Polisi vs perampok

hamida kuncoro hakim
Chapter #5

Cinta cyndi dan jafran.

*Cinta pertama akan menjadi suatu hal penting dalam kehidupan seseorang, bisa jadi bahan tertawaan, tragedi, sejarah, duka mendalam dan mampu menjadi TAKDIR HIDUP SELAMANYA?,entahlah.*

                     ***

                                  

    “Cinta pertamaku adalah cinta yang membahagiakan. Namun, seperti ada misteri, jarak dan rahasia yang mengiringi Kisah ku dan itu membuat ku sedikit  terganggu!“

         Aku bergegas memasuki rumah, melihat ibu bersemangat memasak karena di dapur dan dikulkas masih ada bahan makanan yang lengkap.

         “Cindy...!“ ibu memanggilku, aku pun mendekat ke arah ibu “lihatlah ada daging, sayur, telor semua lengkap, apa jafran menyiapkan ini semua?” tanya ibu.

         “Aku tidak tau bu, tapi yang pasti memang jafran, kalo bukan jafran siapa lagi.” Jawabku sambil tersenyum, melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah ibu.

         ”Ya sudah kamu ganti baju, langsung dicuci besok hari selasa, kamu kan pakai seragam putih abu-abu lagi dan seragammu Cuma ada satu, ibu akan masak yang enak, kita kan belum makan dari pagi!” pinta ibu kepadaku. 

         Aku segera mandi, mencuci baju dan merapikan kamarku, semuanya sama seperti dulu, hampir 1 tahun aku meninggalkan rumah ini, semua masih bagus, tidak ada yang berubah ataupun bergeser posisi. 

         Pandangan ku terhenti saat aku mencoba melihat sekeliling kamar ku. Pandangan ku terfokus pada sebuah foto dengan bingkai kayu yang unik, foto pria yang jelas-jelas aku cintai, yaitu foto ayahku sedang tersenyum. 

         Segera ku balas senyum ayah dengan senyuman kebahagiaan yang ku rasakan saat ini. ”Ayah aku disini lagi, aku merasa sangat dekat dengan ayah!“ ujarku berbicara dengan lukisan ayah, seolah ayah mendengarku berbicara dan melihat senyum dan kebahagiaan ku saat ini.

        Tak lama kemudian, terdengar suara ibu memanggilku, aku segera menuju ruang makan, perutku ini sudah berbunyi dari tadi, masakan ibu memang sangat lezat, membuat ku tak sabar segera makan.

        “Ayo kita makan!“ ajak ibu untuk makan bersama, aku pun segera melahap masakan ibu, sambil makan aku melihat kebahagiaan diwajah ibu. 

        “Kembali kerumah ini adalah mimpi, walau seperti mimpi, tapi aku berharap ini bukan mimpi dan berada dirumah ini membuat ku merasa dekat dengan almarhum ayah, mungkin ibu juga merasakan hal yang sama.” Kata ku dalam hati.

                                    

        Malam ini sebelum tidur aku berniat menelfon jafran untuk mengucapkan terimakasih, sebelum menelpon jafran, entah kenapa dadaku berdegup kencang, bahkan saat aku mengetik nomer jafran di ponsel ku, jari-jari ku sedikit gemetar, wajah dan senyum jafran pun seolah terlihat di ponsel yang saat ini ku pegang. ”Apa aku jatuh cinta ya?” tanyaku dalam hati.

        Aku merasa malu sendiri, merasakan apa yang aku rasakan, hanya untuk menelpon seseorang saja, kenapa sangat sulit, aku segera mengusir perasaan-perasaan genit yang menghinggap jiwa ku saat ini, segera ku ketik nomer jafran dan menelponnya.

        Sekali menelpon, jafran langsung mengangkatnya dan anehnya aku semakin sulit berbicara saat mendengar suara jafran yang sedang menjawab telpon ku.

Jafran   : halo...

(Sungguh hanya mendengar 1 kata “halo” dari jafran, kenapa sensasi bahagia ku memuncak ke ubun ubun.)

Cyndi   : halo jafran. {dengan suara gemetar}

Jafran   : ini cyndi ya?

Cyndi   : iya jafran.

Tiba tiba aku lupa akan tujuan ku menelpon jafran dan hanya bisa berucap “iya” itupun terasa sulit, karena gemetar ku tak kunjung hilang.

Jafran   : belum tidur cyndi?

Cyndi   : belum jafran.

Aku seperti anak kecil yang sedang belajar berbicara, aku pun berusaha menenangkan diriku sendiri, menghentikan gemetarku dan berusaha mengolah kata. 

Jafran   : besok sekolah cyndi?

Cyndi   : iya jafran, aku ingin mengucapkan terimakasih, karena kamu telah menolongku!

Jafran   : sama sama cyndi, kamu sekolah biasanya berangkat sama siapa, naik apa?

Cyndi   : sendiri jafran, naik ojek.

Jafran  : besok aku antar mau?

Cyndi   : mau. {spontan aku mengiyakan tawaran jafran, tanpa rasa ragu}

Jafran : jam berapa biasanya kamu berangkat sekolah cyndi?

 Cyndi  : jam 6 jafran.

Jafran  : ya sudah, sekarang kamu tidur dulu ya, ini sudah malam, besok jam 6 aku jemput kamu.

        Setelah selesai kami berbicang lewat telpon, aku pun tanpa sadar berteriak kecentilan, kegirangan dan tak bisa mengendalikan emosi ku, rasa bahagiaku.

        Ku peluk ponselku untuk melegakan perasaan ku yang seperti melayang ke langit langit kamarku.

        Mendengar teriakan ku, ibu pun masuk kekamar ku dan ingin mengetahui apa yang terjadi padaku.

        “Kamu kenapa cyndi, apa ada tikus?” tanya ibu sambil membuka dengan keras pintu kamarku ”bukan tikus bu, tapi cowok ganteng.” Jawabku genit.

        ”Siapa jafran ya?” ucap ibu, seolah tau dan memang tau, ”Kok ibu tau?” tanya ku penasaran.

        ”Kamu nggak sadar ya, kalau dari tadi kamu selalu senyum-senyum nggak jelas didepan jafran.” Ungkap ibu, menyadarkanku. ”Yang bener bu, ketauan donk kalau cyndi naksir jafran?” kataku malu dan sadar akan sikapku yang mungkin saja berlebihan saat didepan jafran.

        Ibu meninggalkan kamarku untuk melanjutkan kembali membereskan dapur dan meja makan, aku pun tiba-tiba merasa bodoh saat ini dengan segala sikap dan tingkah ku, ketika aku jatuh cinta, aku pun menyudahi perasaan-perasaan aneh yang menderaku, segera ku rapikan kasur dan menuju meja belajarku.

        Jam menunjukkan pukul 9 malam, aku sangat lelah, seharian ini benar-benar menguras tenaga ku, menangis, berlarian kesana kesini, berduka, namun juga melegakan dan membahagiakan.

        Berjumpa dan berkenalan dengan jafran yang sangat tampan, senyumnya bisa membuatku bahagia dan mampu menghapus duka, bahkan jafran lah yang membuatku dan ibuku kembali kerumah ini, rumah ku, rumah penuh kebahagiaan, lagi lagi jafran merasuk kedalam fikiran ku.

        Aku mencoba hentikan lamunanku dan fokus mempersiapkan buku pelajaran besok disekolah, saat aku fokus belajar terlihat senyum jafran yang nampak dalam buku biolagi yang sedang kubaca, dadaku bergetar dan keningku berkeringat, aku segera menutup buku itu.

                               

        Sambil menghela nafas panjang, aku berusaha menenagkan diriku sendiri, aku tau teori jatuh cinta yang bisa bikin orang berdebar debar, bahagia berlebihan, senyum-senyum sendiri dan ingin selalu berada didekat sang pujaan hati.

        Jelas sudah jika aku sedang jatuh cinta, benar-benar cinta, apa iya ini yang namanya rasa syurga yang sering teman-teman ku bicarakan itu dan akhirnya jafran lah yang berhasil membuatku merasakannya.

        Terdengar bunyi pintu yang sedang terbuka dan ku dengar suara ibu memanggilku dengan nada sendu “cindy....!“ ibu memanggilku dan mendekat kearahku “ibu belum tidur ?” tanyaku.

        Ibu tak langsung menjawab pertanyaan ku dan terus berjalan masuk dan duduk diranjam tempat tidur.

        “Ibu nggak bisa tidur cindy, ibu teringat ayahmu ketika dikamar, kenangan bersama ayah mu selalu muncul.” Ucap ibu sedih.

        Aku segera memeluk ibu dan duduk disampingnya, ku senderkan kepalaku ke pundak ibu, sambil sesekali ku cium pipinya “tidurlah bersamaku bu!“ ajakku, mencoba menenangkan ibu dengan menawarkan kamarku untuk beristirahat.

        “Iya nak, kamu sedang belajar ya?“ tanya ibu dan aku anggukkan kepalaku mengiyakan apa yang ibu tanyakan “belajarlah yang rajin nak, ayahmu berpesan kepada ibu agar kamu harus terus berprestasi, soal biaya sekolah ibu akan berusaha mencari pekerjaan .” kata ibu, mengutarakan niatnya.

        “Pekerjaan apa bu?” tanyaku kepada ibu, “entahlah ibu belum bisa berfikir, tapi ibu harus bekerja demi kamu nak.“ Jawab ibu, penuh rasa lelah.

        “Soal biaya sekolah biar aku saja yang berfikir bu, aku berniat mencari pekerjaan ke jafran, siapa tau dia ada lowongan pekerjaan yang bisa memperkerjakan ku disore dan malam hari sepulang sekolah.” Ide ini tercetus dalam fikiranku saat ini.

        “Apa iya bos jafran mau cyn, kita sudah terlalu banyak merepotkan bos jafran, beliau sudah memberi kita rumah bahkan menganggap hutang ibu lunas, padahal itu dalam jumlah yang banyak.” Ibu menanggapi ide ku dengan ragu.

        “Nggak bu jafran orangnya baik, bahkan besok jafran menawarkan diri untuk mengantarkaku kesekolah!“ kataku, menceritakan rencanaku dan jafran, ibu langsung menatapku seketika setelah mendengar ceritaku.

        “Jangan-jangan bos jafran juga sedang jatuh cinta sama kamu nak, sama kaya kamu yang sedang jatuh cinta dengan jafran, jadi kalian sama-sama sedang jatuh cinta!” ibu berbicara sambil menatap kearahku, tersenyum dan meledekku.

                                    

        “kalau cyndi sih iya, jatuh cinta, tapi kalau jafran, masak iya bu jatuh cinta juga sama cyndi, ibu jangan sok tau dech?“ Ucapku malu dan berharap apa yang dikatakan ibu itu benar.

        “Ibu itu sudah berpengalaman nak, tau betul gelagtanya orang jatuh cinta.“ Kata ibu meyakinkan ku, bahwa prediksinya benar.

        ”Ibu tau dari mana?” tanyaku penasaran, ”ibu curiga dan tau karena kalian berdua itu tidak berhenti tersenyum, saling melempar senyum dan bos jafran selalu mencuri pandang ke kamu lo cindy!“ lanjut ibu memprediksi perasaan jafran.

        “Ah ibu...masak iya kaya gitu?“ tanyaku, sedikit ragu dan berusaha mematahkan kecurigaan ibu.

        “Kalau bukan karena bos jafran sedang jatuh cinta, lalu kenapa bos jafran begitu baik kepada kita, ini tidak masuk akal, gak salah lagi, pasti karena cinta lah bos jafran bersikap seperti ini!” tegas ibu meyakinkan ku dengan argumennya.

        ”Udah...ah... ibu ayo tidur!” ajakku, ingin mengakhiri pembicaraan tentang jafran, karena setiap kali berbicara soal jafran, jantungku langsung bereaksi berdebar debar tak karuhan.

        ”Oh... iya...besok pagi ibu mau bikinin sarapan buat bos jafran, sebelum kalian berangkat ajak bos jafran sarapan dulu!“ pinta ibu, mengutarakan idenya dan melanjutkan pembicaaraan tentang jafran lagi.

        “Tapi bu, aku sudah terlanjur janji ketemuannya jam 6, kalau sarapan dulu entar telat! “ jelasku.

        “Ya kamu tinggal bilang donk, lewat WA, sekarang kan jaman sudah canggih, nggak ada alasan, gimana caranya bos jafran besok sarapan dirumah, jangan lupa bilang juga jika ibu ingin memasak untuknya sebagai ucapan terimakasih!” perintah ibu sedikit memaksa.

        Selesai ibu berbicara belum sempat aku merespon ibu, berderinglah handphone ku tanda ada pesan masuk dan ternyata jafran yang menuliskan pesan, [selamat malam cindy, tidurlah, kamu pasti capek, besok kan harus sekolah, sampai ketemu jam 6 pagi ya!} tulis jafran melalui pesan singkat.

        Baru saja aku membaca ibu langsung menyahut, “dari jafran ya?” tanya ibu. “Iya. “ jawabku.

        “Bilang apa dia?” tanya ibu lagi, penasaran tingkat dewa! “ih...ibu ingin tau saja urusan anak muda.“ Jawabku jutek dan malu.

                                    

        “Ingat pesan ibu, ajak jafran sarapan!” ibu menegaskan ajakan sarapan untuk jafran kepadaku, “iya.” Jawabku sambil memegang handphone ku dan segera membalas chat jafran.

        {Iya jafran, ini ibu sedang memintamu untuk sarapan bersama dirumah, bagaimana kalau kamu kesini agak pagi, sekitar pukul 05:30, biar kita ada waktu untuk sarapan bersama!} tulisku, membalas pesan dari jafran dan kusampaikan ajakan sarapan bersama ibu untuk jafran. {iya baiklah.}, jafran membalasnya, singkat. 

        Aku pun mengakhiri chatingan ini dengan emotion senyum lalu aku bergegas membereskan buku-buku pelajaran yang berserakan di meja kamar, ku masukkan kedalam tas, semua yang ku perlukan besok.

        Setelah selesai berkemas, terlihat ibu sudah tertidur, aku berjalan ke arah kasur dan ingin segera tidur karena rasa ngantuk ini melanda dengan hebat.

        Ku baringkan tubuh ku sambil menatap wajah ibu yang sangat lelah, hanya ibu yang aku punya satu satunya didunia ini “apapun yang buat ibu bahagia pasti aku lakukan, apapun yang buat ibu lega pasti akan aku usahakan!” janjiku untuk ibu dalam sanubariku. 

        Malam berlalu, saat aku terbangun, aku menyium aroma masakan ibu, aku bergegas bangun, mandi dan menyiapkan seragamku yang semalam aku cuci lalu aku menyetlika nya. 

        Terlihat dari jauh ibu nampak bersemangat menyiapkan sarapan untuk ku dan pastinya untuk jafran.

        Setelah aku mempersiapkan diri berangkat sekolah kemudian aku membantu ibu menyiapkan dan memindahkan makanan yang sudah matang dari dapur ke meja makan.

Lihat selengkapnya