*Tahta tertinggi penghargaan rasa yang diberikan seseorang adalah rasa percaya, jika rasa percaya itu ada dibenak seseorang untukmu, maka itu adalah tanda jika semua rasa yang dimilikinya akan diberikan untukmu.*
***
“Kepindahanku ke bogor.”
Hingga malam tiba, aku terus berada dikamar, suara rizal pun terdengar mengetuk pintu kamarku dan memanggilku, “cyndi...cyndi...!“ rizal terus memnaggilku.
Aku segera terbangun dan mengusap air mataku dengan berbagai usaha, aku tempel dengan bedak berulang-ulang kali namun keadaan mataku ini sudah tak bisa ku tutupi, aku bingung harus menjawab apa jika rizal bertanya dan menaruh curiga padaku setelah melihat kondisiku saat ini.
Sambil menyusun rencana dan menenagkan diri, terdengar mbok sarni memeberitahukan rizal tentang keadaan ku, “ dari tadi didalam kamar terus pak polisi rizal, keluar Cuma makan siang aja, itu pun jam 4, selesai makan masuk kamar lagi! “ mbok sarni menceritakan apa yang terjadi dengan ku seharian ini kepada rizal.
Aku pura-pura tertidur saja, ini adalah alasan terbaik di awal jika nanti rizal nekat membuka pintu kamarku.
Dan sesuai prediksiku, karena aku tak kunjung menjawab panggilan rizal, rizal memasuki kamarku, rizal membuka pintu kamarku dan membangunkanku yang sedang berpura-pura tidur, “ cyndi...bangunlah, kita makan malam dulu yuk, ini sudah jam 9 malam , kata mbok sarni kamu belum makan malam, dari tadi mengurung diri kekamar, kamu kenapa, cerita sama aku ya, jangan ada yang kamu tutupi!“ ucap rizal, mulai menghawatirkan kondisiku.
Aku pura-pura terbangun,“aku nggak apa-paa rizal,“ jawab ku tenang, agar rizal tidak curiga.
”Tapi kenapa matamu sembab, kamu habis nangis?” tanya rizal dengan mengelus elus pipiku dan mengusap mataku, “ tidak rizal, mungkin aku kebanyakan tidur, tadi pas mandi sempat pedih karena terkena sabun.” Jawabku penuh alasan.
“Kamu berbohong ya?”kata rizal, mencurigaiku, ”tidak ada tujuan apapun jika aku harus berbohong rizal, jangan menuduhku seperti itu!“ pintaku, berusaha meyakinkan rizal , jika aku baik-baik saja.
“Tapi kenapa kamu tidur seharian dan terus berada dalam kamar?” tanya rizal seolah tak puas dengan jawaban-jawaban ku, “semalam aku mengobrol dari malam hingga pagi bersama ibu, sehingga aku tidak tidur, jadi sekarang ngantuk banget nggak bisa aku tahan.“ jawabku dengan setumpuk alasan yang ku buat.
Meskipun kurang puas dengan jawabnku, rizal menarik tangan ku dan berusaha membangunkan ku,“ayuk makan!“ ajak rizal sambil berusaha mengangkat tubuh ku yang enggak bergerak. Aku pun menuruti apa yang rizal perintahkan, agar rizal tidak curiga melihat keadanku yang memang nampak terpuruk, betapapun aku menutupi, namun wujud fisikku memang tak mampu ku atasi untuk mengelabuhi mbok sarni dan rizal.
Aku bergegas bangun dan mengikuti kemauan rizal, sesampainya dimeja makan, rizal terlihat repot menuang nasi dan lauk serta sayur dipiringku, ”rizal nggak usah repot repot, banyak sekali lauknya!” ucapku, menghentikan tangan rizal yang terus memberi lauk kedalam piringku.
“Makanlah cyndi, kamu terlihat kurus, apa karena kamu tidak bahagia dengan kedadaan ini, apa aku telah menyiksamu?” tanya rizal kepadaku, dengan wajah sendu dan merasa bersalah.
“Tidak rizal, aku merasa aman disini, ya sudah kita makan ya!”ucapku, berusaha menghentikan kecemasan.
Rizal telah menghabiskan makannya, sedangkan aku habis setengah saja belum, padahal sudah ku usahakan untuk menghabiskannya, meski tenggorokanku seakan menolak semua makanan yang masuk, namun selalu kupaksakan.
Setelah menyelesaikan makannya nya rizal menuju balkon, tanpa bersuara, tanpa mengajakku, aku putuskan untuk menyudahi makanan ku yang tak kuasa ku makan. Meskipun jika dalam keadaan normal, semua makanan ini mampu ku habiskan.
Aku pun menyusul rizal dan berjalan menuju balkon apartemen, aku mendekati rizal yang terlihat diam sambil menatap langit malam.
Cyndi : rizal apa kamu tidak istirahat, seharian, bahkan dari kemarin kamu terlihat sibuk!
Rizal : tidak cyndi, aku sudah terbiasa melakukan pekerjaan-pekerjaan ini, justru aku menghawatirkanmu, matamu sembab, kamu terlihat sangat menderita, sama sekali tidak ada senyuman dan hanya raut wajah penuh duka yang tersirat, sebenarnya kamu kenapa cyndi?
Kecurigaan bercampur kecemasan rizal terhadapku sepertinya tak kunjung usai, meski beberapa alasan dan usaha terus ku lakukan, aku pun merangkai senyum terbaikku dan meyakinkan rizal, agar tidak bertanya tanya lagi tentang apa yang terjadi padaku.
Cyndi : tadi mataku terkena sabun rizal dan kemarin aku belum tidur sama sekali, jadi seharian ini aku ngantuk berat dan tidur terus, percayalah aku baik baik saja!
Jawaban konsistenku tentang alasan atas keadaan ku, mudah mudahan membuat rizal tenang.
Rizal : cyn...apa kamu tau jika jafran saat ini berada dijakarta? Pertanyaan rizal membuatku terhenti bernafas seketika, pertanyaan yang akan membuatku berbohong.
Cyndi : aku tidak tau rizal.
Rizal : ada polisi yang sedang patroli melihat sosok yang mirip jafran, berada di sekitar alamat rumahmu, namun sosok yang mirip jafran, berhasil lari dan mengelabuhi polisi, aku menghawatirkanmu.
Cyndi : rizal aku tidak tau soal jafran, bahkan aku tidak berkomunikasi dengan jafran, selama ini aku terus bersamamu dan semalam aku hanya bersama ibu.
Rizal : polisi telah mencium rencana jafran yang akan melarikan diri keluar negeri, namun keberadaan jafran yang saat ini berada dijakarta membuat ku merasa cemas, bagaimana kalau kamu dan ibu sementara jangan berada di jakarta dulu, aku sudah mencari tempat terbaik untukmu dan ibu yaitu rumahku yang berada dibogor demi keamananmu, besok aku akan menjemput ibu dan kamu malam ini bersiap siap ya, besok pagi pukul 4 pagi kita berangkat kebogor.
Cyndi : memang harus pindah rizal?
Rizal : iya, jejak jafran sudah diselidiki, namun polisi mencurigai bahwa jafran akan mengajak seseorang untuk pergi bersamanya, yang aku takutkan jafran akan bertindak nekat menjemput paksa kamu dan ibumu untuk ikut bersamanya dan aku tidak ingin polisi tau keterlibatan mu dan ibu dalam kasus jafran yang terus didalami oleh pihak kepolisian.
Kecurigaan rizal memang benar akan rencana jafran, namun rizal tidak mengetahui bahwa aku dan jafran telah berdamai untuk ini semua.
Jafran tak lagi memaksaku untuk ikut bersamanya seiring berakhirnya hubungan ini, tapi aku tak bisa membongkar hatiku akan cerita kisah cinta ku yang tragis ini kepada rizal.
Lebih baik aku turuti semua rencana-rencana rizal yang berniat menyelamatkan ku dan ibu ku, lagian aku juga tidak bisa memprediksi apa yang akan dilakukan jafran Justru pemikiran dan nasihat rizal yang sempat aku anggap tak mungkin, banyak terbukti kebenarannya. Lebih baik aku ikuti semua yang telah rizal tentukan.
Cyndi : aku akan ikuti semau yang kamu tentukan rizal.
Rizal : terimakasih cyndi, aku janji kasus ini akan selesai, pelarian jafran akan berakhir, saat jafran tertangkap semuanya akan menjadi jalan untukmu melanjutkan hidup kembali cyndi, seperti dulu lagi!
Cyndi : iya rizal.
Aku menjawab harapan-harapan rizal dengan baik, meskipun aku tau bahwa mungkin setelah drama tentang penangkapan dan kasus jafran ini selesai, ”hidup ku tak akan pernah sama, dulu hidupku penuh dengan jafran, setelah semua ini bearkhir, hidupku tak kan lagi bersama jafran, semua akan berubah, entah bagaimana ?“ ujarku dalam hati sambil terus membayangkan jika aku hidup tanpa jafran.
Rizal : cyn...apakah kamu masih mengharapkan jafran? Pertanyaan dari mulut rizal kali ini, hanya akan menambah perih luka dalam hatiku, namun aku harus menghadapinya.
Cyndi : tidak rizal, aku sudah berjanji kepada ibuku dan kepadamu, bahkan kepada hatiku sendiri, untuk melupakan jafran.
Mendengar jawabanku yang penuh kepedihan ini rizal pun tersenyum sambil memandangku , tangan rizal pun mengenggam jari jariku sambil berkata...
Rizal : aku janji aku akan membuat mu hidup bahagia tanpa jafran, aku akan selalu menjagamu cyndi!
Cyndi : iya rizal aku tau itu, selama ini kamu telah melakukan yang terbaik untuk hidupku, terimakasih rizal!
Rizal : kok kamu bilang terimakasih ke aku sih, justru aku yang seharusnya mengucapkan terimakasih, karena kamu sudah membuatku bahagia.
Cyndi : berarti kamu bahagia ada aku disini?
Rizal : iya, sangat bahagia.
Cyndi : kenapa?
Rizal : suatu saat nanti kamu akan tau kenapa aku bisa sebahagia ini bisa terus bersamamu.
Cyndi : aku kira kamu malah pusing ada tawanan masuk kedalam apartemen mu?
Rizal : kan aku yang mempersilahkan kamu untuk masuk keapartemen ini, aku yang membawamu, aku yang memaksamu berada disini.
Cyndi : itu semua kamu lakukan demi keselamatan ku, untuk meyelamatkan ku, bisa saja saat itu kamu menangkapku dan memasukkan ku kepenjara seperti anak buah jafran yang tertangkap.
Disaat aku sedang berbicara dengan rizal, ditengah tengah pembicaraan kami, Tiba-tiba muncul bayangan jafran terlihat tepat diposisi jafran berdiri tadi siang dihalaman bawah apartemen.
Aku segera mengusap mataku dan bayangan itu sekejab hilang, meskipun mulutku mudah mengatakan bahwa aku akan baik-baik saja tanpa jafran, namun hingga detik ini aku sedang dalam keadaan terluka hidup tanpa jafran, biar aku dan tuhan yang tau bagaimana pedihnya hatiku saat ini.
Aku mencoba menghentikan lamunanku dan fokus kepada rizal lagi, aku sempat terdiam, tapi...rizal terus melanjutkan obrolan ini.
Rizal : dan jika itu aku lakukan, pasti aku akan merasa bersalah, karena aku telah menangkap seserang yang tidak bersalah, seseorang yang tidak tau apa yang sebenarnya terjadi ditempat itu.
Cyndi : terimakasih rizal, aku nggak bisa membalas kebaikan mu, jasamu dan terimakasih juga karena kamu sudah percaya dengan semua ceritaku. Oh...iya... rizal aku sebenarnya heran, kenapa kamu bisa menemukanku saat aku berada didalam meja canggih itu, sedangkap para polisi yang masuk bergantian berjam jam memeriksa ruangan itu tak kunjung menemukan ku?
Rizal : jika kamu didekatku meskipun kamu bersembunyi dimeja canggih atau ditempat tersembunyi sekalipun yang orang lain tidak akan menemukan mu, aku pasti akan menemukanmu, itu pasti.
Cyndi : kamu waktu kecil sering main petak umpet ya?
Rizal : ha...ha....ha...ha... ini bukan soal pandai menemukan orang yang besembunyi, namun ini soal maqnet hati yang sedang bekerja.
Cyndi : apapan sih maqnet hati?
Rizal pun tertawa dan aku pun sanggup tersenyum ditengah luka yang aku rasakan, senyum yang ku torehkan kali ini sedikit membuat perihnya sakit yang kurasakan seketika lenyap, walaupun saat senyum itu usai, luka itu kembali menyakitiku.
Rizal : besok pagi kamu bangun sendiri atau aku bangunkan?
Cyndi : besok pagi?
Rizal : kan kita mau pergi ke bogor sama ibu, kamu tinggal dibogor dulu sama ibu, sampai jafran ditangkap, kalau kamu dijakarta bisa bahaya, apalagi jafran sering berkeliyaran di sekitar rumahmu. kamu lupa sama rencanau, tadi sudah bilang setuju?
Fikiranku tiba tiba tidak terfokus dan mengabaikan hal hal penting yang seharusnya aku utamakan.
Cyndi : iya-iya, maaf! aku bisa bangun sendiri rizal, besok pagi jam 4 kita berangkat kan.
Rizal : betul.
Hujan tiba tiba turun, aku dan rizal bergegas masuk kedalam apartemen, karena hujan langsung menghantam deras, sehingga percikan airnya memasuki balkon aparteman dan sedikit membasahiku dan rizal.
Rizal menggandeng tangan ku saat masuk kedalam apartemen, kami pun duduk bersama disofa, terlihat mbok sarni memeberikan teh hangat untuk kami.
”Silahkan diminum tehnya!” pinta mbok sarni sambil menaruh dua gelas teh hangat dimeja tepat berada didepan kami.
“Terimakasih mbok!“ ucap rizal, kepada mbok sarni, “silahkan diminum, cocok pas hujan-hujan begini!” perintah mbok sarni kepada kami, “ iya mbok terimakasih!” kata ku sambil melempar senyum kepada mbok sarni.
“Sama-sama non cyndi.“ Jawab mbok sarni berjalan dan melepar senyuman, meninggalkan ku dan rizal.
Obrolan ku dan rizal pun berlanjut di sofa ruang utama dimana saat ini kami sedang berdua, diiringi suara hujan yang turun dengan jelas nampak terdengar sayu dari dalam .
Cyndi : kamu nggak ngantuk
rizal? seharian kan kerja mulu.
Rizal : kalau kamu ngantuk aku akan tidur, jika kamu nggak ngantuk aku mau bahkan rela menahan ngantukku dan dengan senang hati menemani mu.
Cyndi : kamu gombal banget sih, besok nyetir sendiri kan jakarta – bogor pagi pagi buta.
Rizal : iya nggak apa-apa, aku orangnya tahan ngantuk.
Cyndi : padahal kamu nggak doyan kopi, kenapa bisa tahan ngantuk gitu ya?
Rizal : kamu tau dari mana kalau aku nggak doyan kopi?
Cyndi : habisnya tiap hari mbok sarni bikinin kamu minum teh mulu, enggak pernah aku lihat mbok sarni buatin kamu kopi.
Rizal : iya juga ya, kamu baru 1 minggu tinggal disini sudah mulai tau tentang aku.
Cyndi : iya, lumayan lah.
Rizal : kok aku ngantuk ya?
Cyndi : sudah nggak usah dipaksa, kalau ngantuk ya tidur, besok nyetir bahaya kalau ngantuk, lagian tubuhmu itu juga butuh istirahat, kalau kamu ngantar aku kebogor, besok kamu ga kerjanya?
Rizal : aku besok libur 1 hari cyndi, aku mau fokus ke kamu saja untuk besok, memastikan bahwa jafran tidak mengetahui keberadaan mu.
Jafran itu berniat lari keluar negri bersama mu cyndi.