POCONG BAPAK

DaraTresnaAnjas
Chapter #1

KEPERGIAN IBU

“Kamu tuh mikir, Pak?! Kalau kayak gini terus?! Bangkrut! Modar! Miskin!”



Suara ibu menggema dari balik pintu kamar. Nadanya tajam, seperti pisau yang udah diasah berhari-hari. Siang itu panas banget. Matahari nyorot masuk dari sela-sela jendela kayu, bikin ruang tamu kerasa makin sumpek. Bisma, bocah kelas 2 SMP, duduk di lantai sambil mainin sudut bantal usang.



Ia tak bergerak. Hanya mendengarkan. Nafasnya pelan, tapi dadanya sesak. Berantem lagi. Hari ini makin keras dari biasanya.



“Kamu itu harusnya bantu aku! Jangan malah ke luar negeri!” suara Bapak membalas, berat, tapi gemetar. Seperti suara orang yang lagi nahan banyak hal tapi nggak kuat lagi.



“Aku itu begini karena dan demi kalian! Demi rumah ini! Kalau nggak gini, darimana makan?! Darimana modal usaha kita?! Mikir, Pak! Mikir! Kalau kamu nggak berubah? Aku jamin, kamu nggak akan liat aku lagi!”



“Dek, jangan asal bicara—”



“Aku muak, Pak! Capek?!”



Teriakan Ibu histeris. Lalu bunyi lemari ditutup keras. Brak! Bruk! Bunyi tas dilempar, resleting diseret, pakaian dicabut dari gantungan. Suara tangisan mulai terdengar, tertahan tapi jelas. Dan Bisma, hanya bisa duduk terpaku.



Tangannya gemetar. Ia ingin mengetuk pintu. Ingin bilang, “Udah, Bu. Udah, Pak. Jangan gitu.” Tapi lidahnya kelu. Ia takut.



Pintu kamar terbuka keras.



Ibu muncul sambil bawa koper kecil dan ransel punggung. Matanya sembab, tapi tetap tegak. Seolah sudah siap menantang dunia. Bibirnya bergetar, tapi ia berusaha tersenyum—meskipun senyumnya aneh, dipaksa, sedih.



“Ibu mangkat, Le…”


Nadanya pelan, tapi langsung nyeret hati Bisma ke dasar sumur terdalam.


“Mangkat ke Singapura. Awakmu kudu baik-baik neng kene karo Bapak, ya? Kudu kuat.”



“Bu…” Bisma berdiri. Suaranya serak. Ia lari peluk ibunya, erat, kayak anak kecil yang takut ditinggal di tengah pasar.


“Bu… jangan tinggalin Bisma, bu....”

Lihat selengkapnya