Portal-Portal Menuju Patah

Firdhaniaty Rachmania
Chapter #23

22 - Sebelum Terbang (Jika Berbeda)

Aku seharusnya ikut dengan Ravaka untuk bertemu teman-temannya.

Kini kusadari, penting untuk mengenal dan dikenal oleh teman-teman Ravaka yang akan bersama dengannya di Nottingham. Mereka akan menghabiskan banyak waktu bersama, setidaknya aku perlu tahu orang-orang seperti apa yang akan mengelilingi Ravaka. Selain itu, jika mereka tahu aku adalah pasangan Ravaka, mereka mungkin akan menghargai keberadaanku. Tidak seharusnya aku membiarkan Ravaka pergi tanpa memastikan teman-temannya tahu kalau dia memiliki aku.

Apa yang akan berbeda jika aku menegaskan posisiku di depan mereka?


Semua hal yang berhubungan dengan hari keberangkatan Ravaka berjalan dengan baik. Pergi ke rumah kakakku sendirian, mempertemukan keluargaku dengan keluarga Ravaka, menemani Ravaka berbelanja, mengenal lebih dekat Ibu dan Kakaknya. Semuanya baik.

Kecuali satu.

 “Temen-temen aku ngajak kumpul dulu di depan sana. Aku mau ke sana dulu sebentar ya.” Ravaka bangun dari duduknya dengan tangan yang memegang ponsel.

Di sini letak salahnya. Bukan diam dan membiarkan Ravaka pergi bertemu teman-temannya sendiri, ini kesempatanku untuk menunjukkan ikatan yang kami punya. Akan sulit jika aku hanya muncul ketika mereka sudah berbaris saat check-in. Ini kesempatan yang tidak boleh aku sia-siakan.

“Aku boleh ikut nggak?” tanyaku cepat dan ikut berdiri juga.

“Ketemu temen-temen aku?” Ada setitik intonasi terkejut dari suara Ravaka.

Aku mengangguk dengan semangat.

“Yakin?” tanyanya lagi, masih dengan tatapan meragukan.

“Iya, emang kenapa kalo aku pengen ketemu temen-temen kamu sebelum kamu pergi?” Aku tidak bermaksud menginterogasinya, hanya saja aku ingin Ravaka paham kalau bertemu teman-temannya penting bagiku.

“Nggak apa-apa, cuma-” Ravaka menahan apa yang akan diucapkannya, lalu rautnya perlahan melunak. “Yaudah, ayo ayo. Sini.” Dia membuka lengan untukku.

Tempat perkumpulan para awardee ISEP dekat dengan area check-in. Ravaka bilang seharusnya ada 20 orang mahasiswa dari berbagai universitas di penjuru negeri yang berhasil terpilih untuk belajar di Nottingham. Kuperhatikan belum semuanya hadir di sini.

“Eh, Rav!” seru seseorang cowok ketika kami berjalan mendekat.

“Oy!” balas Ravaka melambaikan tangan.

Cowok itu sedang membagi-bagikan jaket bomber hitam yang menjadi seragam mereka. “Udah dateng dari tadi lu?”

“Ada lah 1 jam-an yang lalu,” jawab Ravaka.

Lihat selengkapnya