kutarik menjauh dari teman-teman yang lain. Ku bisikkan suatu rencanaku yang sangat penting bagi masa depan Dani. Lalu akhirnya dia mengerti, dan kami berdua kembali ke rombongan.
"Oke oke , gini ya guys. Gue sama Tito, Dinda sama Kunto, Gilang sama Rena, dan Asti sama Dani. Oke ? Setuju ??"
"Okeee", semuanya menjawab dengan kompak.
Lalu kita mengecek kembali barang-barang yang akan dibawa, berkemas, lalu lets go menuju motor , kita berangkaaat...
"Eit eitss , Ndri.", Asti menahan pergelangan tangan Indri, menghentikan langkahnya dari belakang.
"Kenapa sih?"
"Nggakpapa sih, mau tanya aja. Kenapa boncengannya diatur gitu sih ?"
"Emmmh .. itu si Rena pengen deket-deket sama Gilang. Lo nggakpapa kan bonceng Dani?"
"Whaaat?? masa sih ?? Udah mulai naksir yah si Rena ?"
"Nggak tau. Udah biarin aja. Lagian Dani orangnya asyik kok. Coba aja nanti diajak ngobrol. Pasti seru."
"Waaaah... Ikut seneng aja deh kalo emang kayak gitu. Iya, nggak masalah kok gue sama Dani, cuman penasaran aja."
"Sip deh. Yaudah ayok buruan , itu udah oada di motor tuh yang lain ayok."
"Iya ayok."
Lalu berangkatlah kami satu rombongan bermotor dengan jaket tebal, syal, dan segala atribut penghangat badan.
Haha dasar si Indri, mak comblang yang isn't like mak comblang ! Aku yang dijadiin alasan. Hmmmmh
***
Setibanya di Bukit Sikunir, Dieng sekitar pukul 3 pagi, kami berjajar memarkirkan motor lalu tamai-ramai mencari si penjual air hangat untuk menormalkan suhu badan kami. Tak lupa dengan penuh canda tawa khas dari si Tito tukang bully, dan si Kunto, korbannya.
"Istirahat di pinggir danau dulu aja yuk, naiknya nanti aja .", seru Indri