*Fase dimana jiwa bertumbuh sangat cepat yaitu ketika sudah lulus SMA.*
***
“Acara pelepasan siswa-siswi SMA 45”
Pagi disekolah, hari ini adalah hari pelepasan siswa siswi SMA 45, aku dan ibu turut hadir disekolah.
Ketika duduk di tribun yang sudah disiapkan panitia penyelenggara, ibu mengingatkanku atas keputusanku, “cyn..., jadi bagaimana, sudah kamu putuskan, kamu jadi masuk AKPOL atau tidak, ibu tau ini keputusan sulit, seandainya ibu jadi kamu pun, ibu pasti bingung, menjadi seorang POLWAN memang impian ibu tapi jafran kan juga penting buat kamu?” ucap ibu kepadaku.
”Hampir saja aku lupa bu, harusnya aku bilang ke bususi hari ini bu!”kata ku, sambil melihat keberadaan bu susi.
”Lho kok jadi bu susi?” tanya ibu kebingungan, “ begini bu, sudah aku putuskan, untuk kuliah di jurusan arsitektur bu, aku sudah mendaftar semalam dan tinggal menunggu pengumuman bu, untuk POLWAN aku sudah tidak menginginkannya, dimana lagi aku menemukan kekasih sebaik dan setulus jafran bu dan kenapa bu susi karena bagaimanapun juga bu susi sudah mensupport aku untuk menjadi polwan bu, jadi alangkah baiknya aku jujur ke bu susi agar bu susi tidak menungguku dan berharap lebih. ”kataku dengan mata berkaca kaca.
Bagaimanapun keputusanku ini aku lakukan untuk jafran dan saat ini aku sedang menahan rindu dengan jafran,“ ya sudah, apapun keputusan mu ibu mendukung.”kata ibu mendukungku.
“Andai saja jafran tidak marah dan mengacuhkan ku bu, pasti jafran aku suruh ikut datang ke acara penting saat ini!“ ujar ku sedikit menyesal.
” katanya mau menemui bu susi !” ibu mengingatkanku,“ iya bu aku lupa, aku cari bu susi dulu ya bu!”ungkapku kepada ibu.
Aku segera mencari bu susi, terlebih dahulu aku mencari bu susi dikursi guru yang sudah di sediakan panitia untuk acara pelepasan saat ini, namun bu susi tidak ada, padahal acara sebentar lagi akan dimulai, aku mencari diruang guru, juga kosong karena semua guru sudah berada di aula untuk mengikuti acara.
Saat aku sedang sibuk mencari keberadaan bu susi, terdengar presenter acara sudah memulai acara pelepasan siswa siswi SMA 45 PERIODE TAHUN 2014-2015, namun aku belum juga berhasil menemukan keberadaan bu susi, aku pun mencoba mencari ketoilet dan syukurlah dalam perjalanan menuju toilet aku bertemu bu susi.
”Bu susi!“ panggilku kepada bu susi sambil menghentikan langkah bu susi yang terlihat terburu buru,”iya cyndi ada apa kok ngos-ngosan gitu, habis renang, ech salah habis lari-lari atau habis ngapain sih, sudah dandan cantik gini, malah main-main sama keringet, bu susi bedakin bentar ya!” ungkap bu susi panjang lebar,bu susi malah kasih aku bedak dan bercanda Aku pun menghentikan gerakan bususi yang terus menempelkan bedak kewajahku,” sudah bu sudah cukup!“ucapku, menghentikan aksi bu susi yang terasa sangat banyak memeberiku bedak.
“sebentar lagi kelar kok, oke ini sudah pas!” Sahut bu susi,menghentikan gerakannya.
“Bu susi aku mau minta maaf ya, aku urungkan niatku untuk menjadi polwan bu, tolong maafkan aku!” ucapku, bagaimana pun juga selama ini bu susi selalu mesupport aku, bahkan memikirkan masa depan yang cocok untukku,”kenapa, dilarang sama pacarmu, pacar kok ngatur ngatur,” ujar bu susi dengan nada marah. Aku hanya tersenyum mendengar gaya biacra bu susi yang kocak dan terus meminta maaf ,“ maaf ya bu, please bu susi cantik deh, jangan marah ya!” rayu ku ke bu susi yang jago dandan dan senang jika dipuji,“pacar mu itu mafia ya, kok kamu nggak dibolehin jadi polwan, ibu jadi gemes deh!” sepertinya bu susi masih kecewa dengan keputusanku ini.
”Maaf ya bu susi!“ aku terus mengucapkan maaf, ”lalu kamu mau jadi apa, kawin sama pacarmu, jadi ibu rumah tangga, jangan-jangan pacarmu ngelarang karena kamu mau dikawinin cyndi, ya ampun cyndi kamu itu cantik, berprestasi masak iya mau kawin muda, jangan donk cyndi!” ucapan bu susi mulai ngelantur.
“Bu susi tenang dulu ya, aku mau jadi arsitek bu susi, nanti aku masuk di fakultas arsitektur, di universitas terfavorit pastinya, aku harus jadi arsitek dulu, baru kawin bu susi.“Kataku sambil menjelaskan kesalah fahaman bususi akan keputusanku.
Mendengar jawabanku bu susi tersenyum,”baiklah, nggak apa-apa kamu batal jadi polwan seperti yang disarankan bu susi, jadi arsitek juga cita cita yang keren.”Ujar bu susi dimana jiwa pendidiknya yang selalu memeberi dukungan kepada siswa siswinya sangatlah luas.
Meskipun aku merasa mengecewakan bu susi.” Terimakasih bu susi, kita ke aula yuk bu acara sudah dimulai!”pintaku,mengingatkan acara di aula yang sebenarnya dari tadi sudah dimulai,“wah, iya kita telat, tapi tetap berjalan santai ya cyndi jangan sampai kita keringetan, itu bisa merusak make up!”pinta bu susi sambil menggandengku dan berjalan pelan, padahal dalam benakku aku ingin lari, acara sudah dimulai dari tadi, namun gandengan bu susi yang erat tidak bisa ku abaiakan, aku pun pasrah mengikuti bu susi.
Sesampainya di aula, aku segera duduk dikursi bersama ibu,”lama banget sih, sebentar lagi pengumuman siswa siswi berprestasi nih, untung saja kamu sudah datang.” Ibu mengomelku,”aku tadi ngobrol sama bu susi bu, ini kan pas kan, nggak telat.” Kata ku berharap bisa menenangkan ibu.
Benar kata ibu pengumuman siswa siswi berprestasi dimulai, presenter acara memanggil dan menyambut para siswa siswi berprestas dengan mempersilahkan naik ke atas panggung, sambutan tepuk tangan pun menyambut para siswa dan siswi yang pastinya sudah belajar tekun mulai dari kelas 10 sampai kelas 12 saat ini yang berjumlah 112 siswa dan siswi kelas 12 dari beberapa kelompok kelas.
Dari peringkat 10 sampai 9, kelompok kelas kebanggaanku pun belum disebut dan peringkat 1 namaku disebut, semua teman teman sekelaskupun berteriak mendukungku, aku dan ibu dipersilahkan naik ke atas panggung.
Acara prosesi pemberian hadiah pun berlangsung, pandangan ku terarah pada ibu ku, dari semua prestasi-prestasi ku, aku yakin ada doa ibu , perjuangan ibu, air mata ibu, semangat dan harapan ibu yang menyertaiku.
Pandanganku terhenti ketika bapak kepala sekolah memberiku hadiah penghargaan karena telah menjadi siswa berprestasi dengan nilai tertinggi.
Tak lupa ibu pun turut mendapat hadiah dan 1 bucket bunga sebagai tanda terimakasih dari sekolah.
Ketika acara ini selesai kami semua tampak terharu dan bahagia, teman teman saling berpelukan, aku pun memeluk sahabatku kirana yang sudah 3 tahun lamanya selalu duduk disebelahku.
“Habis ini mau kemana, gua pasti bakal kangen loe cyndi?“tanya kirana sambil menyeka air mata, gua masih dijakarta, di universitas nusa dharma bakti, loe kemana?” tanya ku kepada kirana, ”gua mau masuk AKPOL sama seperti sepupuku, loe tau sendiri bokap gua doyan militer,” ujar kirana dengan nada sedih karena sudah pasti kita akan berjauhan meskipun dengan bercanda.
“Sukses buat loe ya kirana!“ucapku memberi semangat kirana,“loe juga ya, jangan ganti-ganti nomer telpon lo!”pinta kirana sambil bercanda, “ besok kan masih ketemu, ambil ijazah dan tanda tangan arsip, udah main pamit pamit aja, jadi sedih dech!“ungkap ku kepada kirana.
”iya juga ya, tapi tetep aja sedih, besok terakhir kali kita kesekolah.
Sampai undangan reuni tiba,”kami pun berpelukan dan tak kuasa menahan air mata , sungguh moment haru seperti ini pasti akan kami ingat,”kirana kita harus berteman selamanya ya sampai tua!“ pintaku kepada kirana sambil mengusap air mata kirana.
”Pasti, dan kita sering sering ketemuan ya!“ kirana juga memintaku, kami berpelukan lagi,“ aku sudah ditunggu mama papa cyn, sampai ketemu besok ya!“ ucap kirana berpamitan, aku pun menganggukkan kepalaku sambil melepas pelukan kirana.
Aku dan ibu pun segera pulang, sesampainya dirumah, aku membantu ibu memasak, malam ini mungkin aku akan tidur dengan ibu lagi, agar aku tidak sendirian lalu teringat jafran,”biar malam ini ku habiskan walau sangat menyiksa, jafran telah berhasil menyiksaku selama 3hari berturut turut.” Ujar ku marah dalam hati tak sanggup menahan rindu.