PLOT HOLE

Ade Agustia Putri
Chapter #19

Part. 18 (Sakit Jiwa)

Kejadian di acara makan malam itu jelas membuatku trauma. Malah ingin mengundurkan diri. Tapi keadaanku tidak memungkinkan untuk mencari kerja lagi. Entah berapa bulan harus kuhabiskan untuk mengirimkan surat lamaran, sementara aku sedang sakit. Di tambah Randi meminta maaf dengan begitu menyesalnya saat mengantarku pulang. Sejak saat itu sebenarnya aku menghindarinya. Dan dia tahu itu, sangat jelas, sejelas chat yang tak kubalas beberapa hari.

Cahaya lampu dari kata WidiMart berpijar dengan terangnya di bawah kakiku. Kuseruput minuman kaleng di tangan. Mendesah.Semenjak Widi mengajakku ke tempat ini, aku selalu ingin kembali lagi. Petugas yang berjaga di bawah dan pegawai-pegawainya, telah mengenaliku, sehingga membiarkanku dengan bebas masuk.

Suara seruputan di kaleng minuman bersoda membaur dengan bunyi kendaraan , suara percakapan di bawah, suara televisi entah dimana, dan deburan ombak yang samar-samar. Padahal malam itu terasa dingin.

Randi bukan orang pertama yang berani memanggilku dengan kata jahat. Ketika bekerja di kantor terdahulu, aku juga sempat menerima hinaan yang serupa. Aku bisa saja tetap bertahan di sana. Namun aku hanya manusia biasa yang juga dapat terluka. Di pekerjaan yang sekarang, aku tahu aku kembali dipergunjingkan oleh teman-teman yang lain. Perbedaannya dengan diriku yang terdahulu, sekarang aku tidak mau lagi membalas perkataan mereka. Kedinginan sikapku, adalah bentuk dari pengendalian diri. Aku harus bertahan selama mungkin di perusahaan yang sekarang. Hidupku juga mungkin tak lama lagi.

Aku menatap ponselku yang berdering di sampingku. Melihat tulisan Bapak, kemudian aku mengangkatnya.

Bapak : Kenapa kamu nggak pernah pulang?

Aku : Aku lagi banyak kerjaan Pak

Bapak : Kamu sudah makan?

Aku menatap kaleng minumanku.

Aku : Sudah tadi

Bapak : Makan apa?

Aku tersenyum.

Aku : Nasi goreng di dekat kantor

Bapak : Sekarang kamu dimana? Masih di kantor?

Aku : Enggak, ini lagi di tempat Widia

Lihat selengkapnya