*Rasa cinta yang besar mampu menyelamatkan dari kesengsaraan, sang pemilik cinta akan memikirkan keselamatan sang pujaan hati dan melenyapkan kenyataan.*
***
“Cerita masa lalu ku, adalah penolongku.”
Jafran mendekatiku, “cyndi kamu tenang ya!“ ujar jafran, berniat menenangkanku, jafran mengelus elus rambutku, sedangkan aku hanya mampu terdiam seperti patung,” bagaimana mungkin aku bisa tenang, apa aku akan dipenjara jafran!” teriakku kepada jafran.
“Tidak cyndi kau akan aman, polisi tidak akan menemukan kita disini!”ucap jafran dengan sombong,“aman katamu?”tanyaku sambil menagis.
“Cyndi ikut aku, kamu lihat meja itu, meja yang aku pernah ceritakan, meja seharga hampir 1 M, itu meja yang akan menyelamatkanmu, ikuti aku ya!“ perintah jafran, sambil menggandeng ku, mengajakku kearah meja.
“Meja ini meja anti peluru bahkan ledakan se dahsyat apapun tak akan mampu menghancurkan meja ini, meja ini ada fentilasi udara yang akan membuat mu tetap bisa bernafas,“ jafran menjelaskan soal meja yang mungkin bisa menyelamatkanku.
“Masukklah, meja ini cukup luas kan!“ jafran menyuruhku untuk masuk, akupun memasuki meja itu, saat aku masuk, aku hanya bisa duduk,“ini ada roti dan air mineral, persiapan untuk mu ketrika lapar nanti!“ ucap jafran dengan lembut sambil memeberiku 2 botol air mineral dan beberapa roti.
Saat jafran menjelaskan ku, tiba tiba anak buah jafran masuk lagi kedalam ruangan jafran dengan tergesa gesa, “Maaf bos, polisi sedang berusaha membuka pintu lift dan mengotak atik kode lift, sebaiknya bos segera melarikan diri!”,terdengar oleh ku ucapan anak buah jafran dari dalam meja.
Entah apa yang dilakukan jafran kepada anak buahnya terdengar jafran memerintah anak buah nya, jafran pun segera menutup pintu dan fokus terhadapku, aku sangat ketakutan dan tak mampu berucap.
Jafran kembali menemuiku yang sedang berada didalam meja dalam kondisi ketakutan, “cyndi dengarkan aku ya, berjanjilah kamu akan selamat, jika setelah ini ada suara kamu akan tetap bisa mendengarnya, mungkin saja suara polisi, suara apapun yang memanggil, kamu abaikan saja, jika tidak ada lagi suara atau orang yang berada didalam, pastikan dimalam hari, lihat sisi kiri meja ini, di sini ada sebuah pintu yang akan masuk kesebuah ruang bawah tanah, jangan terburu buru untuk memasukinya ya, karena akan terdengar suara cukup keras dari luar jika kamu membuka pintu ini, pastikan ruangan ini dalam keadaan kosong, baru kamu buka pintu dan mengikuti lorong bawah tanah, kamu mengerti cyndi?”tanya jafran kepadaku,setelah menjelaskan dan mengajariku cara meloloskan diri, sambil mengelus elus rambutku.
Aku membalas pertanyaan jafran sambil menangis dan menganggukkan kepala,” baiklah, aku tutup pintunya ya.“Ucap jafran yang sedang ingin meninggalkan ku.
Saat jafran sedang menutup pintu meja, aku menarik pintu meja dan menghalangi jafran untuk menutupnya, “lalu bagaimana dengan mu jafran?”tanyaku, mengeluarkan suaraku dengan mulut bergetar, sambil terus menatap jafran dan mengkhawatirkan jafran, bagaimana pun juga jafran adalah orang yang ku cinta terlepas dari kesalahan atas pekerjaan nya ini yang sangat beresiko dan bisa jadi menyeretku dalam persoalan yang tidak ku ketahui sebelumnya.
“Aku akan melarikan diri juga cyndi.”Terang jafran dengan tenang,” kenapa kamu tidak bersama ku saja?” tanya ku lagi,” kamu tidak lihat, kapasitas meja canggih ini hanya untuk 1 orang.“kata jafran menjelaskan padaku.
”Lalu kamu mau kemana?”aku benar benar mengkhawatir kan jafran,“kamu lihat lemari itu, lemari itu sama seperti meja yang saat ini kamu tempati, sama-sama bisa membawaku keluar dari sini, hanya saja meja mu itu lebih aman karena anti peluru, jadi kemungkinan besar kamu akan selamat.“Jelas jafran kepadaku.
”Aku ingin ikut dengan mu melarikan diri lewat lemari itu!” pintaku kepada jafran,“ jangan cyndi, jika lewat sana kita pasti tertangkap, karena polisi telah mengepung, sedangkan jalur yang aku pilih ini sangat dekat, sedangkan meja ini lebih aman.“ jafran terlihat sangat tenang, mungkin ini bukan pertama kalinya jafran meloloskan diri dari polisi.
“kalau kamu tertangkap bagaimana?”tanyaku dengan perasaan cemas,”jika kamu berjanji akan lolos, aku pun berjanji padamu aku akan menjaga diriku baik baik untukmu, kita akan bersama lagi sayang, kamu akan lebih aman disini, lorang bawah tanah yang bersumber dari meja ini akan membawamu lebih jauh dan kamu akan aman!“kata jafran tersenyum kepadaku dan menciumku.
Aku merelakan jafran menutup pintu meja ini dari luar, aku tidak tau apakah aku akan lolos, begitu juga dengan jafran, dalam ruang yang sempit ini ada penerangan, ku cari ponsel ku untuk memberi tau ibu, jika aku tidak akan pulang, namun batre ponsel ku habis, kumasukkan kembali ponsel ku kedalam tas, tidak ada suara apapun dari luar, sepi dan sunyi.
“Mungkin polisi akan kesulitan memasuki ruangan yang sudah di setiing dengan sedemikian rupa, aku pasti aman dan bisa lolos, melalui ruang bawah tanah, apa sekarang saja ya aku mencoba keluar.“Ujar ku dalam hati.
Namun saat aku baru ingin membuka pintu, terdengar suara langkah kaki yang jelas dan suara suara keras dari ruangan ini, sepertinya ada orang yang berhasil masuk, aku pun mengurungkan niat ku untuk meloloskan diri, aku teringat pesan jafran,“jika suara pintu untuk melarikan diri ini sangat keras jika aku membukanya itu bisa membuat polisi curiga, aku harus menunggu ruangan ini benar benar kosong dan memastikan tidak ada orang dalam ruangan ini.“ujarku dalam hati.
Aku terdiam dan tak menggerakkan anggota tubuh ku sama sekali, aku berusaha diam.
“Ada orang didalam, kalian sudah terkepung, sebaiknya kalian menyerahkan diri!“ suara-suara itu terdengar jelas, dari kata kata nya nampak itu suara polisi, sepandai pandainya jafran dan anak buahnya mendisign tempat ini, pada akhir nya polisi juga tak kalah pintar.
Jangan jangan polisi akan menemukan ku, aku sangat ketakutan, bagaimana jika aku tertangkap, aku lemas sangat lemas, ini adalah situasi yang mencekam,“ya tuhan berikanlah kesempatan ku untuk hidup normal dan tidak terbelenggu oleh ini semua, selamatkan aku tuhan, jangan sampai polisi menemukan ku!”ucapku berdoa,aku terus berdoa didalam hati tanpa suara namun jiwaku berteriak.
Polisi ini pun tak kunjung pergi dan memeriksa detail sudut demi sudut ruangan jafran , terdengar mereka menyambut seseorang yang dipanggilnya komandan dan melaporkan jika ruangan ini kosong, aku yang berada dalam meja ini pun sangat lega mendengar ucapan polisi yang sedang melaporkan situasi diruang kerja jafran, rasanya seperti hujan yang membasahi tanah kering.
“Meja jafran ini canggih juga dan mampu mengecoh polisi, begitu juga dengan almari jafran,” ujarku dalam hati yang berharap aku dan jafran akan berhasil lolos dari polisi.
Namun harapan ku musnah ketika salah seorang polisi, menyuruh membongkar isi dalam lemari, terdengar suara langkah kaki mendekati lemari jafran, lemari yang digunakan jafran untuk melarikan diri,“ ya tuhan polisi ini pun mengetahui,“ aku tak henti henti berdoa untuk keselamatan jafran.
Setelah polisi polisi ini membongkar jalan jafran meloloskan diri, mereka semua menembaki lemari tersebut, terdengar suara tembakan yang begitu keras memenuhi ruangan.
Aku hanya bisa mendengar dan menyimpulkan dari dalam meja, sepertinya polisi sudah menemukan ruang bawah tanah yang digunakan jafran meloloskan diri, terdengar suara kaki polisi berkelompok memasuki lemari dan ruang bawah jafran untuk menyusuri langkah jafran, aku berharap jafran sudah berada jauh dari kejaran polisi.
Terdengar pula, polisi yang memastikan melalui sidik jari bahwa hanya 1 orang yang berada diruangan ini, aku pun melihat jariku yang terbungkus sarung tangan, jafran yang telah mengatur untuk menyelamatkan ku dan para polisi menyimpulkan 1 orang yang berada diruangan dan yang meloloskan diri adalah jafran, ketua mafia se asia.
Julukan yang sangat seram untuk jafran, ”aku tidak akan membiarkannya lolos!”ucap salah seorang polisi,“bongkar semua yang ada diruangan ini dan bawa barang barang bukti semuanya!“ terdengar salah seorang polisi, sepertinya dia adalah ketua penyergapan ini semua polisi-polisi yang ada diruangan ini patuh terhadap perintahnya dan melaporkan segala hal kepadanya.
Setelah beberapa jam, kulihat jam di tangan ku, waktu menunjukkan pukul 2 pagi, para polisi ini pun tak kunjung meninggalkan ruangan ini, ruangan ini masih diotak atik oleh beberapa polisi, sepertinya polisi yang ada tidak sebanyak diawal yang terdengar banyak sekali yang masuk diruang kerja jafran.
Saat ini hanya terdengar 3 atau 4 polisi yang tersisa, sesuai prediksiku,”lapor komandan semua barang bukti telah kita bawa dan telah kami amankan!”terdengar suara polisi berucap seperti itu.
Komandan polisi pun menyuruh anak buahnya meninggalkan ruangan jafran, tersisa satu polisi yang masih diam entah dimana posisinya, namun aku tau tersisa 1 orang yang masih ada, aku berusaha tetap diam dan yakin polisi ini tidak akan mengetahui keberadaan ku dan aku bisa lolos.
Setelah beberapa jam terdengar lagi suara langkah kaki memutari meja dimana ada aku yang berada didalam meja, hatiku terasa lemas seketika, sepertinya polisi tersebut mulai curiga, namun ada suara menghentikan langkah kaki seorang polisi yang sedang memutari meja dimana aku berada.
“Lapor pak semuanya sudah selesai ada 70 orang yang kami tahan dan beberapa barang bukti telah kami amankan!”terdengar jelas dari dalam meja seorang polisi sedang memberikan laporan kepada polisi yang dari tadi berada diruangan jafran.
Polisi yang terhenti mengitari meja ku tadi menyuruh polisi lainnya untuk membawa semua tersangka dan barang bukti kembali ke kantor, sedangkan dia masih ingin mencari bukti diruangan jafran.
Polisi yang memberi laporan itu pun pergi, tersisa 1 polisi yang sepertinya mulai curiga akan keberadaan meja yang saat ini menjadi tempat persembunyianku, polisi terus mengotak atik meja kemudian memutari meja tak henti hentinya menggoyang goyangkan, memutar lagi, mencoba memukul mukul meja yang aku tempati, aku yang berada didalam hanya mampu berdoa dalam ketakutan.
Aku terus berdoa dan polisi tersebut tak beranjak dari meja, langkah kaki dan pergerakan polisi sangat terasa dekat, aku hanya terdiam sambil membungkam mulut ku yang sebenarnya ingin teriak namun aku tak kuasa,“apa aku meyerahkan diri saja ya!”niat ku dalam hati,“ tapi kan aku bukan tersangka, aku benar benar tidak tau soal pekerjaan jafran ini,”ujarku dalam hati, bergejolak dan tak ingin menerima hukuman atas apa yang tidak ku perbuat.
Hampir 1 jam polisi itu terus berada dimeja, tak lama kemudian polisi tersebut mengetok ketok pintu meja, tepat dimana aku memasukinya tadi.
Aku hanya bisa terdiam, pasrah, aku tak bisa lagi merasakan tubuh ku, polisi ini terus berusaha membuka pintu walau sedikit kesulitan, hanya ada 1 polisi yang ada, polisi yang hanya sendiri ini berusaha mencongkel dan merusak pintu, sepertinya polisi ini akan berhasil menemukan ku, saat ini tubuhku lunglai, yang aku lakukan menangis dan menangis, sesak nafas ku hingga sulit bernafas, seiring dengan suara dentuman pintu yang berusaha dibuka oleh seorang polisi.
Benar benar terjadi, aku sedang berada diujung maut, polisi ini berhasil membuka pintu dan menemukanku, polisi tersebut mengarahkan pistolnya kearah ku,”jangan bergerak, keluarlah!”perintah polisi tersebut kepadaku.
Aku benar benar lemas dan hanya menangis ketakutan, aku tak kuasa menggerakkan tubuhku dan terus menunduk, sama sekali tidak mampu merespon perintah polisi.
Polisi tersebut memegang wajah ku dan mengarahkannya ke wajahnyanya, seolah ingin melihat siapa aku.
”Cyndi!“polisi tersebut mengenaliku dan menyebut namaku, setelah mendengar polisi itu bersuara menyebut namaku, aku segera melihat wajahnya dengan seksama, namun aku tidak mengenalnya.
Polisi yang mengenalku ini, tiba-tiba ikut duduk disamping ku, membereskan rambutku yang berantakan dan hampir menutupi seluruh wajahku, bahkan dia mengambil tisue mengusap keringat bercampur air mata yang memenuhi wajahku, tanpa berbicara sepatah katapun.
Seusai dia merapikan rambutku kembali pada tempatnya dan setelah dia mengusap seluruh wajahku, dia nampk mengamatiku, aku hanya bisa menunduk dan tak kuasa menunjukkan jati diriku dihadapan polisi.
Tak lama kemudian polisi, bertanya padaku,“kamu cyndi kan?“ aku dalam keadaan ketakutan, hanya terdiam dan menganggukkan kepalaku sambil berkata dengan terbata bata,“ampuni aku, aku benar benar tidak terlibat, aku tidak tau apa pun tentang ini semua, percayalah padaku!”pintaku kepada polisi didepanku.
“Tenanglah, aku percaya padamu cyndi, apa ada orang lagi didalam ruangan ini?” tanya polisi, dengan santai.“ tidak ada, hanya ada aku.”Jawabku jujur.
”Baiklah, aku yakin kamu tidak bersalah, kamu tidak ada dalam daftar penangkapan, bisa jadi kamu adalah korban atau saksi, sekarang kamu masuk ke dalam karung ini, aku akan membawamu pergi dari sini!”pinta polisi tersebut kepadaku.
“Jangan tangkap aku, aku mohon, jangan penjarakan aku, jangan bawa aku kekantor polisi, aku benar-benar tidak tau apapun!”aku menolak ajakan polisi tersebut, terus memohon dan meminta kepadanya.
“Cyndi tenangkan dulu dirimu, aku tidak akan membawamu kepenjara, kamu ikuti aku ya, aku akan membawamu ketempat yang lebih aman, semua akan baik-baik saja cyndi!“terang polisi itu dan berusaha menenangkanku.
Polisi itu menyuruhku masuk kedalam karung yang cukup besar, tepat dihidungku diberi lubang untukku bernafas, diatas dan disisi badanku diberi beberapa kertas dan kain untuk mentupi bentuk dan pergerakanku ku agar tidak terlihat layaknya manusia.
Polisi mengikat bagian kaki ku yang sebelumnya ditutupi kertas kertas yang ada di ruangan jafran.
Dia mulai mengangkat karung yang berisi aku, dia nampak keluar dari ruangan. Selang beberapa menit terdengar seseorang berbicara, “pak apa bisa saya bantu membawa barang bukti?“ tanya seseorang yang menawarkan diri membantu polisi ini yang membawaku dan mengira aku adalah barang bukti.
“Tidak perlu, ini hanya berisi file dan beberapa barang bukti yang ingin aku pelajari lagi!”kata polisi yang mengangkatku ini dan berusaha menolongku,”ternyata benar kata kata polisi ini, dia hanya ingin menyelamatkan ku.”Ujarku dalam hati, tersenyum lega, bahwa aku tidak ditangkap seperti yang aku takutkan.
Polisi ini pun memasukkan ku kedalam mobil dikursi belakang, tepat dibelakang kursi sopir, sambil mengelus bagian kepala ku terdengar suara,“cyndi bertahanlah, kamu akan aman bersamaku!“ucap polisi tersebut.
Aku hanya diam dan berpasrah, dalam benakku bertanya tanya,“siapa polisi itu, kenapa dia mengenalku dan mempercayaiku jika aku tidak terlibat dalam pekerjaan jafran?” tanya ku dalam hati.
Tubuhku terasa sangat pegal, aku kelelahan, terdengar suara koko ayam seolah sedang menyambut pagi terdengar indah, aku tidak bisa melihat jam tanganku, karung ini terasa sesak dan membuatku tidak bisa bergerak, bahkan untuk melihat jam sekalipun.
Polisi yang mengenalku tadi tak kunjung kembali, rasa ngantuk mulai menyerang, aku pun berharap aku akan selamat.
Tak lama kemudian ada seseorang yang masuk kedalam mobil, aku tidak bisa memastikan apakah itu polisi yang membawaku atau orang lain, tanpa berkata apapun orang tersebut menjalankan mobil nya,“ kenapa aku tak kunjung dikeluarkan dari karung yang menyiksaku ini, orang ini siapa ya, polisi tadi atau bukan?“ tanyaku dalam hati.
Namun seolah polisi ini mendengar pertanyaan yang ku ucapkan dalam hati,“cyn... bersabarlah, sebentar lagi kita sampai ke polres sukabumi, sementara kamu seperti itu dulu ya, aku akan mempercepat laju mobil agar kita segera sampai!”ucap polisi,menjelaskan apa yang dia inginkan.
Aku hanya bisa mendengar ucapan polisi tersebut dan mulutku seolah tak bisa bergerak sehingga tak ada jawaban dari ku.