Namun hal itu tidak mempengaruhi Jordan. Karena kecerdasannya, ia tidak hanya melulu menkritik omong kosong. Ia mempelajari betul-betul bagaimana Track Record Bagio. Bagio jelas unggul dalam segi kekuatan politik, unggul dalam segi pengalaman memimpin. Ia juga paham betul seluk-beluk kota Z. Meski citranya buruk di masyarakat, sepertinya itu akan teratasi dengan tindakan-tindakan nepotismenya. Jordan yakin, Bagio akan melakukan politik kotor, dengan menyogok kesana kemari, menggunakan metode pemilih palsu, menggunakan ancaman dan hal-hal licik lain untuk menang. Namun Jordan tidak mau kalah, ia terus berusaha mempelajari lawannya itu. Jordan memiliki beberapa mata-mata di kubu Bagio, untuk terus mengawasi pergerakannya dan tim kampanyenya.
Kasus Warto ini pun, tidak luput dari pengamatan Jordan. Ia lalu mengumpulkan data dan fakta mengenai Warto. Jordan tidak mengenalnya karena kala itu ia sedang menempuh pendidikan magister di ibu kota. Namun ia yakin bahwa kasus Warto ini merupakan jalan baginya untuk menumbangkan Bagio dari singgasananya.
Awalanya, Jordan pesimis akan menemukan sesuatu yang bisa ia jadikan senjata, pada kasus Warto ini. Kemungkinan sangat kecil untuk Jordan menemukan suatu tidakan kriminalisme pada kasus ini, bahkan hal itu belum tentu mengarah ke Bagio. Atau semisal, kasus Warto ini merupakan tindakan kriminal yang menyudutkan Bagio, tetap tidak cukup untuk menumbangkannya. Bagio dengan mudah menyogok apartur hukum, hakim dan jaksa, bahkan polisi pun takhluk dihadapan pundi-pundi kekayaannya. Namun Jordan tidak ingin melepaskan secuilpun kemungkinan yang ada. Jordan adalah seorang yang begitu prefeksionis.