*Cinta dan air mata akan selalu ada dalam kehidupan, siap menjalin cinta, harus siap pula menahan lara.*
***
“Konflik pertamaku dengan jafran.”
Minggu sore jafran datang kerumah, dengan tujuan ingin mengajak ku jalan berdua , namun kedatangan jafran kurang begitu tepat untuk bersenang senang di minggu sore ini, karena aku dan ibu sedang membicarakan hal penting tentang masa depanku di ruang tamu ditemani brosur brosur beberapa universitas dan brosur pendaftaran akademi mileter serta akademi kepolisian.
Jafran yang baru hadir ikut bergabung duduk bersama kami dengan suasana yang sedikit serius dari biasanya, karena ini menyangkut masa depanku.
Ibu : cyn menurut ibu kamu lebih baik daftar ke akpol saja, nanti kamu jadi polwan!
Mendengar masukan dari ibu jafran pun terlihat kaget dan tingkah nya aneh, dari menggeser kursi hingga keluar keringat berlebih dan terus mengusap keringat dikening.
Cyndi : kamu nggak apa apa kan jafran?
Jafran : oh... nggak apa-apa, kamu bukannya ingin jadi arsitek ya cyndi?
Cyndi : iya, tapi karena aku banyak mendapatkan sertifikat renang, itu ada point plus untuk aku masuk akpol dan kebetulan bu susi dari keluarga polisi, jadi nanti aku mudah mendapatkan informasi untuk persiapan test dan lain sebagainya, melihat postur tubuhku, nilai akademiku, bususi sangat yakin kalau aku berpeluang masuk akpol jafran.
Jafran : please kamu jangan masuk akpol!
mendengar larangan jafran membuat ku dan ibu tidak nyaman.
Jafran terlihat sangat tertekan dan berusaha melarangku memasuki akademi kepolisian.
Cyndi : kenapa memangnya jafran?aku memilih AKPOL karena semuanya mendukungku dan aku pun tertarik ingin menjadi polwan.
Jafran hanya terdiam, pembicaraan kami menjadi sedikit panas, ibu masuk kedalam kamar dan meninggalkan kami berdua.
“nak jafran, cyndi ibu masuk dulu ya!” kata ibu sambil berjalan menuju kamar, ibu sepertinya sengaja meninggalkan ku dengan jafran, memberikan kesempatan ku dan jafran untuk menyelesaikan pembicaraan kami yang semakin rumit.
Jafran : cyndi apa kamu benar benar mencintaiku?
Jafran memegang tangan ku, jari jariku pun digenggamnya dengan erat, tangan jafran terasa dingin tatapan matanya sangat tajam mengarah padaku.
Cyndi : iya jafran aku mencintaimu, kamu tau itu.
Jafran : aku tidak suka dengan perempuan tomboy, nanti kalau kamu jadi polwan, rambutmu pasti pendek, aku tidak suka.
Mendengar pernyataan jafran, sungguh tidak masuk akal, hanya karena tidak suka perempuan berambut pendek, jafran melarangku menjadi polwan.
Aku hanya terdiam, tidak tau lagi apa yang harus aku ucapkan.
Jafran : aku serius sama kamu cyndi, kamu juga kan?
Cyndi : iya, kalau kamu serius kamu akan mendukungku, jika kamu mencintaiku kamu tidak akan membuat ku bersedih karena larangan mu dan alasan tidak masuk akal.
Jafran : aku nggak suka lihat cewek yang rambutnya pendek cyn, itu alasan yang logis , itu selera.
Cyndi : oke misalkan kita menikah, aku sakit, tua dan rambutku bukan hanya pendek tapi botak karena rontok, apa iya kamu mau ninggalin aku.
Jafran : ya nggak donk cyndi, itu akan menjadi situasi yang berbeda.
Cyndi : ya itu bisa jadi donk, berarti kamu melihat sisi wanita hanya karena fisik semata.
Jafran : cyndi jangan menilaiku seburuk itu, aku tidak seburuk itu, aku mencintaimu dan aku sangat mengharapkanmu, aku hanya tidak suka jika kamu menjadi polwan.
Cyndi : lalu apa masalahmu dengan polwan?{aku sedikit kesal dan membentak jafran}
Jafran : aku Jafran sempat berucap namun hanya satu kata, “aku...“, kemudian jafran terdiam, tertunduk , melihat jafran seperti itu aku pun tidak tega.
Tak lama kemudian jafran melanjutkan ucapannya dan mulai berbicara.
Jafran : aku beri kamu pilihan sebagai laki laki yang saat ini mencintaimu dan ingin serius bersamamu bahkan ada rencana dalam benakku suatu saat nanti melamarmu dan kamu harus tau aku tidak main main dengan hubungan kita. PERTAMA, aku siap membiayai dan memeberimu modal pekerjaan sesuai bidang mu, bakat dan minat mu asalkan kamu mau kuliah atau mau jadi apapun nanti dan yang pasti kita akan terus bersama, saling mencintai dan menyayangi selamanya. KEDUA, aku memang tidak bisa memaksamu untuk menentukan masa depanmu, namun jika kamu tetap ingin menjadi POLWAN dan pada akhirnya menjadi POLWAN sesuai keinginanmu, maka lebih baik kita putus!
Mendengar pernyataan jafran kali ini aku benar benar shock, hanya karna aku ingin menjadi polwan, sampai hati jafran ingin memutuskan hubungan kami, ini sangat keterlaluan, aku hanya terdiam, mendengar ancaman jafran hati ku terasa runtuh.
“Kenapa jafran sampai membuat pilihan itu, apa jafran tidak sungguh sungguh mencintaiku atau kenapa dengan profesi polwan, hingga jafran sangat tidak menyukai profesi yang sangat aku inginkan saat ini, ”ujarku dalam hati, tak ku kira air mataku pun menetes.
Aku benar benar bingung, aku sudah terlanjur berjanji dengan bu susi 2 hari yang lalu, begitu juga dengan ibu yang sangat mendukungku untuk menjadi ABDI NEGARA, bahkan ibu sering membayangkan disetiap malam aku memakai seragam kebanggaan negara, tiba tiba semua itu terasa jauh karena steatment jafran barusan, apa aku sanggup hidup tanpa jafran? melihatku terdim, kebingungan, termenung dan tertunduk lemah serta menangis, jafran pun mendekatiku.
Jafran : cyndi maafkan aku!