Rasa rindu diawal jatuh cinta adalah sebagai pembukti bahwa,rasa cinta telah resmi terlahir dalam jiwa berwarna merah merona, namun disaat cinta mulai tumbuh disertai oleh rasa rindu , maka warna jiwa berubah menjadi hitam, yang menakutkan bahkan menyiksa dan menghantui sang pelaku cinta.*
***
“Aku merindukan jafran, rindu akan senyum yang mampu menghapus kesedihan dan duka senyum ajaib itu hanya dimiliki oleh jafran.*
Hari-hari ku tanpa jafran, sangat melelahkan, aku merasa tidak mendapatkan suntikan vitamin dari senyum jafran, rasa rindu mulai muncul dalam jiwa, terkadang dada ini terasa sesak.
Maka dari itu ku minta jafran tiap hari untuk melakukan video call disetiap malam, dengan melihat wajah nya yang tampan, rambutnya yang mulai gondrong dan yang pasti senyum jafran yang tampak elok membuat ku merasakan kebahagiaan yang memuncak.
Dengan perasaan ini semua yang mulai hadir dalam hidupku.Aku menyadari bahwa aku sedang jatuh cinta dan aku tau pasti jafran pun mencintaiku.
Selama aku berkomunikasi lewat telpon, jafran sama sekali tidak membahas soal pekerjaannya, aku pun tak ingin membahasnya, rasa penasaran yang dulu sempat menggebu, kini sirna karena perasaan cinta ku sendiri membutuhkan energi.
***
*pertolongan tuhan bisa hadir melalui seseorang yang hatinya digerakkan oleh tuhan pastinya untuk menolong dalam cara, kondisi, situasi dan wujud yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya.*
***
“Aku terpilih mewakili sekolah mengikuti Turname cabang olahraga renang.*
Kegiatan disekolah hari ini adalah seleksi seluruh cabang olahraga termasuk renang untuk mewakili sekolah menuju turnamen olahraga pelajar se DKI JAKARTA.
Tahun lalu aku yang terpilih karena kecepatan renangku, namun kali ini aku agak ragu, bukan tanpa sebab, beberapa bulan terakhir aku harus menghemat besar besaran karena kondisi ekonomi tanpa ayah.
Jadi aku terpaksa berhenti mengikuti les renang, sehingga membuatku sedikit kurang percaya diri akan kemampuan renang ku tanpa latihan rutin.
Sebenarnya untuk seleksi turnamen olahraga tahun ini pun, aku tidak begitu berminat, aku ingin lebih fokus untuk ujian akhir sekolah ku, yang ada dalam benak ku adalah bagaimana aku bisa mendapat nilai tinggi agar masuk universitas favorit ku nanti, jadi sudah aku putuskan untuk tidak mengikuti seleksi turnamen olahraga tahun ini yang akan di adakan oleh pemerintah se DKI JAKARTA 3 hari lagi.
Karena memang sudah tidak berniat, maka aku ingin ke kelas saja, aku pun berjalan menuju kelas, didalam kelas hanya ada beberapa siswa, sedangkan siswa yang lainnya mengikuti seleksi atau mungkin hanya menonton seleksi saja dan sudah bisa dipastikan setiap ada event disekolah, kegiatan belajar mengajar sekolah sudah pasti dihentikan sementara.
Melihat kelas dalam keadaan sepi, muncul keinginanku untuk mengobati rasa rinduku, yaitu menghubungi jafran, aku mengambil handphone ku didalam tas dan segera menefon jafran.
Jafran : hallo cyn...
Cyndi : iya jafran, pagi pagi gini nggak kerja?
Jafran : nggak, kamu nggak sekolah? Suara jafran seperti orang yang sedang bangun tidur, ku lihat jam menunjukkan pukul 9 pagi.
Cyndi : disekolah ada acara seleksi turnamen gitu jadi siswa siswa nya pada sibuk.
Jafran : pada sibuk ikut seleksi, kok kamu malah telpon, kamu nggak ikut seleksi juga?
Cyndi : aku nggak ikut, jafran kamu baru bangun tidur ya, kenapa kamu nggak kerja?
Jafran : aku sudah kerja semalam, pulang pagi malahan, jadi wajar donk aku masih tidur jam segini.
Mendengar jawaban jafran, tiba tiba rasa penasaran akan pekerjaan jafran muncul lagi dalam benakku, rasa yang hampir putus asa untuk mengetahuinya, kini hadir lagi, mungkin karena aku menghubungi jafran di pagi hari, agak aneh bagiku yang terbiasa hidup normal, pagi lalu bangun tidur kemudian beraktivitas, namun sepertinya berbeda dengan kehidupan jafran, aktivitas jafran seolah berbeda dengan manusia pada umumnya.
Bahkan ketika kami berkomunikasi lewat telpon, setiap pukul 11 malam jafran mulai mengakhiri telpon dengan ku dan berkata hendak pergi kerja dan di pagi hari dia malah tertidur, “lalu apa pekerjaan jafran yang tidak masuk akal ini?” tanya ku dalam hati.
Topik pembicaraan kali ini sangat tepat untuk aku menanyakan pekerjaan jafran, dengan hati yang bergejolak, ku beranikan diri bertanya secara langsung.
Cyndi : kamu kerja apa sih?
Jafran terdiam cukup lama.
Cyndi : halo...
Jafran : iya...itu kerjaku ya bisnis.{ucap jafran dengan terbata bata}
Cyndi : bisnis apa?
Jafran : bisnis ekspor import barang, makanya aku keliling asia, besok aku ke thailand.
Cyndi : barang apa?
Jafran : barang yang diproduksi perusahaan ku.{jawaban jafran berbelit belit}
Cyndi : memangnya perusahaanmu memproduksi apa?
Jafran : nanyak mulu udah kaya polisi aja, kamu nggak ikut seleksi turnamen disekolah!.
Jafran mengalihkan pembicaraan, ”aku tidak boleh terkecoh!” tegas ku dalam hati.
Cyndi : aku mau fokus saja untuk ujian akhir, nggak mau ikut turnamen, oh iya... barang apa yang diproduksi perusahaan mu?
Jafran : macem macem cyn, banyak, kapan-kapan aku ajak kamu maen ke kantorku, nanti kamu lihat sendiri! Mendapat jawaban yang sangat tidak pasti itu menaruh banyak kecurigaan, kenapa untuk menjelaskan sebuah pekerjaan saja harus berbelit belit seperti ini, tapi janji jafran akan mengajakku ke kantor nya sedikit membuat ku lega.
Cyndi :janji ya, kamu bakal ajak aku kekantormu!
Jafran : iya cewek kepo.
Kami pun melanjutkan percakapan ini hampir 1 jam hingga selesai dan puas karna rinduku terobati dengan berkomunikasi bersama jafran, meski sedikit ada yang mengganjal hatiku soal pekerjaan jafran.
Seusai menelpon aku berjalan keluar kelas, berniat pergi keperpustakaan saja, karena di dalam kelas semakin sepi tersisa aku dan 4 teman ku.“Lumayan baca baca buku menambah wawasan kalau keperpus.“ Ujarku dalam hati memotivasi diri.
Saat aku sudah berada dipintu kelas. Tiba tiba terlihat 2 siswa laki laki yang tidak ku kenal sebelumnya berlari mendekatiku, “ini formulir seleksi turnamen cabang olah raga renang, sebentar lagi pendaftaran akan ditutup dan seleksi akan dimulai!” pinta salah satu siswa tinggi besar yang dengan santai menyuruh ku mengikuti seleksi lomba.
“Aku nggak ikut.“Jawabku simple, ”kalau kamu juara lagi, kamu akan mendapat kan sertifikat siswa berprestasi dan itu bisa digunakan untuk mendapatkan beasiswa prestasi nanti ketika memasuki universitas atau bisa untuk mengikuti seleksi masuk militer POLISI atau TNI, sesuai dengan cita citamu!“ jelas laki laki berkepala plontos menggunakan topi terlalu dalam hingga membuat wajahnya tidak terlalu jelas terlihat, apalagi dia berbicara sambil menunduk, semakin membuat ku kesulitan mengenalinya.
Dia berbicara tapi menunduk seperti orang ketakutan, meskipun bicaranya tegas kayak polisi menjelaskan tentang pentingnya seleksi turnamen ini bagi semua siswa, namun penjelasan cowok yang nggak aku kenal ini membuat keputusanku berubah.
“Kamu benar juga sertifikat siswa berprestasi kan penting!” kata ku membenarkan omongan siswa yang berdiri didepanku saat ini.
“Isi dengan cepat formulirnya, seleksi akan dimulai!” pinta cowok yang sama sekali belum pernah aku lihat sebelum nya ini, setelah aku mengambil formulirnya, 2 siswa yang tadi menghadangku didepan pintu kelas, seketika berbalik arah dan berlari pergi meninggalkanku.
Aku segera mengisi formulir yang diberikan siswa baik itu yang menyadarkan ku betapa pentingnya turnamen ini. Mudah mudahan aku belum terlambat dan bisa memenangkan seleksi perlombaan, aku butuh sertifikat berprestasi untuk meraih beasiswa, apalagi dengan kondisi perekonomian keluargaku.
Setelah sesesai mengisi forrmulir pendaftaran seleksi turnament cabang olahraga renang, aku berlari menuju panitia dan aku sedang beruntung kurang 5 menit lagi pendaftaran akan ditutup, aku pun lega karena namaku telah dicatat oleh panitia dan aku mendapat 1 set perlengkapan renang.