*Cinta yang sulit adalah ketika dua nama berada didalam persimpangan hati. Tidak akan sanggup memutuskan cinta dalam kebohongan. Cinta itu diciptakan oleh kejujuran hati yang harus disampaiakan melalui kejujuran mulut.*
***
“ Rizal mengungkapkan perasaannya terhadapku, Perasaan yang disimpan rapi selama bertahun- Tahun.”
Kami pun melalui kawasan yang dipadati kantor dan mess kepolisian, aku yakin seyakin yakinnya para penjahat nggak akan ambil resiko untuk memasuki kawasan ini.
Tak lama kemudian perjalanan kami terhenti disebuah rumah, rumah yang sederhana, unik dan ASRI, dikelilingi pepohonan rindang seolah menyatu dengan alam, membuatku seketika damai saat melihatnya.
Kami semua turun dari mobil dan disambut oleh teh rina dan kang ujang, mereka terlihat sangat lucu dan kocak, baru saja kami turun, mereka yang kata rizal adalah pasangan suami istri sudah berebut bersalaman, bahkan toyol toyolan, tingkah mereka sontak membuat aku, ibu dan rizal tertawa.
Bahkan untuk membawa barang-barang kami masuk kerumah, mereka harus melakukan baris berbaris dan pemanasan dengan tujuan agar mereka kuat dan terjaga stamina.
Tingkah mereka menyerupai anggota polisi yang sedang berlatih, mungkin karena mereka sudah lama tinggal di lingkungan kepolisian, sehingga sikap mereka pun tak jauh beda dengan polisi, meskipun itu membuat mereka terlihat aneh dan lucu. Baru memasuki rumah, kami semua sudah tertawa melihat kekocakan teh rina dan kang ujang dan saat aku memasuki rumah, pandangan ku tertuju pada kolam renang yang cukup luas di belakang rumah, mataku tak berhenti memandang kolam renang indah itu.
Teh rina membantu ku dan ibu membereskan kamar, saat aku membereskan baju bajuku yang akan ku masukkan kedalam lemari, aku menemukan pakaian renangku, sayang sekali yang ku bawa adalah pakaian renangku yang paling sexy dan minim, padahal aku punya beberapa baju renang yang tidak se sexsi ini.
Aku mencoba membongkar koper ibu, berharap menemukan pakaian renang ku yang lain.
“Kamu cari apa cyndi?” tanya ibu, mencurigaiku saat aku mulai membongkar koper ibu. “Cari pakaian renang ku bu?” jawab ku sambil terus membongkar baju ibu.
”Ibu tidak bawa cyn, itu yang kamu pegang juga pakaian renang kan, kamu pasti ingin segera renang saat lihat kolam renang itu ya?”tanya ibu, sangat hafal karakterku yang sangat doyan renang, apalagi nglihat kolam renang yang sedang kosong, sayang sekali jika tidak berenang.
”Iya bu, tapi ini terlalu pendek,“ jelasku, sambil menunjukkan baju renangku kepada ibu.
“Ah... nggak kok, kayaknya sama saja dengan pakaian renang yang lain, yang penting kan kamu bisa renang.“ jawab ibu.
Setelah mendengar kata-kata ibu, ada benarnya juga, yang penting kan aku renang , aku segera berganti pakaian renang, tak lupa aku memakai handuk kimonoku untuk menutupi bagian tubuh ku saat berjalan menuju kolam renang.
Aku pun melakukan pemanasan sebentar di dalam kamar sebelum renang, setelahnya aku langsung berjalan menuju kolam renang yang kosong dan seolah menggodaku.
Sesampaianya disana langsung ku terjunkan tubuh ku kedalam air yang jernih dikolam renang ini, namun sesaat aku tersadar bahwa dikolam itu ada yang sedang berenang juga, aku langsung menghentikan gerakan ku dan melihat siapa orang tersebut .
Terlihat dengan seksama ternyata rizal yang sedang berenang, rizal yang tau akan kehadiranku pun menemuiku, sambil berenang ke arah ku.
“Kamu suka kan dengan rumah ini, karena ada kolam renang yang akan membantumu meringankan beban pikiran yang saat ini melandamu serta bisa mengobati rasa bosan mu cyn, semoga kamu betah tinggal disini!“ ucap rizal kepadaku.
Aku tersenyum mendengar ucapan rizal yang sangat tepat dan mengetahui apa kegemaran dan hobby ku, ”bener banget rizal, pandangan ku tak berhenti melihat kolam ini saat pertama kali masuk rumah mu!“ ungkap ku terus melempar senyum untuk rizal.
“Aku senang melihat mu tersenyum seperti ini, bagaimana kalau kita lomba renang, sesaui tantangan ku kemarin saat dibalkon aparteman!” ajak rizal untuk berlomba, “ baik, siapa takut .”kataku, menerima tantangan rizal.
Aku dan rizal sama-sama menaiki tangga yang berada didalam kolam renang, lalu kita berada dilantai dan berjalan bersama menuju garis start, kolam renang ini di design seperti kolam renang yang diperuntukan untuk perlombaan.
Mulai dari kedalaman dan bentuk serta standart renang semua ada dalam kolam renang ini.
Rizal mulai menghitung, pada hitungan ketiga kami langsung melemparkan tubuh kami kedalam air, aku tertinggal jauh dari rizal, namun setelah rizal berada digaris finish, rizal berbalik arah dan mendekatiku yang sedang berusaha menuju garis finish, rizal menarik tubuhku ketepi kolam renang.
Saat aku berada ditepi kolam aku pun merasa keheranan dengan sikap rizal, yang tiba-tiba menghentikan pergerakanku.
Cyndi : kamu kenapa rizal?
Rizal : tadi saat kamu renang aku melihat luka memar mu ditangan terlihat memerah.
mendengar perkataan rizal ternyat benar luka yang ada ditangan ku memerah.
Cyndi : enggak apa-apa rizal, tidak terasa sakit, nanti setelah ini aku obati, memarnya akan mereda, mungkin karena terkena air.
aku berusaha meyakinkan rizal yang mulai cemas dan tangan ku.
Rizal : kamu beneran enggak apa apa cyndi?
Cyndi : iya rizal, ini nggak sakit sama sekali, kita renang lagi yuk!
Rizal pun menarik lengan ku yang sedang ingin berenang.
Rizal : cyndi aku ingin bicara sama kamu?
Cyndi : bicara apa rizal?
Rizal : apa yang dikatakan mbok sarni tadi pagi itu benar.
Dan ternyata rizal mengungkapkan perasaan nya saat ini, aku pun tertegun dan sedikit bingung.
Cyndi : soal perasaanmu?
Rizal : iya dan gelang yang kamu pakai ini, adalah gelang pemberianku waktu SMA, kamu bisa bayangkan betapa aku sangat mencintaimu dan menyimpanmu dalam-dalam direlung jiwaku, Kamu masih ingat surat yang aku kirimkan untukmu, bahwa aku akan menemui mu 3 tahun lagi dan akan memperjuangkanmu dan inilah saat nya cyndi.
Cyndi : rizal...
Aku tak tau harus berkata apa, aku hanya bisa menyebut nama rizal, aku juga tidak tau apakah aku benar-benar mencintai rizal saat ini atau masih mencintai jafran, jafran dan rizal berada dipersimpangan hati ku dan aku sadari jika aku menolak dan mengecewakan rizal , maka betapa bodohnya aku, tak mungkin aku melepas manusia baik seperti rizal.
Rizal : kamu pasti kaget?
“Sebenarnya aku sudah tau rizal, bahkan sangat tau, saat ini aku hanya bingung dengan hatiku dan tak kuasa memberikan keputusan, cinta di ciptakan melalui kejujuran hati dan seharusnya disampaikan melalui kejujuran mulut.” Ucapku dalam hati.
Cyndi : rizal aku nggak tau harus bilang apa?
Rizal : aku tau kamu belum bisa memberi jawaban, suatu saat nanti kalau kamu sudah siap berilah jawaban sejujur jujurnya kepadaku.
Cyndi : iya rizal.
Rizal : cyndi aku hanya ingin kamu mengetahui bahwa aku sangat mencintaimu, perasaan ini tidak akan berubah sampai kapanpun.
Cyndi : iya rizal.
Rizal : baiklah, bagaimana kalau kita renang lagi!
Rizal mengajakku renang kembali, aku pun menerima ajakan rizal, aku berenang sedalam dalam nya untuk menghilangkan kebimbanganku dan ingin terfokus pada rizal, aku berenang sambil terus memikirkan bagaimana cara menghapus jafran yang sepertinya tersisa sedikit dihatiku, untuk memenuhi semua dengan nama rizal dalam hatiku.
Harusnya aku bisa menjawab iya saat ini, tapi aku ingin semua nya jujur dari dalam hatiku. Mulutku ingin berkata iya aku mecintaimu, namun hatiku seolah belum siap dan aku tidak bisa berpura pura.
Jujur hatiku saat ini sedang berbahagia karena mendengar langsung ungkapan hati rizal, namun juga sedikit ragu membuat kacau fikiranku, aku terus berenang sambil ku pejamkan mataku.
Namun ada gelombang air yang datang seolah menghantam tubuhku, saat ku buka mataku, gelombang air itu bersumber pada gerakan tubuh rizal yang sedang berenang.
Pergerakan begitu cepat dan terus mendekat kearah ku, wajah rizal terlihat jelas kewajah ku, bibir rizal pun mencium bibir ku, entah kenapa aku terasa lemas dan tak kuasa menghalau ciuman rizal.