PLENGEH FAMILY

ersa pebriani
Chapter #11

#11 Best Day Ever

Tok tok tok...

"Assalamualaikum..."

tok tok tok

Terdengar seseorang mengetuk pintu rumahku

"Iyaa sebentaaaar ....." , Ibuk yang sedang memutilasi sayurannya segera menuju pintu depan rumah untuk melihat siapa yang datang sepagi ini.

"Iya , maaf cari siapa ya ?", tanya ibuku pada seseorang dibalik pintu setelah membukanya.

"Saya Gilang tante , mau ketemu Rena. Mau berangkat bareng."

"Oooh iya . Tunggu dulu ya , duduk dulu . Rena masih mandi.", kata ibu yang kemudian berlalu , menuju kamar mandi dan mulai mengetuk-etuk pintu.

"Ren. Itu ada teman kamu udah datang. Katanya mau berangkat bareng."

"Siapa buk ? kak Janu ?"

"Bukan. Emmmh Gilang."

Hmmmm ternyata Gilang. Kenapa semakin lama dia semakin berani ya. Sekarang dia sudah mulai berani menampakkan diri di depan ibuk.

"Emmmh... iya buk. Suruh tunggu dulu ya."

"Iyaa. Jangan lama-lama."

Duuuh .. Gimana ya ini ? Padahal tadi malam aku sudah chat kak Janu minta diantar. Tapi kenapa Gilang sepagi ini sudah datang ?? Apa yang harus ku katakan ?? Pertanyaannya tadi malam pun belum kujawab.

"Gilang, pagi-pagi banget udah sampe sini ?"

"Kan gue udah bilang tadi malem , hari ini gue anter lagi. Masa udah lupa ?"

"Gue udah janjian sama kak Janu hari ini dia mau anter. Kan gawat kalo nanti dia ketemu lo disini."

"Pulang aja deh.. yaaa .. please..."

"Terus lo berangkat kerjanya gimana ?"

"Ya sama kak Janu lah.."

"Yakin ? Jam segini aja dia belum dateng ?"

Ku lihat ke arah jam dinding di sudut ruang tamu ku. Dan benar, jam segini seharusnya aku sudah setengah jalan menuju kantor.

"Hmmmm ??"

"Iya iya . Yaudah ayok.", kataku yang sangat terpaksa sekali.

Akhirnya aku berangkat kerja diantar oleh Gilang.

Sepanjang perjalanan banyaaaak sekali yang dia obrolkan , dan kujawab dengan seperlu-perlunya, dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Masih sebal. Tapi untungnya Gilang sabar , jadi aku tidak ia turunkan di tengah jalan.

"Udah sampek. Masih cemberut juga ? Nggak mau turun ? Nggak mau kerja ??"

Lalu aku turun dari motor Gilang tanpa menyahut apapun dan langsung bergegas memasuki kantor.

"Reeeeen..."

Ku dengar Gilang memanggilku dari belakang , tapi aku berusaha tak menengok.

"Gue peduli sama lo. Tapi kenapa begini balasan dari lo ?", katanya setengah teriak.

Langkahku terhenti sejenak. Tapi ku dengar suara motornya kembali menyala, lalu pergi meninggalkanku.

Apa mungkin aku keterlaluan memperlakukan Gilang seperti ini ?

zzzzt zzzzt zzzzt ..Hpku bergetar.

Nampak chat dari kak Janu berbunyi :

Maaf Ren , aku gak jadi anter. Aku kesiangan baru bangun.

Berangkat sendiri dulu gakpapa yaa..Semangaaat ...

Hiiiish ... membuat mood ku makin kacau pagi-pagi begini. Kan bisa pasang alarm , jam weaker , atau titip pesen ke orang rumah buat bangunin pagi-pagi kalo emang niat mau bangun pagi?!

Aku yang kalau libur kerja jarang sekali bangun pagi bisa kok tiba-tiba bangun pagi karena dia ajak jalan ??? Kenapa ini enggak ? Huuuuffffffh !!!

Gletakkk . Tak terasa aku terlalu keras meletakkan tasku di atas meja , sampai-sampai Indri menghampiriku.

"Ren, ada sesuatu buat lo."

"Apa?"

Lihat selengkapnya